Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Si Cupu Rupanya Suhu [Vol 1 Chapter 2.5]

The Asocial Guy Who Gets Pushed Around Is Actually The Strongest Bahasa Indonesia




Chapter 2.5: Pria Asosial Yang Tak Terkalahkan


"Ya, dia punya tiga teman yang selalu bersamanya. Akira-kun tidak banyak bicara, tapi kurasa dia benar-benar bisa mengungkapkan perasaannya kepada temannya itu. Terkadang, aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi kupikir itu karena Akira-kun memikirkan banyak hal dengan caranya sendiri."


"Begitu ... terima kasih Oki-dan karena kamu telah merawat Akira dengan baik."


Hatiku berdebar saat mendengarnya.


"Ah, itu karena aku adalah ketua kelasnya!"


"Hmm?  Aku sangat lega karena ia memiliki ketua kelas yang solid seperti ini."


Aku tidak bisa berhenti berdebar-debar karena dia tersenyum seperti Usui-kun.  Aku tidak tahu apakah teman sekelasku juga merasa senang karena memiliki ketua kelas sepertiku, tapi aku cukup senang dengan apa yang ibu Usui-kun katakan tentangku.


"Ano, bisakah kamu merahasiakannya dari Akira-kun bahwa aku telah datang ke sini hari ini?  Aku malu..."


"Ya, aku mengerti.  Aku berjanji untuk merahasiakannya."


"Terima kasih!  Aku akan pergi sekarang..."


'Dia membungkuk dan langsung berlari menuju stasiun.'


Aku bertemu ibunya Usui-kun, berbicara dengannya, dan aku merasa ada yang aneh.


'Lari ke mana dia setiap hari?'


Usui-kun selalu bertindak misterius hingga bahkan orang tuanya pun tidak mengetahuinya.


Aku yakin ibunya pasti tidak tahu bahwa Usui-kun memiliki hubungan dengan seseorang yang misterius. Apakah ada rahasia yang tidak bisa ia katakan pada orang tuanya sendiri?


"Ah, elah!  Siapa dirimu sebenarnya Usui-kun?  Apa yang sedang kamu lakukan?!  Kamu membuat ibumu sangat khawatir, tahu!"


Ketika aku sedang berlari, perasaan yang tak tertahankan keluar dari mulutku.


Tidak peduli sekeras apa aku berlari, aku tetap tidak bisa menghilangkan kekhawatiranku, satu-satunya yang mulai hilang hanyalah kekuatan fisikku.


Kekhawatiran tentang Usui-kun tetap tidak mau pergi, dan asam laktat mulai menumpuk di kakiku.


Saat tiba di Stasiun Inunuma, aku kehabisan napas dan mulai berjalan pelan.


Matahari sudah hampir terbenam.  Ketika aku sampai rumah nanti, hari pasti sudah gelap.


'Jika aku menanyakannya langsung padanya, akankah dia mau menjawabnya?'


Kenapa kamu jago berkelahi?  Apa maksud dari kekuatan terkuat?  Siapa dirimu sebenarnya?


Di dalam kereta yang menuju ke rumahku, aku masih saja memikirkan tentang Usui-kun sambil melihat warna-warna yang masuk dari samping.


***


Keesokan harinya saat sepulang sekolah.


Homeroom sudah berakhir, tapi aku tidak bergerak dari kursiku.  Ada sekitar 10 teman sekelas yang masih tersisa di kelas.  Sedangkan yang lain kemungkinan pergi menuju kegiatan klub atau pulang.


Aku masih merasa khawatir tentang kemarin.  Pikiranku selalu dipenuhi oleh Usui-kun.  Aku ingin menanyakannya pada Usui-kun tentang orang yang mencurigakan itu.  Tapi aku takut.


Aku tidak ingin Usui-kun mengatakan bahwa aku sangat mengganggu ... karena apa yang dikatakan oleh teman sekelasku sebelumnya masih terasa hatiku.


'Kuharap aku bisa membicarakannya dengan Usui-kun...'


Kuharap dia mau mendengarkanku karena aku sangat penasaran.


Tapi ini benar-benar menakutkan bagiku hingga langkah kakiku terasa berat.


"Apa yang sedang kau pikirkan, Ketua Kelas?"


"Eh?"


Aku sangat terkejut saat mendengar kata-kata itu secara tiba-tiba.


Ketika aku melihat ke atas, Trio Idiot sedang berdiri di depan mejaku sambil menatapku.


Orang yang berbicara denganku barusan adalah Den-kun.


"Wajahnya lebih gelap dari biasanya, bukan?"


"Apakah kamu barusan mengkhawatirkanku?"


Ketika aku mengatakan itu, Den panik.


"Bah ... ngimpi!"


Kyu-kun menahan lengan Den-kun saat ia hendak menggaruk kepalanya.


"Den memperhatikan Ketua Kelas dengan sangat baik, bwahahaha!"


"Jangan asal ngomong! Kyuu!"


Setelah mendengar kata-kata Kyu-kun, Non-kun mengambil celah dari mereka.


"Hooh, gadis yang Den pedulikan hanyalah Ketua Kelas dan Hiromi Araki!"


"Etdah, bacot banget si Non!"


Kyu-kun dan Non-kun sama-sama menggoda Den-kun.


Ketika aku melihat tiga orang ini berkomunikasi, aku tertawa.


"Betapa indahnya melihat kalian bertiga  yang selalu dekat."


Ketika aku mengatakan itu, Trio Idiot langsung terdiam karena malu.


'Kalau dipikir-pikir, Usui-kun berteman dengan ketiga orang ini, kan? Maksudku, Usui-kun seharusnya pernah membicarakan tentang sesuatu dengan mereka, kan?'


Mereka memang pernah membully Usui-kun sebelumnya, tapi aku yakin mereka pasti sudah bersama dengan Usui-kun untuk waktu yang lama.


Bahkan jika mereka tidak diberi tahu langsung oleh orang itu sendiri, mereka seharusnya akan menyadari rahasia dari Usui-kun, kan?


Aku mengumpulkan keberanian untuk menanyakannya pada Trio Idiot.


"Ano ... tentang Usui-kun ... apakah ada yang aneh tentang Usui-kun akhir-akhir ini?"


Aku mengatakannya dengan suara kecil supaya teman sekelas di sekitarku tidak akan mendengarnya.  Tapi kemudian, Trio Idiot itu memiringkan kepalanya.


"Huh?  Akira?  Dia sama seperti biasanya, kan?" tanya Den.


"Iya, ah.  Dia sama seperti biasanya.". kata Kyu menimpali.


"Kami mengambil inisiatif untuk berbelanja, memilih sepatu, dan melakukan hobi yang sama." kata Non-kun menambahkan.


Mereka bertiga tampaknya tidak tahu apa-apa tentang Usui-kun.


"Memangnya ada apa dengan Akira?"


Den-kun bertanya padaku ketika aku sedang merenungkannya.


'Bisakah aku menyelesaikan masalah ini jika aku mengonsultasikannya dengan Trio Idiot?  Apalagi rasanya memalukan jika aku harus berkeliling sendirian ke sana dan kemari.....'


Setelah berpikir keras, aku menggelengkan kepalaku.


"T-Tidak ada apa-apa kok..."


Ketika aku menjawab begitu, kupikir itu adalah jawaban yang sangat buruk.


'Apakah aku telah menyinggungnya...?'


Aku melihat raut wajah Den-kun, tapi ia masih terlihat seperti sebelumnya.


"....Aku tidak yakin, tapi jika kau memang mengkhawatirkannya, kau bisa menanyakannya langsung padanya, kan?"


Aku merasa agak terkejut saat mendengar jawaban tak terduga dari Den-kun


"......Tidak, itu hanya akan mengganggunya jika aku melakukannya."


"Jika dia merasa terganggu, kau tinggal bilang 'aku minta maaf' di sana, kan?"


"Eh?"


"Tapi, asal kau tahu saja, Akira ... dia bukanlah tipe orang yang akan merasa terganggu jika ada yang mengkhawatirkannya."


"Aku tahu itu...."


"Jika kau sudah tahu, berarti tidak ada masalah, kan?"


Kyu-kun dan Non-kun setuju dengan kata-kata Den-kun.


Tiba-tiba, aku merasa lega karenanya.


Pipi mereka juga ikutan mengendur karena bahagia.  Yah, mungkin itu cuma khayalanku saja.


"Terima kasih. Berkat kalian, aku jadi memiliki keberanian."


"O-Oh..."


Ketika aku mengucapkan terima kasih, Trio Idiot menjadi lembut.


Seperti yang Usui-kun katakan, Trio Idiot bukanlah orang jahat.


"Hei, apa kalian tahu ada di mana Usui-kun?"


"Kalau tidak salah, dia bilang dia ingin mencabut rumput di taman bunga karena tugas komite kecantikan."


"Terima kasih, Den-kun! Terima kasih, Kyu-kun dan Non-kun!"


Setelah berterima kasih pada Trio Idiot untuk kedua kalinya, aku langsung berlari keluar kelas tanpa rasa ragu seperti sebelumnya.


Aku akan menanyakan semua yang kukhawatirkan padanya!


Ya, aku telah membulatkan tekadku!