Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tidak Ada Yang Percaya Padaku [Chapter 56]

No One Believed Me. If You Say You Believe Me Now, It’s Too Late Bahasa Indonesia




Chapter 56: Ilustrator


“Begitu, Mikey Saburo ternyata berpikir seperti itu.  Aku mengerti setengahnya, tetapi aku tidak mengerti bagian yang lebih dalam.  Yaah, itu menarik, …….  Lalu bagaimana dengan state of mind di baris 67 chapter 13?”


"Ah, itu karena Mikey Saburo, yang masih mencoba untuk mempercayai orang lain, malah ditipu dan dijual menjadi budak–“


Pada awalnya aku berbicara menggunakan honorifik, tetapi Mitobe-sensei menyuruhku untuk berbicara dengan nada suara normalku.  Aku bingung saat mendengarnya mengatakan hal seperti itu, tetapi ketika aku berkonsentrasi pada novelku, aku secara bertahap berhenti memikirkannya.


Kami sudah melakukan pertukaran ini sebanyak puluhan kali sejak tadi.


Mitobe-sensei hafal novelku.  Aku senang mendengarnya, dan aku menjawab pertanyaannya seolah-olah aku sedang melahapnya.


Hamumi sudah dibawa pergi oleh editor dan dia tidak ada di sini.


Hanya aku dan Mitobe-sensei yang ada di sofa.  Kami membicarakan tentang novel, dan suasananya makin memanas.


“Heroine, Anne, seorang beastman Pomeranian, secara bertahap tumbuh menjadi karakter yang menarik.  Kupikir dia mungkin mulai mengalami perubahan sekitar chapter 87.”


Itu saat aku bertemu Anri.


Aku telah dikhianati dan tidak bisa mempercayai siapa pun lagi, jadi aku menghabiskan waktu bersama Anri di food court.


Saat itulah hal-hal mulai berubah bagiku.


Kenangan tentang Anri melintas di benakku.  Itu adalah kenangan yang sangat penting bagiku.


“…..Aku bertemu seseorang yang luar biasa.  Aku mendapatkan kembali hatiku yang pernah mati.”


Tidak ada respon dari Mitobe-sensei.


Dia menatapku.  Agak memalukan saat ada pria tampan sedang menatapku, meskipin kami sama-sama laki-laki.


"……Bisakah kau memberiku waktu sebentar?  Aku mulai merasa ingin menggambar sedikit.”


Dia mengeluarkan pensil dan buku sketsa dari tasnya dan mulai menggambar.


Dan kemudian ponselku bergetar,……, Ah?!  Saeko-san ….. i-itu benar, ini adalah waktu untuk melakukan wawancara …….


"Mitobe-sensei ……, lihat, waktu untuk melakukan wawancaranya telah terlewat.  Aku harus segera ke kantor redaksi.”


“………….”


Mitobe-sensei berkonsentrasi sangat keras sehingga suaraku tidak sampai padanya.


Aku menghela nafas dan mengangkat telepon Saeko-san…….


Ketika aku memberi tahu Saeko-san apa yang terjadi, dia langsung datang dengan cepat ke lobi.


Wajahnya selalu ceria, tapi ...... alisnya sekarang berkerut dan dia tampak marah.


Di sebelah Saeko-san ada seorang wanita dan seorang gadis yang mengenakan berseragam.


“Hayato!  Kamu tidak boleh menggambar di sini!  Ayo, mari kita pergi ke departemen editorial!”


Mendengar perkataan gadis berseragam itu, Mitobe-sensei berdiri dengan senyum lebar di wajahnya.


“Oh, Kaede!  Aku hanya ingin menggambarnya.  Oke, mari kita pergi ke departemen editorial. ”


“Ah, a-aku Kaede Kagurazaka, s-senang bertemu denganmu.  Uhm ... aku adalah author manganya, dan orang ini, Hayato Mitobe, yang menggambar manganya.”


"Y-Ya, nama penaku Nyanta, author Mikey Saburo.  …..Nama asliku Makoto Shinjo.”


Kagurazaka-sensei dan aku saling membungkuk.  Aku tidak tahu apa alasannya, tapi saat aku melihatnya, itu membuatku merasa sangat hangat dan samat.


Dia sepertinya orang yang sangat baik.


Begitu Mitobe-sensei tiba di ruang tamu departemen editorial, dia mulai menggambar di sebelah Kagurazaka-sensei.


Jarak di antara mereka adalah setengah dekat …….  Agak memalukan untuk memperhatikan mereka.  Wajah Kagurazaka-sensei menerah, tapi dia terlihat bahagia.


“Haaa, aku iri … kalian bermesraan lagi.  Astaga!  Dan Saeko, inikah penulis "Mikey saburo"?  Dia benar-benar terlambat.  Itu sebabnya anak sekolah itu kurang baik.  Oh, kecuali Sensei.  dia seorang Sensei yang profesional dan sukses, jadi dia spesial!”


Kerutan di antara alis Saeko-san semakin dalam saat dia mendengar kata-kata dari wanita yang merupakan editor yang bertanggung jawab atas Mitobe-sensei.


Kupikir aku bisa melihat aura hitam di belakangku.  ...... Sesuatu seperti kutukan keluar dari mulut Saeko-san.


“……Yah, itu sebabnya kamu tidak populer.”


"Hmm?  Apa?  Apa katamu?  Terserahkulah!  Kamu tahu, aku sebenarnya telah menolak semua permintaan ilustrator.  Kagurazaka-sensei mengatakan bahwa dia tidak ingin melakukannya jika dia tidak bisa bekerja dengan Kaede.  Yah, aku mengatur wawancara karena Saeko, juniorku yang imut, yang memintaku untuk~”

[TL: Ada kesalahan nama di sini, karena Kagurazaka dan Kaede adalah orang yang sama.]


"......Itu benar, Senpai.  Jika Nyanta-sensei dapat menemukan artis pilihannya, kita bisa memintanya pada Hiratsuka-senpai, yang kepribadiannya kacau, sebanyak yang kita inginkan.  ……Apakah kamu bersemangat untuk bertemu dengan kontak rekan juniormu?”


"H-Huh?  A-Apa yang kamu bicarakan?!  A-Aku populer…… ”


"Hiratsuka-senpai, tolong diam sebentar.  Suara melengkingmu terlalu keras.  Aku tidak berpikir bahwa kau harus selalu sombong, Hiratsuka.  Kau menangis tempo hari ketika kau mengatakan bahwa kau memiliki pengalaman buruk di sebuah pesta."


"U-Ugghh, Itu …… karena aku adalah satu-satunya orang yang ketinggalan, dan aku bahkan tidak diundang ke after party……, ugh.”


“Hiratsuka-senpai, aku akan mendengarkan keluhanmu nanti, aku sedang bekerja sekarang, jadi jangan menangis.  Haa……”


Saeko-san mendatangiku dan berbisik di telingaku.  ……Aku agak malu karena aroma tubuhnya sama dengan Anri.


“Aku merasa berat untuk mengatakan bahwa Hiratsuka-senpai sangat baik dalam pekerjaannya, tetapi dia memiliki sifat yang sangat buruk.  ......Maaf –sepertinya gambar Mitobe-sensei sudah selesai.”


Mitobe-sensei menyerahkan buku sketsanya kepadaku dengan ekspresi puas.


"Bagaimanapun juga, semakin banyak aku mendengarnya dari authornya, semakin banyak gambaran yang datang kepadaku.  Dan masih ada banyak lagi yang bisa kudengar.  Sekarang, Nyanta, bagaimana menurutmu tentang gambarku?”


Sekilas aku mengenali pemandangan itu.


Anne, heroine Mikey Saburo, yang entah kenapa, mirip dengan Anri.


–Anne, memberikan senyum kaku pada Mikey Saburo.


Aku merinding di sekujur tubuhku.  Ini bukan hanya gambar yang bagus.  Aku belum pernah melihat gambar yang menarik emosiku hingga sejauh ini sebelumnya.


Ini adalah adegan di chapter 98 di mana Anne menunjukkan emosinya kepada Mikey Saburo untuk pertama kalinya.  Hatinya telah hancur, tetapi ini adalah pertama kalinya dia tersenyum.  ……


Apa-apaan ini?  Gambar ini sangat gila! Mengapa terlihat sangat mirip seperti foto?


Seolah-olah ini nyata….


"Ini ... A-Anne.”


Aku tidak bisa mendapatkan kata-kata yang tepat.  Mataku terbakar.  Kreasi kekanak-kanakanku ini sedang dilukis sebagai gambar.  Heroineku yang berharga sedang melakukan yang terbaik untuk tersenyum padanya.


Untuk beberapa alasan, ingatan ketika aku bertemu Anri muncul dengan jelas di benakku.


Seorang gadis yang terluka dan aku yang tersakiti.


Novel adalah satu-satunya hal yang menghubungkan kami.


Baru beberapa bulan kami bertemu.  Namun, itu semua memenuhi sebagian besar pikiranku.


Tanpa kusadari, jika aku menulis novel sambil memikirkan Anri, itu akan mempengaruhi hasil pekerjaanku.


Mitobe-sensei menatapku untuk waktu yang lama tanpa mengucapkan sepatah kata pun.


Aku tahu aku harus mengatakan sesuatu, tetapi pikiranku sedang kacau dan aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata.


“…… Oke, Kaede, bolehkah aku menggambar manga dari novel ini?  Aku merasa kalau itu akan memperluas cakupan manga kami.”


"Ya, tentu saja.  Kita masih harus banyak belajar.  Selain itu, aku juga penasaran dengan cerita buatan Nyanta-sensei.  Hehe, kita berdua berada di jalan yang sama!"


“Jika itu masalahnya … Nyanta-kun, aku menantikan untuk bekerja sama denganmu.  Aku tidak terbiasa bekerja sebagai ilustrator, tetapi aku berjanji untuk melakukan yang terbaik.”


Aku masih tidak bisa berkata apa-apa.


Pikiranku dipenuhi oleh Anri.


Aku hampir tidak bisa menahan mataku untuk tidak menganggukkan kepalaku …….


Ketika aku meninggalkan kantor sendirian, aku merasa lelah.


Setelahnya, ketika aku sudah mulai tenang, aku dibombardir dengan pertanyaan dari Mitobe-sensei.  Itu adalah waktu yang sangat menyenangkan, tetapi sangat intens sehingga otakku hampir mengalami korsleting.  Dia sangat pintar sehingga dia mengingat setiap kata dari 132 chapter ceritaku.  Dia bilang dia bisa mengingat semua hal yang dia lihat.  ……


Pertemuan kami berakhir ketika Mitobe-sensei tiba-tiba berdiri.


"Hari ini, aku akan berbelanja untuk forest school bersama Kaede.  Sisa hariku akan kupakai untuk menggambar di studioku.  Aku akan menghubungimu nanti, Nyanta-kun."  katanya, dan meninggalkan kantor redaksi.


Dia adalah pria yang aneh, tetapi dia pintar dan menggambar dengan sangat baik, yang mana hasilnya sangat meyakinkan.


Forest school, huh?


Itu diadakan awal Agustus, bukan?


Aku tidak memiliki ingatan yang baik tentang school trip, jadi aku mencoba untuk tidak mempedulikannya.


Tapi sekarang berbeda.  Aku memiliki Anri di sisiku.


Aku akan bisa melihat Anri …… sebentar lagi.  Apa aku perlu beristirahat dulu di suatu tempat?”


Bayangan tentang melihat Anri sebentar lagi membuat rasa lelahku menghilang.


 ...... Aku tidak tahu bahwa aku sekesepian ini.


Aku punya waktu beberapa jam sebelum janji pertemuan dengan Anri.


Saat aku berjalan melewati kota, aku memikirkan tentang masa lalu.


Tentu saja, sekarang aku pasti bisa menghadapi masa laluku.