Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teman Masa Kecilku Yang Terimut Di Dunia [Chapter 69]

Forever And Always, My Childhood Friend Is The Cutest Girl In The World Bahasa Indonesia




Chapter 69: Mengumpulkan Data Part 3: Onsen


"Wow..."


Rin mengeluarkan suara takjub saat kami sampai didepan bangunan onsen. Bahkan sebelum masuk, aku tahu bahkan sebelum memasuki ryokan ini yang sangat dalam didalam gunung yang mempunyai aura yang baik dan damai di sekitarnya.


"Ini kelihatan seperti onsen yang mewah, apa kamu yakin dengan biayanya...?"


"K-kita tidak menginap semalan, jadi aku yakin biaya untuk sehari baik-baik saja."


Aku memastikan memeriksa harganya terlebih dahuku, tapi meskipun begitu, aku merasa sedikit gugup.


"Yah, karena kita disini untuk mengumpulkan data, mungkin kita harus memilih sesuatu dengan baik untuk hasilnya nanti."


Rin mengepalkan tangannya, seolah dia membekukan dirinya sendiri untuk sehari untuk sebuah kesenangan. 


"Yah, biayanya untuk semalam juga sudah menurun."


"Ada apa dengan nada meragukanmu itu?"


"T-tidak apa!"


"Tentuu."


Rin tertawa dan mengulurkan tangannya. Aku meraih tangannya saat kami pergi kedalam.


"Oh ya, kita tidak perlu khawatir, karena tidak ada pemandian campuran."


"Bahkan jika kamu mengatakan itu, aku masih bisa merasakan nafsumu."


"Tidak ada, aku tidak punya sama sekali!"


"Sungguh?"


"Ya."


"Apa kamu yakin soal itu?"


"...Ya?"


"Kau tahu, berbohong berlebihan itu tidak bagus untukmu."


"Aku sangat minta maaf, aku berbohong selama ini, tolong maafkan aku!"


Seketika aku membungkukkan kepalaku.


"Hah.."


Rin memerah saat dia melanjutkan berbicara.


"Jika kita menunggu sebentar, maksudku tidak ada yang tidak akan aku pertimbangkan..."


Aku hanpit tidak bisa memahami apa yang dia katakan pada akhirnya karena suaranya menjadi sangat pelan. Namun, kata-katanya cukup untuk untuk membuatku pingsan bahkan sebelum memasuki pemandian air panasnya.


***


"Mandi yang luar biasa."


"Kamu bisa katakan itu sekali lagi."


Setelah selesai mandim, Rin sedang bersantai di lounge dengan senyum puas di wajahnya. Itu sugguh mandi yang luar biasa. Mandi indoor, outdoor, sebut saja, itu punya segalanya. Itu bahkan mempunya pemandian pribadi juga. Duduk di pemandian yang seluas mangkuk dan melihat ke langit biru itu adalah kebahagiaan yang luar biasa.


"Ada apa, Rin?"


Rin melihatku saat aku menanyakannya itu.


"Tohru-kun, wajahmu sedikit merah."


Dia menyentuh dahinya sendiri dengan tangannya. Tangan dinginnya hanya akan membuat temperatur tubuhku semakin naik.


"A...aku mungkin sedikit pusing."


"Oh astaga..."


Mengumpulan data dengan pulpen dan kertas itu mustahil di kamar mandi, tapi aku bisa menanganinya dengan pikiranku. Karena itu, aku menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya di kamar mandi, dimana itu akan mengakibatkan aku pusing.


"Yah kira masih punya waktu banyak, jadi beristirahatlah jika kamu butuh itu."


"Ya, tentu saja."


Aku menggerakkan tubuh bagian atasku supaya aku berbaring. Aku lalu merasakan sesuatu yang lembut membungkus dirinya sendiri pada bagian belakang kepalaku.


"Lantai ini sungguh sangat lembut."


"Kasar sekali menyebut seseorang sebagai lantai, kamu tahu."


Aku mendengar suara  Rin datang dari atas. Aku melihat keatas dan dia tersenyum di seluruh pandanganku.


"Hanya membalas budi."


Rin memberikan seringai nakal seolah dia adalah anak-anak yang melakukan lelucon.