Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cewek Yang Kutemui Di Toserba [Vol 1 Chapter 3]

No One Cared About Me, But She Has. I Met Her At A Convenience Store, Then She Makes My Every Day More Fun Bahasa Indonesia




Chapter 3: Titik Balik


"Terima kasih untuk semuanya, Kuromine-kun. Yah, kamu tahu, aku tidak membutuhkanmu lagi ...... untuk tinggal di rumahku."


"Apa yang kau bicarakan? Kan penguntitnya masih............"


"Aku tidak memiliki penguntit dalam tiga minggu, kan? Kurasa aku salah sangka."


Dua hari setelah kasus dengan Yono selesai. Sabtu pagi. Aku merasakan getaran aneh dari Hoshimiya, yang telah berubah dalam beberapa hal, ketika dia memotongku tanpa konteks apa pun.


Tidak, Hoshimiya agak linglung akhir-akhir ini, atau seperti sedang memikirkan sesuatu.


Dia bangun lebih lambat dariku, menjatuhkan dan memecahkan piring ...... dan seterusnya.


Aku khawatir jika dia mungkin dalam kondisi kemerosotan, dan kemudian ini terjadi.


"......Tapi kau benar-benar berpikir kalau kau mungkin memiliki penguntit, bukan? Bukankah kita harus menunggu dan melihat sedikit lebih lama?"


"Berapa lama kamu akan terus mencari? Sepanjang waktu? Sampai kamu lulus SMA?"


"Mungkin ...... sampai ...... orang tua Hoshimiya pulang?"


"Aku tidak tahu kapan hal itu akan terjadi, oke?"


"............"


Aku ingin tahu apakah aku telah melakukan kesalahan?


Sampai beberapa waktu yang lalu - tepatnya, sampai Yono datang ke rumah ini, Hoshimiya terlihat seperti menikmati hidupnya bersamaku.


Tapi sekarang dia mencoba menolakku. Aku tidak mengerti perubahan dalam diri Hoshimiya ini.


"Nah, itu ...... orang tua Hoshimiya, bukankah mereka akan kembali dalam setahun?"


"Oh, uh ...... ya. Itu benar."


Itu sangat tidak jelas. Kupikir itu reaksi yang tidak biasa untuk seorang Hoshimiya yang menyayangi orang tuanya.


"Pokoknya, aku akan tinggal di rumah ini sedikit lebih lama."


"Itu tidak baik. Kurasa Kuromine-kun harus pulang ke rumahnya sendiri sekarang."


"Kenapa kau mencoba membuatku pulang?"


"............"


"Hoshimiya?"


"Aku sudah memikirkannya dengan tenang, dan aku bertanya-tanya apakah ini hal yang baik? Seorang pria dan wanita yang bahkan tidak menjalin hubungan tapi tinggal di bawah satu atap............"


"Kupikir sudah terlambat untuk itu....."


"Ya, Tuhan! Akulah yang mengatakan tidak apa-apa! Jika tidak ada penguntit, maka Kuromine-kun tidak perlu berada di rumah ini!"


"────"


Tidak seperti biasanya, Hoshimiya menunjukkan emosinya dan meninggikan suaranya. Aku sedikit panik.


"Kau masih tidak tahu apakah penguntitnya ada atau tidak, kan?"


"Tidak, fakta bahwa dia tidak muncul ...... meski hanya sekali sudah cukup menjadi bukti. Kurasa aku tidak cukup menarik untuk dikuntit sejak awal......."


"Meh, itu rasa remeh yang tidak berguna ....... selama kau belum yakin kalau tidak ada penguntit, aku akan terus tinggal di rumah ini."


"......Kenapa kamu sangat peduli padaku?"


"Karena aku mengkhawatirkanmu."


"......Begitu. .......Tapi, apakah kamu tidak peduli dengan Harukaze-san?"


"Yono? Sekarang, Yono tidak ada hubungannya dengan ini, kan?"


"Kalian sudah berbaikan ...... tempo hari, bukan? Jadi kupikir ...... kalian sudah berkencan......?"


Suara Hoshimiya memudar menjadi serak, tapi aku berhasil menangkap ujungnya.


......Begitu, jadi itu maksudmu. Hoshimiya mengkhawatirkan aku dan Yono.


"Sudah kubilang, Yono dan aku tidak berkencan."


"......Kalian tidak berkencan? Meskipun saling mencintai?"


Aku belum menjelaskan pada Hoshimiya apa yang telah aku bicarakan dengan Yono.


Tapi meski begitu, dia sepertinya tahu bahwa aku dan Yono memiliki perasaan satu sama lain.


"Ah ...... yah, kami tidak berkencan............"


"Kenapa tidak?"


Hoshimiya bertanya padaku, menatap mataku, tapi aku tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.


Alasan kenapa aku dan Yono tidak berkencan...


Alasannya adalah - Kuromine Riku juga menyukai Hoshimiya Ayana....


...........Tapi aku tidak bisa mengatakan itu.


"Karena aku, kan?"


"Huh?"


"Menurutku, alasan kamu tidak pacaran dengan Harukaze-san, karena kamu tinggal di ...... rumah ini, kan?"


"Hmm, itu tidak sepenuhnya benar."


"Lalu kenapa? Aku yakin Kuromine-kun menyukai Harukaze-san, kan? Kalau begitu, aku tidak berpikir kamu harus tinggal bersama gadis lain......."


"Aku benar-benar khawatir tentang Hoshimiya."


"......Apakah secara kebetulan, kamu menyukaiku, Kuromine-kun?"


"Eh?"


Hoshimiya berkata dengan wajah memerah, bibirnya bergetar.


Aku terkejut dan mataku terbelalak. Sungguh respon yang tidak terduga.


"Kurasa tidak apa-apa jika kamu menyukaiku ...... tapi kamu menyukai Harukaze-san juga, kan?"


"Yah, itu .... jika itu masalahnya, aku akan memberitahumu......"


"Apa?"


"Siapa yang kau suka, Hoshimiya?"


"Ini tidak ada hubungannya denganku!"


"Itu bukan urusanku! Tidak adil jika hanya aku satu-satunya yang diajukan begitu banyak pertanyaan! Kau juga harus memberitahuku siapa yang kau suka, kan?!"


"Aku tidak mengerti! Aku masih tidak mengerti kamu, Kuromine-kun!"


"Aku akan bertanya padamu sekarang, Hoshimiya, kau menyukai ...... aku, kan?"


"Apa?! Tidak, tidak, tidak!"


Hoshimiya, yang telah berteriak keras, menggelengkan kepalanya dengan tidak sabar.


Jika orang yang disukai Hoshimiya adalah aku, itu berarti aku dicintai oleh kedua gadis itu.


"Sebenarnya, aku tidak sepeka itu. Tapi jujur, apa kau menyukaiku......?"


"Apa yang kamu bicarakan, Kuromine-kun?! Kamu memiliki terlalu banyak imajinasi!"


"Itu karena kau sangat baik padaku, Hoshimiya! Kau sangat baik padaku dibandingkan dengan pria lain!"


"Kamu salah paham! Kamu salah memahaminya ketika aku baik padamu! Kamu tipe cowok yang tidak menarik......!"


"Aku cowok yang tidak menarik?!"


Boom! Aku merasa seperti terkena bom atom.


Tidak, tapi, kau tahu? Mengambilkan penghapusku, meminjamkan saputangan, menyapaku ...... bukankah itu artinya dia memiliki rasa padaku?


"Hoshimiya, apakah kau tidak menyukaiku............?"


"Aku tidak suka ....... jadi jangan khawatirkan aku dan pergilah ke ...... tempat Harukaze-san."


"............Hoshimiya telah menyelamatkan hidupku dan ...... itu ......."


"Mungkin akan sedikit mengganggu jika kamu tetap tinggal untuk hal semacam itu."


Mengganggu?!


"Dan Kuromine-kun, kamu sangat ceroboh ....... kamu membuatku kesal dengan mengatakan hal-hal aneh dan meraih celana dalamku tanpa ragu-ragu......."


Ada banyak keluhan tentangku.......


Mungkin ...... Hoshimiya tidak menyukaiku, melainkan sebaliknya....


"Sebenarnya, aku benci ...... Kuromine-kun, aku benci ...... Kuro ...... mine......!"


"────!"


Benci......


Aku bukan fans "Hoshimiya".


Tapi aku sangat terkejut sampai hampir memuntahkan darah.


Ahh... Tapi tetap saja....


"Tidak apa-apa jika kau tidak menyukaiku."


"......?"


"Tidak masalah jika kau tidak menyukaiku. Aku hanya khawatir pada Hoshimiya."


"Kuromine-kun......."


"Aku tidak peduli jika kau membenciku, aku hanya ingin melindungi Hoshimiya."


"─ Ah."


Aku tidak peduli siapa yang dia suka atau semacamnya. Aku hanya mengkhawatirkannya.


Jika keselamatan Hoshimiya terjamin jika aku tidak di sini, aku akan melakukan apa yang ia minta tanpa ragu-ragu.


"Kuromine-kun ...... kamu sangat peduli padaku............"


Hoshimiya, yang memberikan kesan tergerak, menyenggol meja mini. Dengan seketika itu, ponsel Hoshimiya, yang telah diletakkan di tepi meja mini, terjatuh - ponsel itu memantul di karpet dengan sangat baik hingga terlempat ke bawah TEMPAT TIDUR?!!!!!


"Aku berhasil, aku harus mendapatkannya!"


Hoshimiya menunduk ke lantai untuk menjelajah bawah tempat tidurnya────Tidak bagus! Di bawah tempat tidur itu ... buruk!


"Hoshimiya! Tunggu! Itu---"


"......Hah? Ada hal lain selain ponselku. ............Buku?"


"Hati-hati, Hoshimiya! Itu bukan buku, itu kecoa!"


"Kya! ......Tidak mungkin begitu, kan?! Apakah ini buku Kuromine-kun?!"


Mengatakan ini, Hoshimiya mengeluarkan ponsel dan buku itu dari bawah tempat tidurnya.


Kemudian dia menatap sampul buku dengan cemberut - dan wajahnya menjadi merah padam saat dia melihatnya!


"Ini, ini, ini ...... buku p*rno!"


"Ya! Ya, itu buku p*rno!"


"Dan gadis ini terlihat seperti ...... aku!"


"Ya! Dia terlihat seperti Hoshimiya!"


"Bagaimana kamu bisa menjadi begitu tidak tahu malu?! Dasar mesum!"


"Tunggu sebentar! Itu diberikan kepadaku oleh Mondo-san! Itu bukan salahku!"


"Kalau begitu, kenapa kamu tidak membuangnya saja atau memasukkannya ke dalam kotak surat Chiharu-san?!"


"............"


"Kenapa kamu diam?! Kenapa kamu menyembunyikannya di bawah tempat tidurku?!"


"Aku menyembunyikannya di bawah tempat tidurmu ...... karena itulah aturannya."


"Itu tidak benar! Kuromine-kun, kamu gila! Bagaimana bisa kamu menyembunyikan buku p*rno di bawah tempat tidur seorang gadis!"


Hoshimiya sangat putus asa, tapi sepertinya dia tertarik dengan buku itu.


Dia melirik sampul buku itu.


Demi Hoshimiya, aku terbatuk untuk menjernihkan situasi.


"Nn! Yah, itu sebabnya aku ada di sini ....... aku akan dengan senang hati membantumu soal itu mulai sekarang."

[TL: MC ngira Hoshimiya tertarik sama begituan, makanya dia ingin bantu dia buat merasakannya langsung.] 


"Kalau begitu......"


"M-Hm?"


"──── keluar dari rumahku!"


Loh, kok ................... malah begini?


***


Kelas pagi selalu berisik. Tidak ada orang yang putus asa sepertiku.


Di sudut kelas, seorang murid laki-laki sedang berbaring di mejanya, menyebarkan aura negatif.


Ya, murid itu adalah aku.


"......Ini sulit."


Aku tidak percaya Hoshimiya memberitahuku bahwa dia tidak menyukaiku, menyuruhku pergi, dan menemukan buku p*rnoku.


Yah, jika memang tidak ada penguntit, aku tidak perlu tinggal di apartemen itu seperti yang Hoshimiya katakan. Secara teori sih, seharusnya memang begitu.


Dengan kata lain, depresiku tidak lain adalah karena perasaanku sendiri.


"Maksudmu, kamu ingin tinggal bersama Hoshimiya......?"


Saat aku bergumam entah bagaimana, aku mendengar kehadiran seseorang tepat di sebelahku.


"Riku-chan. Kamu terlihat lesu."


"Yono............."


Aku mendongak dan melihat wajah Yono. Seperti biasa, dia memiliki senyum manis dan cerah di wajahnya.


Ah, hatiku yang dipenuhi dengan negativitas sedang disembuhkan......!


"Apa yang salah?"


"Aku diusir dari ...... rumah Hoshimiya."


"Aku harus segera meminta maaf kepada Ayana-chan!"


"Tolong berhenti menganggap itu salahku. ......Tidak, itu mungkin salahku......."


Aku bertanya pada Yono apa yang terjadi dengan Hoshimiya pada hari Sabtu. Yono menganggukkan kepalanya, tapi──


"Riku-chan. Itu cerita yang cukup penting."


"Benar. Jika penguntit itu tidak ada..."


"Kamu masih memiliki buku p*rno itu, kan? Coba kuperiksa."


"Buku itu? Aku tidak peduli lagi"


"Bagus! Ini masih terlalu dini untuk Riku-chan! Jika kamu benar-benar peduli dengan hal semacam itu, aku akan......!"


"Tidak, tidak apa-apa."


Yono, dengan pipinya yang merona merah, mengatakan sesuatu yang aneh dengan sikap malu-malu, jadi aku tetap tenang dan menanggapinya dengan santai.


Sejujurnya, aku ingin melakukan hal semacam itu dengan Yono. Aku ingin melakukannya, tetapi bukan sekarang.


"Kamu terlihat seperti kamu tidak termotivasi untuk melakukan apa pun."


"Ya, begitulah."


Diberi tahu bahwa dia tidak menyukaiku mungkin banyak mempengaruhiku.


Ketika dia mengatakannya, aku menjawab dengan kalimat yang tidak menyenangkan, "Aku tidak peduli jika kau membenciku, aku hanya ingin melindungi Hoshimiya." tetapi pada kenyataannya, aku memiliki kerusakan serius di hatiku.


Aku menoleh ke tengah kelas, bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Hoshimiya.


Dia masih senang berbicara dengan Kana.


Dia sama sekali tidak peduli padaku.


"Apakah ia benar-benar membenciku.....?"


"Soal penguntit, jika Ayana-chan mengatakan itu hanya imajinasinya, mungkin itulah kebenarannya."


"............"


"Dan tidak perlu juga bagi Riku-chan untuk berusaha keras demi seseorang yang mengatakan bahwa dia membencimu."


"Tapi kau tahu, Hoshimiya telah menyelamatkan hidupku......"


"Tapi orang yang menyelamatkan hidupmu mengatakan bahwa dia sudah selesai denganmu, kan?"


Itu benar. Aku terlalu gigih.


"Lagi pula, aku sedikit ...... marah."


"Huh?"


"Aku sangat berterima kasih padanya, Ayana-chan, karena dia telah menolong Riku-chan. ......Tapi aku tidak setuju dengan apa yang terjadi kali ini."


"............"


"Kupikir Ayana-chan juga menyukai Riku-chan. Aku tidak percaya jika dia bilang dia tidak menyukaimu."


"Kurasa begitu. Mungkin Hoshimiya hanya mengkhawatirkanku dan Yono dan berkata dia tidak suka padaku untuk menjauhkanku darinya....."


"Lalu apa yang akan kamu lakukan?"


"Aku tidak tahu......"


"Riku-chan tetap berusaha keras, meskipun tahu bahwa dia terluka. Aku tahu itu menyakitimu ....... jadi karena itulah, aku ingin melindungi Riku-chan."


"Yono...."


"Aku tidak ingin Riku-chan diganggu atau disakiti lagi. Aku tahu bahwa Ayana-chan adalah alasan mengapa Riku-chan ada di sini sekarang. Tapi tahukah kamu, Ayana-chan sedang menyakiti Riku-chan sekarang ........ dan aku tidak bisa memaafkannya untuk itu."


Sedikit kemarahan merembes ke dalam ekspresi Yono. Aku tidak yakin seberapa besar dia peduli padaku.


"Yono, aku---"


"Kamu tidak perlu bekerja terlalu keras lagi, Riku-chan. Kamu sudah mencapai titik balik."


"Mencapai titik balik.....?"


"Hubunganmu dengan Ayana-chan sudah berakhir. Nah, jadi ....... bisakah kita memulai dari awal lagi?"


"Memulai dari awal lagi?"


"Ya. Aku tahu kamu dan aku sudah lama bersama sebagai teman masa kecil, kan? Sama seperti dulu - tidak, kali ini aku ingin berada di sisimu sebagai kekasih......"


"────"


Meski sedikit malu saat mengatakannya, keinginan Yono langsung tersampaikan kepadaku.


Aku tidak sengaja tersedak dalam kata-kataku sendiri.


Sementara aku bertanya-tanya kata-kata apa yang harus kuucapkan kembali, lonceng berbunyi.


Para murid di kelas mulai kembali ke tempat duduk mereka.


Tidak terkecuali Yono, tapi dia menoleh padaku untuk terakhir kalinya dan berkata.


"Aku mengenalmu lebih baik daripada yang lain, dan aku menyukaimu lebih dari siapa pun."


Mengatakan ini dengan suara kecil yang hanya bisa kudengar, Yono dengan cepat kembali ke tempat duduknya.


"............"


Aku sudah lama ingin dia mengucapkan kata-kata itu. Jika dia memberitahuku itu ketika aku mengakui perasaanku padanya, aku pasti akan sangat senang hingga jantungku akan berhenti.


"............Aku tidak bekerja keras sama sekali, bukan?"


Yono bilang aku sedang bekerja keras.


 ............Tapi itu tidak benar.


Aku selalu didukung oleh Yono.


Setelah Yono mencampakkanku, aku didukung oleh Hoshimiya.


Dengan kata lain, aku baru saja menghabiskan hari-hariku dengan disembuhkan oleh Yono dan Hoshimiya.


Aku belum membayar mereka dengan cara apa pun.


"Tapi, titik balik, huh? ......Yono mungkin benar."


Pada awalnya, aku dan Hoshimiya tidak akan pernah berhubungan.


Kami bahkan tidak memiliki kesempatan untuk berbicara ...... meskipun kami berada di kelas yang sama.


"Kami hanya kembali ke rutinitas kami yang biasanya......"


Tidak, ini bukan rutinitas biasanya. Karena aku bisa menjalani kehidupan yang ideal karena bisa berkencan dengan Yono.


***


[POV Hoshimiya]


Istirahat makan siang tiba dan aku menghabiskan waktu bersama Kana seperti biasa. Meskipun aku khawatir tentang benjolan yang tersisa di hatiku, aku mencoba untuk tetap tenang saat kami terlibat dalam percakapan biasa, dan kemudian aku melihat Kuromine-kun dan Harukaze-san meninggalkan kelas bersama. Roti yang akan kubawa masuk ke mulutku berhenti di tengah kalimat.


"Ayana, apa kamu baik-baik saja? Pacarmu pergi dengan wanita lain."


"Ini tidak seperti ...... kami berkencan, kan?"


"Hah? Tapi ini belum sebulan, kan? Maksudku, bukankah kamu menyukai Kuromine?"


"Tidak lagi!"


Aku memakan roti itu secepat mungkin dan memasukkannya ke dalam mulutku. Itu bukan lagi makanan yang lezat.


"Tapi Ayana..."


"Aku baik-baik saja ......!"


Padahal aku ingin menangis.


***


[POV Kuromine]


Sepulang sekolah. Biasanya, Hoshimiya akan mengajakku untuk pulang, tapi......


"Kana, ayo pulang."


"Apakah kamu yakin tentang Kuromine?"


"Tidak lagi."


Tampaknya hubungan kami benar-benar terputus. Mereka berdua bukanlah orang yang sama.


"Riku-chan. Ayo pulang!"


"Yono...."


Yono, dengan senyum alami di wajahnya, dengan lembut mengundangku untuk pulang bersamanya.


Memikirkannya kembali, ini adalah hal yang "normal."


Sebelum aku menyatakan perasaanku pada Yono, dia yang mengajakku pulang seperti ini adalah rutinitasku sehari-hari.


Dengan kata lain, rutinitas normalku telah kembali.


"......?"


Aku merasakan sesuatu menatapku dan melihat sekeliling kelas. Beberapa anak laki-laki melihat ke arahku.


"B*jingan Kuromine itu, tepat ketika kupikir dia beralih dari Harukaze ke Hoshimiya, dia malah balik ke Harukaze lagi!"


"Mana mereka adalah dua gadis paling populer di sekolah lagi......!"


......Ini buruk. Aku tidak bisa membuat alasan dan kupikir aku dalam masalah.


Aku membawa Yono bersamaku dan kabur dari sekolah.


Aku sedang berjalan melintasi kota dalam perjalanan ke rumahku.


"Sudah lama aku tidak di rumah bersama Riku-chan."


"......Kurasa begitu."


Yono, yang berjalan di sampingku, berkata dengan nada suara yang ceria dan melenting.


Bahkan dari wajahnya yang tersenyum, dia berkata, "Aku sangat senang!" dan aku bisa merasakan emosi polosnya.


"Kamu tahu, Riku-chan ...... aku ingin berpegangan tangan."


"Meskipun kita belum berkencan?"


"Kalau begitu, ayo ... bergandengan tangan sebagai teman masa kecil! Sama seperti saat kita masih kecil!"


Aku tidak yakin seberapa besar aku ingin menjadi bagian dari ini. Kami adalah anak SMA sekarang, dan tidak sopan untuk mengikat tangan kami bersama di sini.


Aku ingin sekali bergandengan tangan dengan Yono, tapi kami sedang berjalan pulang dari sekolah.


Ada beberapa murid di sekitar kami dalam perjalanan keluar dari sekolah. Dan Yono, secara khusus menonjol karena keimutannya.


"Aku tidak keberatan menjadi mencolok, oke?"


"......Yono, kau tahu. Apa kau sadar kalau kau populer?"


"Ya, aku sadar."


"Benar, kau tidak--- Eh?!"


Aku menghentikan langkahku dan menatap wajah Yono.


Yono juga berhenti dan membuat ekspresi sedikit bersalah.


"Yah, kamu tahu ...... aku sudah mendapat pengakuan beberapa kali............"


"Eh ....... berapa kali?"


"Sejak aku masuk SMA ...... sudah sekitar sepuluh kali, kurasa."


"Banyak sekali.....!"


Itu adalah jumlah yang luar biasa saat seorang gadis populer diaku berkali-kali.


Apalagi Yono bilang, "Sejak masuk SMA......."


Jika kita menghitung masa SMP, itu akan menjadi jumlah yang mengerikan!


Tapi yang mengejutkanku adalah, aku tidak pernah mendapat pengakuan.


Jumlahnya adalah angka nol yang mengesankan.....!!!


"Tapi kau tidak pernah berkencan dengan seseorang, kan.....?"


"Ya. Aku harus menolaknya karena aku tidak yakin apa yang kurasakan secara romantis. Aku diberi tahu oleh teman-temanku bahwa aku harus mencoba berkencan dengan seseorang untuk mencobanya, tetapi aku tidak bisa ...... merasa seperti itu......."


"Aku mengerti......."


"Tentu saja. Aku tidak yakin apa yang kuharapkan. Tapi meski aku tidak menyadari cinta pertama dalam diriku, tapi aku tetap mencintaimu."


Yono mengatakan itu dengan wajah bersih dan berseri. Itu membuatku merasakan sensasi.


"Riku-chan sepertinya juga mendapatkan banyak pengakuan, bukan?"


"Oh, ah ...... yah, kau tahu. Aku tidak ingat sudah berapa kali aku diaku."


Jelas aku tidak ingat, karena aku memang tidak pernah diaku!


"Aku tahu itu. Tapi kamu masih tidak berkencan dengan siapa pun dan malah mengaku padaku. Aku sangat senang."


"............."


Aku merasa bersalah saat melihat Yono tersenyum padaku dengan wajah bahagia. Dadaku sakit.


Mengapa aku menjadi pria yang begitu tidak berguna? Aku merasa bahwa semua yang kulakukan akhir-akhir ini hanyalah berbohong.


"Riku-chan, itu ...... aku akan menunggumu............."


Yono, yang pipinya merona, merosot malu-malu.


Suasananya tampak seolah-olah dia mengharapkan sesuatu yang manis dan asam.


Aku tahu ini secara intuitif. Dia sedang menunggu pengakuan dariku.


Yono bilang dia akan menunggu jawabanku.


Sekarang yang harus kulakukan adalah mengaku padanya dan aku akan dapat memiliki kehidupan yang selalu kuimpikan.


Tujuanku sudah dekat, tepat di tanganku.


Aku mengikuti perasaanku dan membuka mulutku.


"Aku ingin kau menunggu sedikit lebih lama."


"Eh, ya. ......Oke."


Eh?


Padahal aku ingin berkata, "Aku menyukaimu, tolong berkencanlah denganku."


Yah, biarlah. Lagi pula aku masih memiliki beberapa urusan yang belum selesai.


Kupikir sedikit urusan yang belum selesai inilah yang menahanku.


Aku akan pergi dan menyelesaikannya dengan cepat malam ini.


***


Aku tahu bahwa Hoshimiya tidak ada di toserba malam ini.


Aku mempelajari shift Hoshimiya saat aku tinggal bersamanya.


"Oh, Riku-chan. Kalau kau mencari Ayana-chan, dia tidak ada di sini."


Aku, yang memiliki urusan dengan pemilik toko, datang ke toserba sedikit lewat jam 10 malam. Setelah memastikan bahwa tidak ada pelanggan di toko, aku berbicara dengan pemilik yang berada di kasir.


"Aku datang ke sini hari ini bukan untuk Hoshimiya, tapi untuk pemilik."


"Tunggu, Riku-chan. Memang benar kalau aku cantik, tapi tidak baik bagimu untuk menggodaku."


"............"


"............"


...................


"Kau menawariku pekerjaan di sini sebelumnya, bukan? Maaf, tapi aku harus menolaknya."


"Ya ampun - sayang sekali. Tapi aku senang kau berkata begitu."


Ini adalah urusanku yang belum selesai. Pemilik mungkin mengatakannya tanpa berpikir, tapi aku ingin memberinya jawaban resmi.


"Hei, Riku-chan, tidakkah kau ingin bekerja dengan Ayana-chan?"


"......Kupikir mungkin Hoshimiya tidak mau bekerja denganku."


"Begitu......"


Pemilik sepertinya merasakan ada sesuatu yang terjadi antara aku dan Hoshimiya dan tidak mengejar masalah itu.


Namun, dia mulai berbicara pelan tentang Hoshimiya.


"Sabtu dan Minggu lalu, kau tahu ...... Ayana-chan, dia terlihat sangat kesepian."


"Kesepian? Maksudmu?"


"Ya, itu benar. Dia tampak kesepian, dan kemudian dia tampak seperti akan menangis. ......Ya, bahkan para pelanggan mengkhawatirkannya.


"............"


"Itu ...... wajah orang yang menyesal. Itu adalah penyesalan yang akan tinggal bersamanya selama sisa hidupnya."


"......Aku mengerti."


"Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua, tapi ...... aku harap kau tidak menyesal, Riku-chan."


***


"Oh, itu Riku-kun, bukan? Jarang melihatmu di tempat seperti ini."


Setelah mendengar kabar dari pemilik, aku mengendarai sepeda dengan santai melintasi kota pada malam hari dalam perjalanan pulang. Aku melihat Mondo-san berjalan di depanku, jadi aku menghentikan sepedaku dan berbalik menghadapnya.


"Mondo-san ....... Apakah kau yakin diizinkan keluar selarut ini?"


"Itu bukan sesuatu yang kamu, anak di bawah umur, akan katakan. Aku dalam perjalanan pulang dari pesta minum. Riku-kun, bukankah kamu harus kembali ke rumah Ayana-chan?"


"Yah......"


"Aku tahu pasti ada sesuatu yang terjadi."


"............"


Dia melihat menembusku.


"Rumah Riku-kun, apakah di dekat sini?"


"Ya. Sekitar tiga jam perjalanan."


"Itu tidak dekat sama sekali, tahu? Kalau begitu, maukah kamu menginap di tempatku?"


"Tidak, terima kasih. Aku khawatir aku akan dimakan olehmu."


"Tidak, tidak, aku tidak akan menyentuh anak di bawah umur.  ......Tapi apa kamu yakin kamu baik-baik saja?"


"......Ya. Baiklah, kalau begitu."


Aku kembali ke sepedaku dan mulai mengayuh lagi.


Aku baru saja hendak melewati Kadono-san.


"Ketika aku pergi ke rumah Ayana-chan pada Sabtu sore...."


"────"


Aku segera mengerem, menghentikan sepeda, dan mendengarkan kata-kata Mondo-san.


"Ketika aku menekan interkom, Ayana-chan membuka pintunya dengan kekuatan yang luar biasa. Dia tampak sangat bahagia. Tapi kemudian, ketika dia melihat wajahku, dia membuat wajah kecewa, seolah-olah sedih."


"......Apa yang salah dengan itu?"


"Ayana-chan, kurasa dia mengharapkan orang lain yang datang."


"............"


"Tapi aku tidak tahu siapa itu. Jadi, bocah nakal, cepatlah pulang. Orang-orang yang mencintaimu akan sedih jika terjadi sesuatu padamu."


Menutup percakapan dengan kata-kata serius, Mondo-san memunggungiku dan berjalan pergi.


Apa coba? Tapi dia terlihat agak dewasa.


Aku hanya bisa berdiri di sana dan menatap punggungnya saat dia menghilang ke dalam kegelapan.