Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tidak Ada Yang Percaya Padaku [Chapter 53]

No One Believed Me. If You Say You Believe Me Now, It’s Too Late Bahasa Indonesia




Chapter 53: Chisa Dan Takeru


“Tapi, mengapa kamu terlibat dengan Dojima …… akulah yang mulai berbicara dengan Dojima terlebih dahulu!”


Saat jeda kelas, Takeru pergi ke toilet.


Miyuki Mitobe, pemimpin sirkel tempat dimana dulu aku berada, tiba-tiba memegang bahuku.


“Eh, a-apa?”


Aku terkejut ketika dia tiba-tiba mulai berbicara kepadaku setelah mengabaikanku begitu lama.


Dia adalah gadis yang merubah warnanya dan menjadi diam keparaku ketika aku mengatakan kepadanya bahwa aku telah membuat sebuah buku.


Aku masih tidak tahu apa yang telah mengganggunya.  Yang kutahu hanyalah bahwa aku telah abaikan oleh seluruh kelas.


"A-Aku adalah satu-satunya orang yang tahu tentang Dojima.  Kenapa kamu--"


Dulu aku sangat takut sehingga aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi sekarang sudah tidak lagi.  Aku bisa menghadapi Miyuki dengan pikiran yang tenang.


Untuk beberapa alasan, Miyuki memiliki ekspresi penyesalan di wajahnya.  Aku tidak tahu apa maksudnya itu.


Itulah sebabnya...


"Hei Miyuki, mengapa kamu mengabaikanku?  Apakah karena kamu terbawa oleh fakta bahwa aku telah membuat buku?"


"Kamu sangat mengganggu.  aku juga ……, aku juga …….”


Jelas, Miyuki bertingkah aneh.  Teman-teman sekelasku juga khawatir tentang situasi ini, tetapi mereka tidak bisa ikut campur.


"Hei, aku benar-benar tidak tahu apa alasannya.  Tapi aku sangat sedih karena semua orang mengabaikanku.  Aku terus berpikir apakah aku telah melakukan sesuatu yang salah? Dan aku juga merasa hampir gila karenanya.  Tapi Miyuki bukanlah tipe gadis yang akan melakukan hal seperti itu, tapi aku tetap tidak mengerti.  Kuharap aku juga bisa membenci semua orang, tetapi yang bisa kulakukan hanyalah berdiam diri di cangkangku."


Aku berdiri.  Tidak peduli apa, kami harus membicarakannya sebelum kami bisa bergerak maju.  Miyuki adalah gadis yang sangat baik, menurutku.  Dia peduli padaku, aku yang bodoh ini.


Itulah yang onee-san dan onii-san katakan kepadaku.  Semuanya belum terlambat bagiku.


Miyuki tetap diam dan melihat ke bawah.  Dia sepertinya berusaha untuk menahan sesuatu.


Aku tidak mendengar suara langkah kakinya.  Tapi sebelum aku menyadarinya, Takeru sudah berdiri di belakang Miyuki.


"Ooh, apakah itu kau, Mitobe-san?  Ups, maaf, kukira kau tidak ingin aku berbicara denganmu di sekolah karena aku adalah apa yang kau sebut suram.  Tapi situasi ini...”


Miyuki menatap Dojima dan memiliki ekspresi rumit di wajahnya.  Dia tampak bahagia dan juga sedih …….


“Do-Dojima…… A-Aku …… Aku ……”


Miyuki menggertakkan giginya dan berjalan keluar dari kelas.


Karena homeroom akan segera dimulai.


***


Dojima tidak pernah bergumam kepada siapa pun secara khusus.


“Aku dulu pernah bertemu dan berbicara sesekali dengan Mitobe-san di perpustakaan, tapi dia tidak datang ke perpustakaan dalam sebulan terakhir.  Aku tidak tahu apa alasan perubahannya itu, tapi ......, aku tidak bisa membaca sisa novelnya lagi."


"Novel?"


"Ya, dia telah menunjukkan kepadaku novel yang dia tulis.  Seingatku dia terlihat jauh lebih bahagia saat itu daripada yang ia tunjukkan di kelas.”


"Jadi begitu.  Terima kasih, Takeru.  Aku akan berbicara padanya.”


“Ya, aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi semoga berhasil, Chisa.”


Kata-kata Takeru saja sudah cukup untuk memberiku keberanian.  Jadi aku meninggalkan kelas dan mengejar Miyuki.


Aku menemukan Miyuki sedang meringkuk di sudut perpustakaan, sambil duduk.


Dia menyadari kedatanganku, tetapi ia tidak menengok ke arahku.  Lalu, aku duduk di samping Miyuki.


Keheningan berlanjut.


"Maaf..."


Miyuki berkata.


"Ya, itu sangat menyakitkan.  Hei, tapi kenapa?”


"Ada sesuatu yang kamu miliki tapi tidak kumiliki."


"Jadi begitu.  Itu karena aku terlalu senang karena aku telah membuat novelku sendiri menjadi buku, bukan?"


“Tidak, itu bukan salahmu, Chisa.  Itu salahku karena berpikiran sempit.  Aku sangat menyesal.  Mengabaikanmu adalah hal yang kekanak-kanakan bagiku.  Aku tidak tahu harus berbuat apa.  Aku sangat menantikan untuk pergi ke Destiny bersama Chisa.  Maaf, aku sangat minta maaf.”


"Aku mendengarkan ceritamu."


Miyuki mulai berbicara perlahan.


Miyuki telah menulis novel sejak dia masih kecil, dan ketika dia memasuki kelas 3, dia didekati oleh Blue Lightning Library untuk menulis sebuah buku.  Sebagai seorang gadis, Miyuki menyembunyikan fakta bahwa dia sedang menulis novel dari teman-temannya.


Impian masa kecilnya telah menjadi kenyataan, dan dia bersemangat untuk mempersiapkan peluncuran bukunya tersebut, tetapi dia belum mendengar kabar apa pun dari editornya.


Saat dia mulai frustrasi, tiba-tiba Blue Lightning Collection itu sendiri telah dihentikan.  Kemungkinan  untukmenerbitkan karya Miyuki juga menghilang.  Kejutan itu membuat Miyuki tidak bisa lagi menulis novel.


Saat itu, ketika seorang amatir yang mulai menulis novel setahun yang lalu mendengar bahwa KADOWA, penerbit besar, akan menerbitkan karyanya, dia sangat frustrasi dan sedih sehingga dia tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi.


Penerbit yang kurang dikenal mendekatinya dengan sebuah kesepakatan, dimana dia menjadi bersemangat dan kemudian hancur. Lalu, ada diriku, yang menulis novel dengan waktu yang lebih singkat daripada dirinya, sedang didekati oleh penerbit besar untuk meluncurkan bukunya…….


Sepertinya Miyuki bertemu Dojima secara teratur di perpustakaan ini.


Dojima ada disini pada waktu tertentu.  Dan Miyuki hanya menunjukkan novelnya kepada Dojima.


Menghabiskan waktu bersama Dojima, yang sedikit berbeda, membuatnya merasa seperti dia bisa kembali ke dirinya yang polos sebagai seorang anak-anak.


Dia tidak bisa datang ke perpustakaan lagi karena dia tidak bisa menulis novelnya lagi setelah kesepakatan bukunya gagal.


"Ini menyedihkan.  Aku cemburu dan aku melampiaskannya padamu."


Kami masih anak-anak jika dibandingkan dengan onee-san dan onii-san  Karena kami masih SMP.


Kami membuat kesalahan sepanjang waktu.


Aku tidak tahu harus berkata apa dengan kemampuan komunikasiku yang buruk ini.


Itu sebabnya…


“Apa nama penamu?”


“Eh?  C-Chisa? A-Apa yang kamu bicarakan?”


“Katakan saja apa nama penamu.  Dan di situs web apa kamu menguploadnya?”


"Yah, nama penaku adalah ‘Armadillo’, dan aku menulis di bawah naungan Kakuyome…….”


Aku mengeluarkan ponselku dan melakukan pencarian.  Dan itu langsung muncul.


"Tunggu, tunggu, j-jangan dibaca!"


Aku mengabaikan kata-kata Miyuki dan mulai membaca karya Armadillo-sensei.  Banyak dari mereka yang isinya tentang Villainess.  Ada begitu banyak dari mereka.  Dimana yang memikimi peringkat tertinggi memiliki tanda yang mengatakan ...... telah dibuat menjadi buku."


Itu belum diupdate lagi selama 2 bulan terakhir.


"Hentikan, ......, itu memalukan."


Aku mengabaikan Miyuki.  Miyuki juga mengabaikanku.  Jadi, tolong tunggu aku sampai aku selesai membacanya.


Itu adalah perasaan yang aneh.  Aku sedang membaca novel Miyuki di perpustakaan, ketika aku biasanya sedang berada di kelas di waktu-waktu ini.


Karakter utamanya sama seperti Miyuki.  Dia egois dan kekanak-kanakan, tetapi baik hati…….


Sedangkan karakter utamanya sama seperti Dojima.  Dia anorganik, tidak dapat diprediksi, dan seperti robot, tetapi emosi yang dia tunjukkan dari waktu ke waktu sangat mengesankan.


Terus terang, ini sangat menarik.


“Ini membuatku frustrasi.”


Aku bergumam pada diriku sendiri.


"Mengapa kamu bisa pandai menulis cerita?  Ini sangat membuatku frustrasi.  Karakternya hidup dan plotnya tidak terduga dan juga menarik!  Ini adalah genre yang berbeda, tapi ini benar-benar membuatku frustrasi!”


“A-Apa yang kamu bicarakan?  Itu adalah karya yang tidak bisa dijadikan buku."


"Tapi lihat ini..."


Aku menunjukkan Miyuki layar ponselku.


Di layar, ada banyak komentar dari para pembaca.


Ada pembaca yang khawatir dengan penulis yang berhenti update, lalu pembaca yang membicarakan tentang betapa menariknya karya tersebut, dan juga pembaca yang sangat berharap ada update berikutnya.


“Ah, a-aku sudah lama tidak login…….  Ada begitu banyak komentar disana…….”


Aku menyerahkan ponselku pada Miyuki.  Dan Miyuki mulai menangis.


Aku hanya bisa berdian di sisi Miyuki.  Karena cuma itu saja yang bisa kulakukan.


Ada emosi yang hanya bisa dipahami oleh para penulis.


Miyuki mengembalikan ponselku dan mulai menjalankan ponselnya sendiri.


Kemudian, laporan aktivitas Armadillo-sensei telah diupdate.


"Maaf atas keterlambatannya!  Karena adanya beberapa alasan, buku tersebut telah dibatalkan dan aku tidak dapat melanjutkan ceritanya.  Tapi setelah melihat komentar kalian, aku akan mencoba untuk menulisnya lagi…….”


Saat Miyuki meletakkan ponselnya di sakunya.


Dia meremas tanganku.


“Chisa, aku tahu ini sudah terlambat, tapi bisakah kita berteman lagi……?  Aku tidak akan pernah melakukan apapun untuk membuat teman-temanku sedih lagi,……, hiks, maafkan aku, Chisa, maafkan aku,…….”


Aku melingkarkan tanganku yang lain di sekitar tangan Miyuki.


Tidak apa-apa, aku sudah jauh lebih kuat sekarang karena aku telah bertemu dengan onee-san, onii-san, dan Takeru.


Kami masih...


"Ya, ini belum terlambat.  Mulai sekarang, mari kita saling membicarakan tentang novel kita bersama-sama.”


Miyuki memelukku dan menangis.


Aku merasakan dorongan yang tak tertahankan untuk menulis novel.  Mungkin, aku akan menulis novel romance sesekali.


Ketika aku memikirkan hal ini, untuk beberapa alasan, aku melihat wajah Takeru di kepalaku.


"Oh, Chisa dan Mitobe berpegangan tangan!!  Luar biasa, luar biasa!”


Setelah itu, aku memilah banyak emosi dan mendiskusikannya dengan Miyuki, dan ketika aku kembali ke kelas untuk istirahat makan siang, kelas menjadi gempar.


Untuk beberapa alasan, Takeru, yang mengenakan sarung tinju, dengan senang hati berbicara kepada kami.


“A-Apa yang kamu lakukan?!  Maksudku, apa dia sudah mati, Saejima-kun!!”


“Mumu, aku bersikap lunak padanya dengan hanya menggunakan 5% dari kekuatanku, jadi dia seharusnya baik-baik saja.  Apalagi, Saejima-kun yang memintaku untuk melakukannya, jadi aku tidak punya pilihan lain.”


Saejima, yang hampir menyangkut di dinding, sedang memegangi perutnya dan matanya seperti ikan mati.


B-Bukankah dia adalah juara tinju tingkat SMP...?


Tapi, aku lebih tertarik pada ekspresi wajah Takeru.


Takeru, yang tanpa ekspresi dan anorganik, tampaknya menikmati dirinya sendiri.


“Ayo, Chisa, mari kita makan siang.  Aku membuat hidangan spesial hari ini yang kuharap kau bisa menikmatinya.”


Takeru tersenyum padaku dan mengatakan itu


Miyuki bergumam di sampingku.


"Aah, menjijikkan.  Aku belum pernah melihat ekspresi seperti itu sebelumnya.  Semoga berhasil, Chisa.”


Miyuki mendorong punggungku dan aku terhuyung ke arah Takeru.


"I-Itu berbahaya!”


Takeru, yang selalu tenang, membuat suara tidak karuan dan menopang tubuhku.  Gerakan itu terlalu cepat bagiku untuk menyadari apa yang baru saja terjadi.


“I-Ini, memalukan, bukan …….  eh, Chisa?”


"Terima kasih."


Entah kenapa ........ aku memeluk Takeru begitu saja.