Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Para Cewek Yang Mengolokku Rupanya Suka Padaku Setelah Aku Menolepkan Diri [Vol 1 Chapter 5.1]

I Insulated Myself From The Beautiful Girls Who Always Made Fun Of Me, And It Seems That They Actually Love Me Bahasa Indonesia




Chapter 5.1: Perpisahan, kan?


Keesokan harinya.


Tampaknya perubahan mendadakku menciptakan jurang atau lebih tepatnya dinding antara aku dan teman sekelasku. Yah, tidak ada yang sangat dekat denganku, untuk mengawalinya. Namun, ini adalah kesempatan tersendiri. Sekarang tidak ada orang yang ingin berbicara denganku, aku hanya perlu mengamati dan mencari orang-orang yang ingin berteman.


Aku tidak ingin mengisolasi diri dari semua orang. Tentu saja, aku juga ingin punya teman. Aku merindukan masa muda yang sempurna di mana aku dikelilingi oleh mereka. Tapi bagaimana aku bisa berteman dengan seseorang sekarang? Apakah itu sesuatu yang harus kucari secara aktif?


Melihat ke belakang, aku selalu begitu sibuk dengan mencoba memuaskan orang lain sehingga aku tidak pernah benar-benar memiliki teman yang benar-benar kukenal. Setelah liburan musim panas tahun keduaku di SMA, hubungan di dalam kelasku sudah terjalin dan pada dasarnya sudah lengkap. Tidak mungkin bagi orang asing untuk tiba-tiba bergabung.


Mengingat itu, sangat sulit untuk berteman pada saat ini, tetapi tidak semuanya mustahil. Pertama, aku harus mengambil waktuku dan memicu rencana dan strategi.


Memimpikan kehidupan SMA yang kuinginkan, aku membuka pintu kelas.


"Selamat pagi, Yuu.”


“…”


Mata gadis kang selingkuh itu sedikit bengkak, mungkin karena menangis semalam.


Duduk di kursiku, dia mengangkat tangannya sedikit untuk menunjukkan kehadirannya. Ada apa dengan sapaan yang canggung itu?


Aku memotong kata-katanya kemarin. Aku yakin itu bukan mimpi atau ilusi. Jika iya, bukankah semua perbaikanku selama liburan musim panas juga hanyalah isapan jempol dari jiwaku sendiri? Sebenarnya, kenapa dia duduk di kursiku? Mungkinkah dia menggunakan bahasa yang berbeda dariku sama sekali? Aku ceroboh. Aku seharusnya menggunakan bahasa Inggris, yang dianggap sebagai bahasa pergaulan dunia, alih-alih berpuas diri dan menggunakan Bahasa Jepang.


Sayangnya, bahasa Inggrisku ampas. Aku ingat suatu kali orang asing menanyakanku soal arah. Aku sangat buruk saat itu sehingga dia hampir tidak bisa mendengarku, dan aku akhirnya harus membawanya ke kantor polisi untuk meminta bantuan ... sangat disayangkan, tetapi satu-satunya cara di mana aku dapat berkomunikasi adalah melalui bahasa Jepang. Aku menyesal bahwa bahasa Inggris tidak ada di jadwalku untuk peningkatan diri selama liburan.


"Itu kursiku. Enyahlah."

[TL: ☕ ]


"Yuu, aku melihat bahwa kamu akhirnya terbuka tentang perasaanmu, tapi lelucon kemarin terlu keras. Aku marah mendengarmu tidak menganggapku sebagai teman, bahkan jika itu hanya olokan. Selain itu, Panggil aku Yumi seperti yang kamu biasa—"


"Itu bukan lelucon.”


Apakah aku tidak tampak berbeda? Aku tidak mengerti apa yang dia katakan sama sekali. Aku berbicara tentang perasaanku untuk pertama kali dan dia memperlakukannya sebagai lelucon?


"Hei, Yuu? Berhentilah berpura-pura marah padaku. Maaf jika aku telah melakukan sesuatu, tapi ini tentang—"


"Kau menyesal...? Apa gunanya meminta maaf sekarang? Hatiku sudah berantakan karena orang sepertimu selalu menyangkal setiap perasaanku. Bahkan jika kau meremas selembar kertas, lalu mencoba meluruskannya kembali, kerutannya tidak akan pernah pudar. Tidak akan pernah."


Tatapannya menunjukkan bahwa dia mencoba untuk menebus kesalahannya, tetapi semua kata-katanya melewatkan intinya. Berbeda dengan dua lainnya yang kupotong, Asakawa berselingkuh dan meninggalkanku. Bahkan jika dia meminta maaf, hatiku yang hancur tidak bisa diperbaiki kembali. Ekspresinya membeku saat dia mendengar kata-kataku. Tampaknya ia akhirnya memahaminya.


"I-Itu ... usahaku ... untuk apa yang kumiliki..."


Sama seperti kemarin, Asakawa melesat keluar dari kelas, jejak air mata pahit mengikuti di belakangnya. Namun, tidak seperti terakhir kali, mulutnya tertutup rapat dan ekspresinya putus asa. Sepertinya dia tidak mau mengakui sesuatu, seolah-olah dia dalam penyangkalan keras tentang seluruh situasi. Pada akhirnya, dia tidak kembali bahkan setelah kelas dimulai. Rupanya, dia pulang lebih awal.


Suasana di sekitarku suram, tetapi satu-satunya hal yang tersisa di hatiku adalah rasa pencapaian. Aku akhirnya menyampaikan pikiranku dan mengungkapkannya dengan cara yang jelas. Aku menghabiskan sisa hari dengan perasaan segar.


Begitu sampai di rumah, aku memutuskan untuk melanjutkan latihan ototku.


Itu sudah menjadi bagian dari rutinitas harianku. Aku sekarang dapat melakukannya lebih sering dan konsisten daripada saat pertama kali memulainya. Ini baru sebulan sejak itu, jadi sementara belum ada perubahan yang terlihat dalam diriku, aku masih merasa tubuhku lebih ringan dan lebih sehat dari sebelumnya. Pikiranku juga lebih tenang dari biasanya. Apa yang kupelajari dari semua itu adalah membangun kebiasaan adalah hal yang paling penting dan sulit untuk dicapai.


Selanjutnya, aku memutuskan untuk membuka akun media sosialku yang baru dibuat untuk mengumpulkan info tentang tren mode saat ini dan masa depan. Khususnya ke pakaian musim gugur/musim dingin. Sejujurnya, aku dulu berpikir bahwa aku bisa mengambil sesuatu dan pergi, dan dalam beberapa hal, aku masih berpikiran sama, tetapi sekarang aku melihat kesejukan dalam banyak pakaian. Apa yang membuatku termotivasi untuk berpakaian bagus adalah aku ingin menyesuaikan pakaian yang kusuka. Aku ingin menjadi pria yang menitik.


Aku pernah melihat foto orang yang tampan mengenakan pakaian murah, dan seseorang dengan wajah yang kurang diberkahi mengenakan pakaian super mahal berdampingan. Mereka berdua juga berganti pakaian satu sama lain. Hasilnya adalah keduanya cocok untuk orang yang tampan, dan bahkan pakaian murah bisa terlihat bagus jika dikenakan dengan benar, dengan getaran yang tepat dan semacamnya.

[TL: Getaran/Vibes.]


Dengan kata lain, jika kau ingin mengenakan pakaian yang kau suka, kau harus mengembangkan getaran untuk mencocokkannya ... ini adalah dunia yang sulit kita tinggali, huh.


Setelah aku selesai makan malam, aku memangkas alisku dan mandi. Aku bisa melakukannya keesokan paginya, tetapi untuk beberapa alasan, aku merasa ingin melakukannya sekarang. Aku skeptis ketika aku melihat sebuah artikel di internet yang mengatakan, "alis dapat membuat perbedaan besar dalam kesan seseorang," tetapi pada kenyataannya, mereka benar. Alis yang terawat rapi memberikan getaran yang bermartabat.


Aku tidak bisa berhenti memikirkan penata rambut yang melakukannya dengan benar pada percobaan pertama. Meski dia agak kasar. Setelah aku selesai merapikan alisku, aku juga memangkas kukuku dan akhirnya masuk ke kamar mandi, dan setelah mandi, waktu untuk relaksasi akhirnya tiba. Aku diam-diam menantikan untuk menonton semua anime yang telah kurekam.


Di layar, aku melihat protagonis dan heroine bertengkar. Dia bersalah, tetapi heroine itu melakukan sesuatu yang mengerikan sebagai tanggapan. Pada akhirnya, bagaimanapun, keduanya mengakui kesalahan masing-masing, meminta maaf dan kembali ke bagaimana mereka ... aku tidak membenci cara hal-hal ini dibuka, tetapi aku hanya harus menekan tombol stop.


Aku biasanya menyukai romcom, tetapi aku kehilangan banyak daya tarik mereka akhir-akhir ini. Kerinduanku untuk asmara pasti menghilang setelah semua yang terjadi.


Sama seperti protagonis di layar, aku bisa mematuhi dan menyampaikan pikiranku tanpa cadangan. Namun, untuk beberapa alasan, dia masih membuatku terpesona.


Translated by : Nursetiadi