Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Para Cewek Yang Mengolokku Rupanya Suka Padaku Setelah Aku Menolepkan Diri [Vol 1 Chapter 4]

I Insulated Myself From The Beautiful Girls Who Always Made Fun Of Me, And It Seems That They Actually Love Me Bahasa Indonesia




Chapter 4: Perpisahan Junior


[POV Akane]


Lonceng berbunyi, menandakan akhir dari hari sekolah lainnya. Semua murid di sekitarku bersukacita karena berhasil keluar dari rentetan kelas yang membosankan. Senyumku, bagaimanapun juga, adalah karena aku bisa melihat orang yang kusayangi sekali lagi. Jantungku berdegup kencang untuk antisipasi.


Aku tidak sabar untuk melihat wajah Senpai. Aku ingin bicara dengannya secepatnya!


"Akane, ingin pergi ke karaoke denganku hari ini?”


"Maaf! Aku punya tempat untuk kutuju sekarang..."


"Senpai itu lagi? Kamu menyukainya, kan~?”


Diejek oleh teman-temanku rasanya memalukan, tetapi aku tidak bisa peduli tentang semua itu. Lagi pula, ini adalah pertama kalinya aku bisa melihatnya setelah sebulan penuh liburan. Begitu kelas berakhir, aku bergegas keluar dari kelas untuk menjemputnya. Aku seharusnya berjalan biasa, tetapi aku tidak bisa mengendalikan diri dan berlari sepanjang jalan. Melewati dua langkah sekaligus, aku menaiki tangga dan mendorong maju ke kelas, semua kulakukan agar aku bisa menghubunginya secepat mungkin.


"Yuta-senpai, aku di sini untuk menangkapmu!”


Namun, kursinya sangat kosong. Setiap kali aku mengunjungi kelasnya, dia selalu menungguku dengan senyum di wajahnya. Sebagian besar murid masih belum pergi, Namun dia tidak terlihat di mana pun.


"Um, permisi, Apakah Yuta-senpai absen hari ini?”


"T-Tidak, dia tidak ... kupikir dia sudah pulang..."


Aku selalu pergi menemuinya setiap hari, jadi aku adalah wajah yang akrab di sekitar sini. Mengetahui mengapa aku muncul, teman-teman sekelasnya segera memberitahuku ke mana dia pergi ... tetapi mengapa dia meninggalkanku ketika dia biasanya menungguku? Mungkinkah dia merasa tidak enak badan?  Betapa beruntungnya. Dalam hal ini, aku akan merawatnya! Berterima kasihlau kepada orang yang memberitahuku ke mana dia pergi. Jadi, aku meninggalkan kelas.


Saat aku berjalan keluar dari sekolah, aku melihat bagian belakang Senpai yang ingin kulihat. Rambut dan posturnya sedikit berbeda,tapi aku tahu bahwa itu dia. Ini adalah kekuatan cinta! Melihat sedikit lebih dekat, dia berjalan dengan tenang dan sepertinya dalam keadaan sehat. Aku khawatir karena dia tidak membalas satu pesan pun yang kukirim selama liburan musim panas, jadi hari ini dia harus memberiku banyak perhatian sampai aku puas.


Segera, aku mencapai batasku setelah beberapa saat menonton punggungnya, dan aku tidak bisa menahannya lagi. Aku berlari ke dan memeluknya dari belakang.


"Senpai~~~!”


"...Kurosaki, huh. Sakit.”


Dia menoleh setengah ke arahku, memeriksa juniornya yang imut. Dia tampak sedikit lebih kasar dari biasanya,, tapi entah bagaimana, itu keren dengan caranya sendiri. Itu membuat hatiku mengepal.


"Maafkan aku! Tunggu, sebelum itu, apa yang terjadi denganmu?! Apakah ini 'debut liburan musim panas'-mu atau semacamnya? Apakah kamu baru saja mendapatkan pacar atau sejenisnya?”


Itu mungkin karena aku sudah lama tidak melihatnya, tapi dia terlihat lebih baik dari sebelumnya. Wajahnya yang rapi luar biasa serta potongan rambut barunya, dan dia menahan diri dengan percaya diri. Aku sudah menyukai penampilannya yang bagus sebelumnya, tetapi dirinya yang baru juga memiliki pesona yang cukup untuk menjerat mataku.


Aku sangat senang melihatnya setelah waktu yang lama, aku bahkan tidak menunggu tanggapannya dan terus berbicara dengan riang.


"Bahkan dengan debut musim panasmu, kamu tidak akan pernah mendapatkan pacar, Senpai! Hehe, apakah kamu ingin satu sampai sebegitunya? Yah, mau bagaimana lagi, jika kamu menginginkannya, aku bisa menjadi milikmu—"


"Maaf, tapi diamlah. Suaramu berdering di kepalaku.”

[TL: My man ☕]


"...Huh?”


***


[POV Yuta]


"...Huh?”


Kata-katanya keluar layaknya peluru yang ditembakkan dari senapan mesin, dan berhenti dengan kata seruku. Yang tersisa setelah interupsiku adalah wajahnya yang bingung dan keheningan yang memekakkan telinga.


"Terus kenapa jika ini adalah 'debut liburan musim panas'-ku? Terus kenapa jika aku ingin punya pacar? Mengapa kau pikir aku tidak bisa mendapatkan satu, huh? Jangan menertawakan upaya orang lain dengan begitu mudahnya."


"Tunggu sebentar, Senpai ... S-Sen..."


Keringat menetes di dahinya saat dia mencoba mengatasi situasi, tangannya membeku di udara, tanpa tempat untuk pergi.


"Apa itu? Kau selalu mengolok-olokku, tapi ketika aku membalas, kau tidak bisa menerimanya? Jika kau begitu lemah, kau sebaiknya bekerja pada kekuatan mentalmu sendiri sebelum kau mempertimbangkan untuk menyalahgunakan orang lain.”


Mata junior bergoyang dan pipinya berkedut karena cemas. Penampilannya yang sedikit terbalik memiliki kesan yang keras, tetapi wajahnya terdefinisi dengan baik dengan sendirinya, jadi itu tidak masalah. Dia cantik tanpa celah.


Dia cukup tinggi seukuran rata-rata anak laki-laki dan memiliki payudara yang lebih besar dari rata-rata anak perempuan. Dia memiliki style yang luar biasa, berbeda dari Asakawa. Meskipun tidak memiliki banyak teman pria, tapi dia adalah objek kekaguman khusunya keseluruhan anak tahun pertama, mengingat dia memperlakukan semua orang setara.


Aku ingat aku sedang mendengarkan band yang kusukai dalam perjalanan pulang naik kereta dari sekolah, dan Akane Kurosaki mendekatiku karena band itu juga salah satu favoritnya. Setelah itu, dia melekat padaki dan kami sering pergi ke arcade, menonton film, dan semuanya bersama-sama. Namun, setelah aku mengatakan kepadanya bahwa aku diselingkuhi dan dicampakkan oleh mantanku, dia mulai mengolok-olokku.


...Kalian tahu,? Aku mulai percaya padanya. Aku yakin pada saat itu, dia tidak akan pernah meninggalkanku sendiri, bahwa dia tidak pernah menyangkal perasaanku. Tapi realitas punya rencana lain. Aku dikhianati sekali lagi, meskipun dalam arti kata yang berbeda. Tapi tetap saja, aku terus tertawa. Aku berpikir saat itu bahwa jika aku berusaha lebih keras, jika aku lebih baik, mungkin dia akhirnya akan mengerti aku. Jadi aku menerima leluconnya yang tanpa henti, tetapi semua itu akan berakhir hari ini.


Aku telah menyerah pada kebohongan manis yang disebut harapan. Kebaikan tanpa perasaan yang tiada artinya. Menilai dari reaksi Kurosaki sekarang, kurasa dia tidak pernah diolok-olok karena daya tariknya.


Dia tidak lagi diperlukan dalam hidupku.


"Aku bukan Senpai tersayangmu lagi. Kau tidak peduli apakah itu aku atau tidak selama kau bisa menyalahgunakannya dengan nyaman, bukan? Maaf, tapi mulai dari sekarang, kau harus mencari orang lain untuk melakukan itu."


"A-Aku tidak bermaksud mengolok-olokmu ... hiks, aku minta maaf ... Senpai..."


"Apakah aku harus memaafkanmu karena kau menangis? Terus, apakah itu semua salahku karena bukan aku yang menangis? Itu konyol. Aku tidak bisa bermain-main denganmu lagi."

[TL: ☕ ]


Aku terhuyung-huyung, menjauh dari Kurosaki. Dia perlahan berjalan ke arahku, bahkan setelah aku melarikan diri dari pelukannya. Meskipun melihatnya terisak-isak, hatiku tidak goyah sedikit pun.


"S-Senpai ... jangan pergi..."


Memunggunginya dan kata-katanya yang lemah, aku pulang ke rumahku. Aku telah mengatur ulang semua hubungan utama dalam hidupku, dan akhirnya aku menolak semua gadis beracun itu. Akhirnya, aku mulai dari awal lagi. Hanya dirikulah yang bisa benar-benar mencintai dan melindungi diriku sendiri. Aku akan mendapatkan kembali harga diri dan kebangganku yang hilang karena orang lain.


Sungguh perasaan yang bagus ... untuk tidak dipengaruhi oleh kata-kata orang lain.


Ketika aku sampai, itu sudah gelap di luar. Melihat melalui jendela, aku melihat bintang-bintang membentang hingga tak terbatas di luar, berkelap-kelip indah di atas kepalaku. Aku biasanya tidak bisa melihat mereka, tetapi sekarang rasanya seolah-olah bintang paling terang dari atas sana memperhatikanku dengan mata yang hangat.


Translated by : Nursetiadi