Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teman Masa Kecilku Yang Terimut Di Dunia [Chapter 68]

Forever And Always, My Childhood Friend Is The Cutest Girl In The World Bahasa Indonesia




Chapter 68: Mengumpulkan Data Part 2: Mimpi Rin untuk Masa Depan


Setelah menikmati diri kami sendiri didalam footbath, kami masuk ke bus yang akan membawa kami ke onsen.


"Oh, kau punya buku dummies itu."


Kami sedang duduk di bus dan Rin tersenyum dan membuka buku "English for Dummies", suatu keharusan bagi siswa yang mengikuti ujian.


"Orang-orang yang secaara efektif menggunakan setiap menit yang mereka miliki itu yang akan paling berhasil saat tes."


"Luar biasa."


Dengan itu, Rin menepukkan tangannya.


"Jadi lalu Tohru-kun, pertanyaan pertama. Apa definisi dari 'Hot Spring'?"


Saat aku merasa percaya diri, Rin mengangkat jari telunjuknya.


"Periode yang sangat hangat antara Maret dan Juni...?"


"Kamu jelas-jelas hanya menerjemahkannya!"


"Tolonglah berhenti! Jangan melihatku seperti aku ini adalah sumpit sekali pakai di lantai!"


"Baiklah, ini petunjuknya, kita kan pergi kesana."


"Ke bus stop...?"


"Satu-satunya cara kamu lulus adalah jika kamu pergi ke sekolah badut."


"Mendapat bagian dimana kau tertawa adalah yang paling penting."


Ternyata, jawabannya adalah onsen. Kurasa kau memang belajar hal baru setiap harinya.


"Ngomong-ngomong Rin, apa kau sudah memutuskan ingin masuk ke  universitas yang mana?"


Aku menanyakan itu karena itu terus menggangguku.


"Umm, sekarang aku sudah..."


Rin memberiku daftar dari top tiga pilihannya.


"Sial, mereka semua universitas terkenal."


"Aku hana ingin meningkatkan kemungkinan untuk mendapatkan perkerjaan di bidang yang kuinginkan."


Ngomong-ngomong soal itu, aku bahkan tidak tahu apa yang ingin Rin lakukan. Aku rasa aku tidak akan pernah mendapatkan waktu yang tepat untuk bertanya atau mungkin aku hanya menhindarinya.


"Memangnya kau ingin pergi kemana?"


Setelah kesunyian yang sesaat, Rin menjawab.


"Aku ingin pergi ke... editing untuk novel, atau hal semacam itu."


Di satu sisi, aku sedikit terkejut, tapi di sisi lainnya, itu masuk akal.


"Sebuah editor, huh... Itu luar biasa."


Di kepalaku, editorku sendiri muncul. Amami-san terlihat seperti tipe orang yang suka pesta, tapi dia sebenarnya sangat paham apa itu novel dan bagaimana mereka bekerja. Terimah kasih pada editannya yang ku terapkan, ceritaku terlihat lebih ajaib. Karena dirinya, aku punya kesan bahwa editor itu luar biasa.


"Apa aku ada hubungannya dengan itu?"


"Kau memainkan peran utama."


Rin melihat kebawah dengan rasa malu.


"Kamu tahu, aku menyadari sesuatu akhir-akhir ini."


"Apa?"


"Selama sepuluh tahun, aku sudah membaca cerita-ceritamu dan memberikan kesanku pada mereka. Aku menyadari bahwa... aku sungguh menyukai cerita."


Dia menutup matanya perlahan.


"Dan ketika kamu memutuskan untuk mempublikasikan ceritamu... aku merasa senang dan tidak hanya untukmu. Senang karena cerita yang kubantu akan ditunjukkan pada dunia."


Dia menyatukan kedua telapak tangannya saat dia melanjutkan.


"Sebuah cerita yang kubantu akan menjadi terkenal... itu akan pergi ketempat yang aku tidak tahu dan orang-orang yang tidak kukenal akan membacanya. Mereka akan mengatakan itu menarik ketika mereka membacanya... Hanya memikirkan itu membuatku merasa senang, kurasa."


Rin memberikan senyuman, satu menunjukkan bagaimana senangnya dia. Itu adalah tipe senyuman yang membawa nafasku pergi dan menyihirku. Hampit segera, Rin mengambil nafas dan memerah.


"Mm-maaf untuk semua itu."


"Tidak, tidak apa."


Aku menggelengkan kepalaku dan meraihnya dengan tanganku.


"Aku pikir itu luar biasa."


Aku perlahan menepuknya.


"Rin, kau akan menjadi editor yang luar biasa."


Itu bukan hanya angan-angan, itu sesuatu yang aku percayai sepenuh hati. Aku ingat menerima semua komen itu dari Rin sebagai Nira-san, semua komen itu adalah pujianm, di waktu lain mereka kasat dan di lain waktu mereka juga menunjukkan beberapa hal. Rin memberiku semangat untuk menulis chapter terbaru setiap hari. Dia adalah pembaca sekaligus editorku. Itu karena Rin aku tidak pernah menyerah untuk menulis, aku tahu itu pasti.


Dia bijaksana melebihi usianya dan memiliki hati yang sangat baik. Dia akan bisa membantu penulis untuk meningkatkan cerita mereka dan di saat yang sama juga mendorong mereka. Dia akan menjadi editor yang luar biasa."


"Terimah kasih... banyak."


Sekali lagi, Rin melihat kebawah dengan rasa malu. Aku menemukan tanganku kembali ke kepalanya sekali lagi sifatnya terlalu manis untuk ditolak.


Di waktu yang bersamaan, aku mendengar pengumuman dari bus kami telah sampai. Kami akhirnya mencapai tujuan dari perjalanan kami.