Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Si Cupu Rupanya Suhu [Vol 1 Chapter 2.6]

The Asocial Guy Who Gets Pushed Around Is Actually The Strongest Bahasa Indonesia


Chapter 2.6: Pria Asosial Yang Tak Terkalahkan


Di sebuah taman bunga di halaman sekolah yang menghadap ke lapangan. Terdapat, Usui-kun, yang mengenakan jersey dan sarung tangan, sedang mencabut rumput.


Ngomong-ngomong, tidak ada murid lain di sini.


Di tengah lapangan, para senior dari klub sepak bola dan klub bisbol sedang berdebat tentang sesuatu.


Rupanya, ada bagian dari lapangan sekolah yang sedang tidak dapat digunakan karena ada pemeliharaan, jadi mereka berdebat tentang tempat latihan masing-masing.


Itu benar, kupikir klub bisbol latihannya lebih dekat dengan taman bunga daripada biasanya.


Tapi Usui-kun tidak menyadarinya. Sepertinya dia terlalu fokus mencabut rumputnya.


Apakah dia ingin membersihkan taman bunga yang luas ini sendirian?


Aku mungkin akan frustrasi karena tidak ada yang bantu, tapi aku tidak bisa merasakan emosi kemarahan seperti itu dari Usui-kun.  Karena dia melakukan pekerjaannya dengan tenang.


'Itu benar ... dia memang terlihat seperti orang bodoh, tapi dia tidak melakukan apa-apa selain bekerja keras.'


Usui-kun, yang sedang berkonsentrasi pada pencabutan rumputnya, tidak menyadariku bahkan ketika aku sudah mendekatinya.


Jadi, aku memanggilnya dengan sekuat tenaga.


"Usui-kun!"


"K-Ketua Kelas?  Ada apa?"


Akhirnya, dia mengalihkan pandangannya dari rumput dan menatapku dengan ekspresi kosong.


Ini adalah kesempatanku!


Aku agak gugup saat memikirkan bagaimana cara memotongnya.  Jantungku berdebar-debar dan tenggorokanku gatal.


Tapi, mari jangan khawatirkan tentang hal-hal kecil lagi!  Ayo kita katakan secara langsung!


Aku mengambil napas perlahan-lahan.


Lalu ... aku memberitahu Usui-kun.


"Ano ... sebenarnya, aku mendengar percakapan Usui-kun dengan orang yang mencurigakan kemarin!  Tentang Usui-kun yang memiliki kekuatan terkuat!  Lalu ada bos yang sedang menunggu Usui-kun untuk kembali dan memberi tahu dunia tentang kekuatanmu!"


Jantungku berdetak kencang.  Aku takut karena aku tidak tahu jawaban apa yang akan dia berikan.  Tapi, aku tetap menunggu jawaban darinya.


Lalu, Usui-kun berdiri secara perlahan dan melepaskan sarung tangannya.


"Apa kau mendengar semuanya...?"


Usui-kun mengatakan itu sambil membersihkan lumpur yang menempel di tangannya.


"Maafkan aku ... aku kebetulan dekat denganmu saat itu."


"Ah ... sial.  Itu adalah cerita yang cukup panjang ... dan aku tidak ingin ada orang di sekolah yang tahu tentang hal itu."


Ini adalah pertama kalinya aku melihat wajah Usui-kun yang seperti itu.


Tanganku menjadi dingin karena gugup...


"Maaf ... aku terus bertanya-tanya apakah aku harus berpura-pura untuk tidak tahu tidak.  Tapi, aku merasa agak khawatir ... aku tahu kalau Usui-kun sangat kuat, tapi aku takut jika itu berhubungan dengan organisasi kriminal...!!"


Setelah aku mengatakan itu, Usui-kun menjatuhkan sarung tangan yang dipegangnya dengan wajah tanpa ekspresi.


"Organisasi kriminal?"


Aku bisa menebak dari ekspresi wajahnya ... sepertinya jawabannya sangat berbeda dari apa yang kupikirkan.


"Jadi ... bukan?"


"Ya, tentu saja.  Aku tidak ada hubungannya dengan organisasi kriminal, oke?"


Aku merasa panas.  Aku sangat malu.  Aku jadi ingin menggali lubang lalu mengubur diriku sendiri ke dalamnya sekarang.


"Maafkan...!  Maafkan aku !  Aku benar-benar minta maaf !  Aku benar-benar telah bertindak tidak sopan...!!!"


Ketika aku memikirkannya, itu sebenarnya sama seperti aku menuduh Usui-kun sebagai penjahat.


Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi selain meminta maaf pada Usui-kun.


"Yah, jika aku bertemu dengan orang yang mencurigakan seperti itu, tentu saja kau akan merasa khawatir.  Tapi, orang itu memang aneh.  Dia sudah berusia lebih dari 20 tahun, tapi dia masih belum sembuh dari chuunibyo."


"Lalu ... maksud dari yang terkuat itu..."


"Yah ... itu tentang permainan gunting-batu-kertas..."


Usui-kun mengatakannya dengan agak ragu.



"..............M-Maksudnya?"


"Sebenarnya ... aku tidak pernah kalah dalam permainan gunting-batu-kertas."


"Apa...?"


'Tunggu, tunggu, tunggu ... otakku masih belum konek dengan semua informasi ini...'


Mungkin karena melihatku kebingungan, Usui-kun jadi tampak tidak nyaman juga.


"Sejak aku kecil, aku sangat jago dalam permainan gunting-batu-kertas.  Dan karena aku selalu menang, jadi aku bisa berpartisipasi dalam banyak acara di mana aku bisa mendapatkan uang dan hadiah lainnya..."


"M-hm..."


"Aku sering absen dari sekolah dan pergi ke banyak tempat.  Kompetisi gunting-batu-kertas di seluruh negeri melarangku untuk ikutan karena aku masih SD.  Tapi, aku tetap bisa mendapatkan banyak hadiah dari kontes yang diadakan di pesta ulang tahun orang hebat, tapi aku tidak menyukainya karena aku merasa ada yang salah.  Apalagi, jika aku memenangkan kontesnya, aku akan mendapatkan suvenir dan tanda tangan.  Aku benar-benar malu ketika mereka melihatku, mereka akan berkata, "loh kok, lu lagi lu lagi?!""


Usui-kun, yang mengatakan semua itu, tampak sedih.


"Hmm, kamu benar-benar kuat."


"Itu tidak seperti ada cara khusus untuk memenangkannya.  Bahkan ketika aku tidak mencoba untuk menang, aku tetap menang, jadi tidak ada caranya bagiku untuk kalah.  Dan kali ini, dia ingin menyuruhku untuk berpartisipasi dalam kejuaraan dunia gunting-batu-kertas."


"Dia ingin kamu untuk berpartisipasi ... hmm, sebentar ... siapa orang mencurigakan yang datang ke sekolah saat itu?"


"Oh, aku belum memberitahumu, yah?  Orang yang mencurigakan adalah kakakku?"


"Apa?!  Kakakmu?!"


Ini pertama kalinya aku mendengar bahwa Usui-kun punya kakak.


Yah, lagi pula, baru tahun ini kami berada di kelas yang sama, ditambah aku tidak tahu apa-apa mengenai Usui-kun...


Dia melanjutkan,


"Karena dia alergi terhadap sinar matahari, jadi dia selalu berpakaian mencurigakan seperti itu untuk mencegah sengatan sinar UV.  Aku tahu kalau kulitnya lemah, dan aku juga tahu kalau itu tidak dapat dihindari lagi, tapi aku tidak suka jika dia datang ke sekolahku dan berbicara denganku seperti itu."


"Oh, begitu ... alergi, yah ... itu pasti menyulitkan.  Lalu, siapa bos yang ia maksud...?"


"Bosnya itu adalah ... pamanku.  Wajahnya mirip dengan ilustrasi di kopi kaleng, jadi kami memanggilnya bos sejak kecil.  Orang itulah yang membawaku ke berbagai acara untuk menjadi pemburu hadiah.  Karena itu tampak menyenangkan, jadi kakakku selalu mengikuti kami ke mana pun kami pergi." 


"Begitu rupanya..."


Kekuatan terkuat Usui-kum adalah tak terkalahkan dalam permainan gunting-batu-kertas.  Jadi, Usui-kun adalah anak SMA biasa.


'Seperti yang kuduga, aku hanya terlalu banyak berpikir tentang hal itu....'


Selain itu, itu sangat memalukan karena penilaianku sangat tidak realistis.


"Maafkan aku ... aku tidak akan mengganggumu lagi."


Aku tidak punya pilihan lain selain menertawai diri sendiri.


Lalu, ia mengatakan,


"Tidak, tidak.  Siapa pun pasti akan khawatir jika mereka melihatku berbicara dengan orang yang mencurigakan di sekolah."


Usui-kun yang lemah lembut itu peduli padaku.


"Kamu tidak perlu memedulikanku.  Aku selalu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu, dan semua orang berpikir kalau itu mengganggu ... jadi aku benar-benar minta maaf! "


Aku merasa bodoh karena aku selalu mengganggu orang lain.


Aku ingin segera pergi dari sini, jadi aku tidak bisa memikirkan apa yang ingin kukatakan pada Usui-kun.


Tapi kemudian, aku mendengar suara tajam seseorang.


"Awas bahaya!"


Lalu, aku melihat ke arah datangnya suara itu.