Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tidak Ada Yang Percaya Padaku [Chapter 63]

No One Believed Me. If You Say You Believe Me Now, It’s Too Late Bahasa Indonesia




Chapter 63: Foto


Anri adalah temanku.


Namun, aku jatuh cinta dengan Anri.


......Aku tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta dengan seseorang.  Tapi, aku tahu kalau ini adalah cinta.


Ketika aku memikirkan Anri, jantungku berdebar.


Hanya dengan bersamanya, itu bisa membangkitkan semangatku.  Saat kami berpisah, aku merasa kesepian dan sedih.


……Tapi, kami masih berteman.  Aku tidak bisa meminta lebih.  Itulah pikirku.


“S-Shinjo-kun, bolehkah aku berselfie denganmu?!”


“……Tidak.  Untuk alasan tertentu, aku tidak mau berselfie dengan siapa pun selain temanku.  Maaf.……”


Setelah makan malam, para murid disuruh tinggal di kamar mereka sampai waktu rekreasi.


Ini adalah waktunya untuk berkemas dan bersiap untuk tidur.  Anri dan aku mengucapkan selamat tinggal dan memutuskan untuk kembali ke kamar kami.


Untuk beberapa alasan, aku pergi ke kamarku bersama Hiratsuka, si penggoda, dan Hirano, si pria besar.


Beberapa gadis berbicara kepada kami saat kami berada di sana.


Aku sudah sedikit terbiasa dengan orang lain, tetapi aku masih belum cukup cekatan untuk berbicara dengan orang asing.


“Hehe, Shinjo tidak mengizinkannya.  Para Yankee pasti akan marah padanya!  Berfoto denganku saja!  Eh?  T-Tunggu, kenapa kalian kabur?!"


Hiratsuka berbicara dengan para gadis itu dengan ekspresi mengigau di wajahnya, dan mereka kabur dengan ekspresi sedih di wajah mereka.


"S-Serius.  …….  Maksudku, bukankah Shinjo terlalu populer?  Aku tahu itu, menjadi keren membuatmu populer!  Mungkin aku akan mengubah karakterku juga.……”


"...... Hiratsuka, kau sudaj punya Seo, bukan?  Astaga.”


“D-Diamlah!  A-Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya?!  Kami hanya teman masa kecil.  Di samping itu……."


Aku ingin tahu apa itu, aku jadi penasaran.  Wajah genit Hiratsuka menjadi sedikit lebih serius.


“......Aku dibenci olehnya.  Dan…….   A-Ada gadis lain lagi?!"


"Tidak, itu bukan gadis lain.  Itu adikku.”


Ketika Hiratsuka hendak mengatakan sesuatu, Haruka datang ke sini bersama Nanako.


“O-Onii-chan, ehehe, apakah kamu bersenang-senang?  Hutannya menyenangkan, bukan?  Ada begitu banyak hal misterius yang bisa dijelajahi bersama Nanako!  Lihat, pine cone!”


Pakaian Haruka tertutup lumpur.  ...... Dia memiliki kotoran, dahan pohon, dan dedaunan di sekujur tubuhnya.  Dengan senyum lebar di wajahnya, dia memberiku pine cone dengan serangga di atasnya.


Aku menyikat serangga dari biji pinus itu dan mengambilnya.  …… Benda apa ini?


Yah, jangan tersinggung.  Aku yakin pine cone ini adalah harta karun dari Haruka.


"Ayo lempar ke pohon itu dan adakan kompetisi untuk melihat siapa yang paling jauh lemparannya!"


“Huh?”


Aku mengerti, benda ini bahkan tidak penting baginya.  Ini hanyalah alat untuk bersenang-senang…….


Aku memutuskan untuk melemparnya di tempat yang tepat dan membersihkan tubuh Haruka.  Tubuh Haruka sangat kotor hingga aku tidak tega melihatnya.


“Sini, biarkan aku membersihkan punggungmu juga.  Ini sangat kotor dan …….  Ibu akan marah padamu.”


“O-Onii-chan?!  …… Terimakasih.  Hehe……."


Haruka menyipitkan matanya seperti kucing.  Mulutnya juga tersenyum.


Aku merasa aneh saat melihatnya.  Aku merasakan ...... kehangatan, atau bagaimana cara mengatakannya.......


Melihat ke belakang, Haruka dan aku telah melalui banyak hal.  Aku tidak bisa mengatakan bahwa semuanya hanya masa lalu dan membiarkannya begitu saja  Bagaimanapun juga, dia adalah adik yang tak tergantikan bagiku.


Ketika aku memutuskan untuk berani dan bergerak maju, warna dunia berubah.


"……Tidak, terima kasih."


"Onii Chan?"


Haruka terlihat tercengang dengan mulut terbuka.  ...... Aku merasakan kasih sayang dari Haruka.  Ini adalah cinta keluarga.


Hubungan dengan ibuku masih canggung, tetapi jauh lebih baik daripada sebelumnya.


Ini adalah bagaimana aku akan bergerak maju sedikit demi sedikit.


......Tapi dia harus berhenti mengganggu orang lain.  Ketika aku melihat wajah Nanako, dia tampak sangat lelah yang membuatku merasa bersalah.


“Haruka…….  Kau seharusnya bermain dengan tenang hari ini.  Sekarang sudah malam, dan itu akan menjadi masalah jika kau terluka.  Lihat, Nanako-san sampai kelelahan, bukan?”


Haruka mengangguk lebar saat aku membersihkan kotoran darinya.


"Ya!  Aku mengerti!"


Aku menatap Nanako, yang tersenyum pahit.  Kalau dipikir-pikir, aku belum pernah melihatnya sejak di stasiun kereta bawah tanah.


“Selamat malam, Shinjo-kun.……”


“A-Ah, Nanako-san, apa kau baik-baik saja?”


"Ya, aku baik-baik saja.  Haruka-chan ada di sini untukku.  ...... Menyenangkan rasanya karena sangat berbeda dari saat aku masih di SMP.”


Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Nanako.  Ada beberapa aspek yang membuatku khawatir, tapi aku yakin dia akan baik-baik saja karena Haruka ada untuknya.


Nanako-san memiliki senyum damai di wajahnya.


“Ah, benar, Onii-chan!  Ayo berfoto bersama Haruka dan Nanako!”


"Aku tidak keberatan--"


Haruka menempel padamu.  Di memegang ponsel di tangannya.


Nanako berdiri di sampingku dengan malu-malu.  Jaraknya agak terlalu jauh, tapi itu wajar.


"Mou, Nanako, lebih dekatlah dengan Onii-chan!"


“Eh?  S-Seperti ini?”


"TIDAK!!  ......Yah, oke, itu dia!  Kalau begitu aku akan mulai–“


Nanako sedikit lebih dekat denganku daripada sebelumnya.  Wajah Nanako-san sedikit memerah.


Anehnya, aku juga ikutan gugup.  Kalau dipikir-pikir, aku belum pernah berfoto bersama Anri.  aku harus--


Ketika aku sedang memikirkan hal ini, potret telah dilakukan berulang kali, dan Haruka meninggalkanku dengan ekspresi puas di wajahnya.


“Aku akan mengirimkannya ke Onii-chan nanti!  Sampai jumpa!!"


"Ah, s-sampai jumpa.”


Haruka menarik lengan Nanako dan meninggalkan tempat kami.


.....Aku tidak keberatan dengan foto itu, tidak juga.


Lalu, ratapan Hiratsuka bergema di ruangan–


Aku mendengarkan keluhan Hiratsuka saat kami bersiap-siap untuk meletakkan futon di atas karpet.


"Sialan?!  Apa-apaan kau Shinjo?!  Kau sangat populer!  Mengapa kita sangat berbeda?!  Bagaimana mungkin adik perempuan yang imut seperti itu ada di dunia ini?!  Bahkan Nanako Minami-chan yang terkenal sangat imut akhir-akhir ini juga ikut dengannya!  Kau tahu, Miyu dan kau juga memiliki semacam hubungan yang misterius, kan?!  Dan Miyazaki, gadis cantik di kelas sebelah, juga teman masa kecilmu, kan?  Sial ...... ini sangat tidak adil.……”


Aku tidak suka diberitahu itu.  ...... Kau tidak perlu mengatakan bahwa kau terluka—– karena hubungan kami tidak seperti itu.


Dan aku tidak melihat para gadis itu sebagai lawan jenis.  Haruka adalah keluargaku.


Sedangkan gadis yang lain adalah ...... apa artinya mereka bagiku?


Apa yang harus kukatakan?  Aku belum move on.


“Bukan itu intinya, Hiratsuka, kenapa kau sangat membenci Seo-san?"


Hiratsuka terdiam.  Hirano menghela nafas ringan saat dia selesai meletakkan futon.


Kami adalah satu-satunya di ruangan ini sekarang.  Semua orang telah melepas futon terlebih dahulu dan pergi ke tempat para gadis.


Hiratsuka menggaruk kepalanya dan mulai berbicara dengan ringan.


***


[Ringkasan cerita Hiratsuka]


Seo dan Hiratsuka adalah teman masa kecil.


Mereka telah bersama sejak kecil dan selalu bersama.


Tampaknya, hubungan mereka mulai memburuk ketika mereka memiliki beberapa masalah di SMP.


Mereka tidak bisa jujur ​​terhadap satu sama lain, dan orang-orang di sekitar mereka mulai mengolok-olok mereka.


Saat itu, ketika para gadis sedang saling mengobrol, si Seo itu–


"Dia tidak berguna.  Dia benar-benar menjijikkan.  Maksudku, aku adalah penggemar Hayato-senpai.”

[TL: Biasa, misunderstanding. Sok tsundere tapi malah blunder.]


Sebelum mendengar kata-kata itu, Hiratsuka sebenarnya sedang berpikir untuk mengaku pada Seo.


Hiratsuka yang mendengar kata-kata itu–


“Huh?  Aku tidak memintamu untuk tetap bersamaku.  Maksudku, aku suka pada Maki-chan, tahu!"


Mereka berdua sama-sama keras kepala dan tidak bisa jujur ​​pada diri mereka sendiri …… lalu, Seo punya pacar.


Hiratsuka mulai berbicara dengan nada suara yang sembrono dan dengan cara yang sangat ceria untuk menyembunyikan keterkejutannya.


Sejak itu, Seo dan Hiratsuka memiliki hubungan yang rapuh.


Rupanya, Seo putus dengan pacarnya hanya dalam waktu seminggu.


Meski sudah putus, hubungan antara Seo dan Hiratsuka tidak pernah kembali seperti dulu.


Mereka berdua sadar akan satu sama lain, tetapi mereka tidak bisa jujur ​​satu sama lain dan menyesalinya.  Ini telah menjadi proses yang berkelanjutan.


Hirano telah memperhatikan mereka berdua dengan perasaan cemburu sejak SMP, sepertinya.


...... Aku bertanya-tanya mengapa Hiratsuka memberitahuku semua ini?


Kami tidak pernah berbicara di kelas.


Teman masa kecil, huh–


Aku punya teman masa kecil bernama Miyazaki.  Kami berpisah sebelum aku bisa mengembangkan perasaan apa pun padanya.


Seo dan Hiratsuka berbeda.  Mereka sadar satu sama lain, tetapi mereka tidak bisa jujur ​​satu sama lain.


Apakah Hiratsuka jatuh cinta pada Seo?


..... Jika dia memiliki perasaan yang sama sepertinya – maka orang itu pasti sedang merasakan perasaan yang sangat sulit.


***


Aku sedang sendirian di dapur di kamp dan memikirkan apa yang baru saja kukatakan.  Ini adalah tempat yang kuingat saat SMP.  Hidupku tidak akan sama tanpa masterku saat itu.


Tidak ada yang datang ke sini pada jam segini, jadi ini adalah tempat yang baik untuk berpikir.


“Oh, Makoto!  Kamu di sana."


“Anri?  Apa kau sudah selesai beres-beres?”


"Ya!  Makoto?  Apa kamu lelah?"


"Yah, lumayan……”


Anri terlihat bagus dalam balutan jersey.  Dia memakai pakaian yang sama dengan yang dia pakai saat berada di pusat perbelanjaan.


Aku jadi gila saat memikirkannya.


 “Ah, ya, Makoto.  Kamu berfoto dengan Haruka dan temannya sebelumnya, bukan?  B-Bukankah dia mulai genit?”


“A-Anri?  A-Apa-apaan tatapan yang menakutkan di matamu itu?”


“T-Tidak ada.  Ini sama seperti biasanya.  …….  H-Hei, bolehkah aku duduk di sebelahmu?”


“T-Tentu saja.”


Anri duduk di sebelahku.  Itu saja sudah membuatku gugup.  Ada getaran yang berbeda ketika berfoto bersama Haruka sebelumnya.


Ini membuatku gugup, tetapi juga menenangkan pikiranku.


Aku ingin menyentuh tangan Anri.  Aku ingin dekat dengan Anri.  Pikiran seperti itu muncul di benakku.


Aku tidak menyadarinya sebelumnya.  Bahkan jika aku memegang tangannya, aku akan merasa tidak enak karena kami hanyalah “teman."


Tapi, aku jatuh cinta dengan Anri.


Tiba-tiba, Anri meletakkan kepalanya di bahuku.


"……Aku sangat bahagia, …….  Aku tidak berpikir bahwa kita akan bisa memiliki kehidupan sehari-hari seperti ini.”


Aku khawatir jika dia bisa mendengar detak jantungku.


Aku khawatir jika aku tidak bisa bahagia.


Namun, saat mendengar suara Anri, ketakutanku sirna.


"—–Aku sangat bersyukur karena bisa bertemu denganmu.”


"Ya, aku juga bersyukur karena bisa bertemu Makoto.”


Itu bukan kata-kata yang indah, tetapi itu adalah kata-kata dari hati.  Kami berdua tahu itu.


Anri tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan mengarahkan kamera ke arah kami.


Potret pun berbunyi.


Wajah Anri semakin dekat, yang membuat jantungku melonjak.


“Uhm, sekali lagi, oke?  Kamu membuat wajah ekspresi lucu barusan."


“A-Anri?  A-Aku harus menyiapkan pikiranku terlebih dahulu…… ”


Kali ini, Anri menempelkan pipinya di wajahku.  Jarak di antara kami bahkan lebih dekat dari sebelumnya.


Aku pasti sedang memasang ekspresi yang aneh.  Aku bisa mendengar detak jantung Anri.


"B-Bukannya aku iri padamu karena berfoto dengan Haruka-chan atau apa, yah....”


Anri selesai memotret dan menjauh sedikit dariku.


Pipi Anri menggembung.


Kali ini, aku yang mendekati Anri.


Aku menopang bahu Anri dari belakang agar dia tidak jatuh.  Lalu, aku mendekatkan wajahnya ke wajahku.


Aku menurunkan ponselnya.


Kami saling berpandangan dan tertawa.


Pastinya, tidak akan ada lagi kesalahan di antara kami.  Tidak masalah jika aku dikhianati oleh Anri.


Aku sangat mencintai Anri.


Anri di foto—– dia terlihat sangat bahagia dengan senyum malu-malu di wajahnya—