Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Si Cupu Rupanya Suhu [Vol 1 Chapter 4.2]

The Asocial Guy Who Gets Pushed Around Is Actually The Strongest Bahasa Indonesia




Chapter 4.2: Kemungkinan Untuk Tidak Dapat Bertemu Dengan Pria Asosial Lagi


Aku menyelesaikan kelas sore dan bersiap untuk pulang.


Tapi ketika aku hendak pergi ke stasiun bersama Hiromi, dia menolaknya karena ia telah memiliki janji dengan orang lain dan berbalik meninggalkanku.


Mau tidak mau, aku harus pergi ke stasiun sendirian, dan entah kenapa, aku merasa agak kesepian.


'Itu benar.  Hiromi juga memiliki teman lain selain diriku.'


Awan gelap semakin memenuhi langit.


Aku yakin pasti karena cuaca hari inilah yang membuatku jadi merasa seperti ini.


'Aku ingin sampai di rumah sebelum hujan turun...'


Untungnya, aku membawa payung lipat, jadi tidak akan ada masalah meskipun hujan mulai turun sekarang.


"----Permisi?"


"Huh?"


Seorang anak laki-laki yang tampak pemalu berbicara kepadaku di pinggir sempit.


"Maaf.  Bolehkah aku minta bantuanmu sebentar?"


"Ah, iya."


Dia terlihat seperti murid dari sekolah lain, tapi seragam dari sekolah mana itu?  Aku tidak ingat.


Karena ia tampak berada dalam masalah, jadi aku menerima permintaannya dengan jujur.


"Ada masalah apa?"


"Aku menjatuhkan lensa kontakku..."


"Apa?!  Itu masalah besar!"


Dalam sekejap, aku langsung memasang mataku untuk menatap tanah.


Lensa kontak miliknua tampaknya sulit ditemukan karena permukaan aspal yang tidak rata.


"Apakah kamu menjatuhkannya di sekitar sini?"


"Ya, kupikir itu terjatuh di sekitar sini..."


Anak laki-laki itu menatap ke tanah dengan cemas.


Aku berjongkok di sampingnya dan menatap tanah bersama-sama.


Saat aku sedang melakukan itu, seseorang menutup mulutku dari belakang.


"Jangan bergerak, Ketua Kelas."


Sebuah suara rendah terdengar di telingaku.


Aku merinding.


Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku karena perintahnya.


"Oi, cepat ikat tangannya!"


"Ya, Kuromatsu-san."


Bocah laki-laki yang mengatakan bahwa ia telah menjatuhkan lensa kontaknua mulai mengikat tanganku dari belakang dengan ekspresi penurut.


Akhirnya, aku menyadari bahwa itu adalah bencana ketika aku mau berteriak minta tolong.


"Jangan berisik, ikuti aku."


Dengan pergelangan tangan terikat erat dan mulut tertutup, aku dibawa pergi oleh pria yang dipanggil Kuromatsu ini.


Mobil hitam terparkir di ujung gang tempat di mana aku dibawa olehnya.


"Maafkan aku Senpai karena telah merepotkanmu."


Ketika pria itu selesai bicara, jendela mobil terbuka.


Seorang pria dengan tato naga di lehernya tersenyum dan berkata,


Ini lebih baik daripada kau lucu.


"Yah, tidak masalah.  Lagi pula juniorku yang imut dari Anakuma ini mengatakan bahwa dia ingin membuat Yankee dari Yoridori menggila, jadi sebagai senpai, bukankah aku harus mendukungnya?"


"Terima kasih!"


Ketika pria itu mengucapkan terima kasih, dia membuka pintu kursi belakang dan melemparkanku ke dalamnya.


Aku terjatuh dengan wajah yang mendarat duluan karena tanganku diikat dari belakang.


Pipiku tergores di permukaan kursi yang keras yang membuatku merasa cukup kesakitan.


Setelahnya, Kuromatsu masuk ke dalam mobil dan menggeserku.


"Sini, duduk di situ."


Dia mengatakannya dengan kasar dan memperbaiki posturku ke posisi sedang duduk.


Mulutku sudah tidak tertutup lagi, tapi aku tidak bisa mengatakan apa-apa karena takut.


Aku tidak bisa melihat orang seperti apa Kuromatsu ini karena dia terus menutupi mulutku dari belakang sampai beberapa saat yang lalu.


Tapi sekarang, aku bisa melihatnya dengan jelas.


Dia adalah seorang pria besar yang matanya tajam dan mengenakan sapu tangan merah untuk menutupi wajahnya.


Kelihatannya, dia lebih tinggi dari Kyu-kun, orang paling tinggi yang pernah kukenal.


Orang yang duduk di kursi kemjdi menyebut Kuromatsu sebagai "Junior imut Anakuma".


'Oh tidak ... aku tertangkap oleh Yankee dari SMA Anakuma...?!!  SMA Anakuma adalah sarangnya para Yankee...!!!'


Aku mendengar bahwa di sekolah itu, yang mana hanya memiliki Yankee dari kelas 1 sampai kelas 3, memiliki faksi di setiap angkatannya, dan bos dari setiap angkatannya memerintah semua murid dari angkatan yang sama dengannya.


Aku merasakan tekanan yang tidak bisa terbendung dari pria ini, yang membuatku mengeluarkan keringat dingin.


Kuromatsu mungkin bukan hanya sekadar Yankee biasa.


'Mungkinkah ... dia adalah bos dari salah satu angkatannya?!'


"Kau harus menghubungi Trio Idiot seperti yang direncanakan.  Bilang pada mereka kalau Ketua Kelas mereka yang berharga sedang ada dalam perawatan kita.  Batas waktunya adalah sampai hujan turun.  Ketika hujan sudah turun, itu artinya game over.  Dan kita akan melakukan apa pun yang kita mau pada Ketua Kelas mereka."


Kuromatsu, yang duduk di sampingku, memerintahkan bocah laki-laki yang ada di luar.


"Baik.  Apa aku harus memberi tahu lokasinya juga?"


"Tidak, mereka harus menemukannya sendiri.  Ini adalah permainan petak umpet.  Dari sudut pandang mereka, yang jahatlah yang bersembunyi."


"Dimengerti."


Anak laki-laki yang menerima perintahnya di luar mulai mengoperasikan ponsel sambil menjauh dari mobil yang kunaiki.


"Senpai, silakan mulai."  kata Kuromatsu, dan mobil pun mulai berjalan.


Aku tidak tahu ke mana aku akan dibawa pergi.


Aku hampir tersedak saat melihat pemandangan yang familiar mulai dilewati oleh mobilnya.


'Kemana aku akan dibawa pergi ?Kuromatsu menyuruh bocah tadi untuk menghubungi Trio Idiot, tapi ... apa hubungannya Trio Idiot denganku?'


Kuromatsu menyipitkan matanya saat melihatku hampir hancur oleh rasa gelisah.


"Jangan terlihat cemas begitu, Ketua kelas, kita sedang bermain petak umpet sekarang.  Mari kita bersenang-senang, oke?  Bukankah ini menyenangkan?  Iya kan?"


Rasa penuh semangat yang ada di dalam diriku beberapa saat yang lalu telah menghilang ke suatu tempat.


'Kenapa?  Kenapa aku harus mengalami hal ini...?'


Hatiku dipenuhi dengan ketakutan dan kecemasan, dan hatiku mulai berteriak.


Awan hitam yang tidak tahu kapan akan menurunkan hujan mulai memenuhi langit.