Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teman Masa Kecilku Yang Terimut Di Dunia [Chapter 66]

Forever And Always, My Childhood Friend Is The Cutest Girl In The World Bahasa Indonesia




Chapter 66: Pergi Mengumpulkan Data


"Mengumpulkan data...?"


Itu awal minggu dan kami sedang berjalan menuju ke sekolah. Rin melihat padaku, berkedip dengan kaget.


"Ya, editorku memeberitahuku untuk melakukannya."


Dipukul saat setrika panas, seperti yang mereka katakan.


Ngomong-ngomong, aku memberitahu Rin tentang meeting saat hari itu. Karena aku ingin menambahkan chapter lain pada karyaku, aku harus pergi dan mengumpulkan data untuk meningkatkan kualitasnya.


"Baiklah... itu masuk akal."


Rin memiringkan kepalanya perlahan saat dia mendengar itu.


"Tapi apa kamu yakin ingin aku ikut juga?"


"Yah, mereka merekomendasikan aku harus membawamu juga."


"Kenapa... Oh..."


Dengan sekejap, Rin mungkin sudah sadar kenapa. Ya, ini adalah ikatan teman masa kecil kami yang membuat kami mengerti satu sama lain secepat ini. Rin menutupi dadany dan menatap ke arahku.


"S-sebaiknya kamu tidak melakukan sesuatu yang mesum!"


"Kenapa kau sampai pada ke kesimpulan itu!?"


Sepertinya telepati kami gagal kali ini.


"Intinya, aku membuat heroinenya berdasarkan dirimu, jadi... jika kita pergi bersama, itu akan membantuku membayangkan kejadian di kepalaku."


"B-baiklah kalau begitu."


Rin memainkan rambutnya saat pipinya berubah menjadi merah. Sebelum aku mengetahuinya, wajahnya juga terasa hangat. Sekarang aku memikirkannya seara rasional, membuat Rin menjadi model untuk heroineku membuatku sedikit gelisah didalam.


"Y-yah, begitulah."


Sekali lagi, aku bertanya.


"Jadi kau ingin pergi bersama?"


"Tentu ayo kita pergi."


"Cepat sekali!"


"Maksudku, Golden Week akan datang dan kamu tahu..."


Rin mulai mengendur.


"Aku bisa pergi bersama Tohru-kun."


Rin berbicara lebih cepat dan cepat saat dia memalingkan wajahnya.


"Kau terlalu imut."


"Hah!?"


Aku menaruh tanganku pada pipinya untuk membelainya. Dia melihatku dengan linglung. Emosinya dan aksinya semua terlihat imut dan cantik.


"Ngomong-ngomong, budget untuk mengumpulkan data ini akan di tanggung oleh penerbit."


"Oh, jadi kamu memang memberitahu yang sebenarnya."


"Kenapa aku berbohong!?"


"Jadi kamu dapat menangani peristiwa yang sangat misterius saat menangani tanda terima."


"Yap! Aku cukup senang untuk diriku sendiri!"


Ternyata penulis bisa menghapus biaya kerja. Sebagai contoh, harga untuk meeting dengan editor di kafe atau pergi ke suatu tempat sebagai referensi untuk cerita mereka, sesuatu seperti itu. Dengan memperhitungkan biaya-biaya itu, itu akan mengurangi pajak atas pendapatan royalti atau semacamnya.


Sejujurnya, aku tidak terlalu mengerti hal keuangan ini. Mencoba mengerti perbedaan antara kwitansi pajak putih dan biru, yang dimana itu merupakan hal-hal yang belum pernah didengar oleh sebagian besat siswa SMA, benar-benar pengalaman yang membingungkan. Kesimpulan yang kudapat adalah aku harus menghubungi seorang akuntan di beberapa waktu. Aku harus sampai pada itu.


"Apa kamu akan menaruh "Kamino Tsuzuri" sebagai nama di kuitansinya?"


 "Yah, kau tahu nama asli dari nama pena itu, jadi mengatakan itu dengan keras itu sedikit memalukan."


"Aku rasa tidak cara untuk menyembunyikan rasa malumu... Itulah yang membedakan penulis yang baik dari yang buruk kurasa."


"Argh... Masuk akal."


Jika aku punya kesempatan untuk berbicara pada diri chuuni ku di masa lalu, aku akan memberitahuna untuk berpikir matang-matang tentang nama pena yang akan dipakai.


"Jadi kemana rencanamu untuk pergi?"


"Yah, sekarang aku sedang memikirkan kemungkinan tempatnya."


"Oh, kedengarannya bagus!"


Matanya berkilau dengan kesenangan, saat aku mengambil nafas dalam. Sejak meeting itu, aku telah sangat menimbang pilihanku, aku ingin memilih tempat yang lebih mewah, juga untuk bahan ceritaku dan untuk menikmati diriku sendiri bersama Rin. Sebuah ide datang pada kepalaku.


"Bagaimana kalau perjalanan menuju onsen?"


"Onsen..."


Wajahnya menyala.


"Kedengarannya bagus. Itu bagus untukku."


Dengan cekikikan, Rin menganggukkan kepalanya. Dia tampak sangat ceria dan gelisah.


"Kamu menyukainya adalah yang terpenting."


Dengan itu, aku merasa lega.


"Sebaiknya istirahat sebelum ujian."


"B-benar, ujian."


Dadaku terasa seperti timah.


"Apakah berjalan baik?"


"Tidak, tidak sama sekali."


"Kamu sebaiknya membawa bukumu bersamamu."


"Bagaimana kalu kira belajar bersama?"


"Aku bercanda."


Dia tersenyum dengan lembut.


"Ayo kita pastikan akan bersenang-senang saat hari itu."


Senyumannya seolah memunculkan bayangan peri cahaya yang menari di sekelilingnya, dadaku mulai terasa seperti teh susu.


"Tentu."


Dan dengan itu di Golden Week, Rin dan aku akan pergi menuju onsen.


Sungguh kencan yang indah... Atau harus kukatakan pengumpulan data. Kami akan menginvestigasi dengan teliti.