Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pernyataan Selamat Tinggal [Vol 1 Chapter 3.1]

Goodbye Declaration Bahasa Indonesia




Chapter 3.1: Kiritani Kakeru Dan “Dia”


“Baiklah, kalau begitu, telah diputuskan bahwa pertunjukan untuk Festival Seiran kelas kita, Kelas 3A, adalah drama tentang Romeo dan Juliet."


Sudah 2 bulan sejak awal tahun ajaran baru.


Saat kelas kami sedang mendiskusikan Festival Seiran selama LHR, salah satu anak laki-laki di panitia festival berkata kepada semua teman sekelasnya tanpa pikir panjang.


Festival Seiran adalah festival budaya.


Program untuk murid tahun ketiga untuk Festival Seiran ditetapkan sebagai drama sandiwara, dan mereka bebas memilih apa yang ingin mereka lakukan, dan kami, Kelas A mendiskusikan pendapat kami dan memutuskan untuk memainkan "Romeo dan Juliet" setelah voting.


Alasannya karena drama ini adalah karya yang paling terkenal dan akan mudah dipahami oleh para penonton.


"Romeo dan Juliet…"


Nanase, yang duduk di sebelahku, mengeluarkan suara yang agak kurang puas.


Seperti biasa, dia mengenakan jaket favoritnya di atas blus seragamnya.


"Apa Nanase tidak menyukainya?"


"Tidak.  Bukan seperti itu…"


“Lalu apa?”


"Maksudku, ending ceritanya sangat menyedihkan.”


“Yah, ya, itu…”


"Aku bukan tipe orang yang suka ending yang tragis."


Nanase melipat tangannya dan mengeluh dengan nada yang sedikit lebih kuat.


Melihatnya begitu, yang biasanya menikmati setiap detik dalam hidupnya secara maksimal, aku merasa bahwa entah kenapa aku bisa mengerti mengapa dia tidak menyukai ending yang buruk.


"Apa Nanase menyukai 'Cinderella'?"


"Ya.  Karena itu memiliki ending yang bahagia.”


“Jadi begitu…”


Yah, aku juga lebih menyukai komedi dibanding tragedi.


“Jadi, peran apa yang akan kamu mainkan, Kiritani?”


“Eh, apa maksudmu di dalam drama itu?


"Tentu saja, memangnya apa lagi yang harus kita lakukan…?”


Nanase berkata dengan nada sedikit tercengang.


“Aku tidak keberatan jika ditaruh di belakang layar, menjadi prop atau semacamnya.”

[TL: Orang yang berhubungan dengan properti panggung.]


"Apa!?  Ini adalah Festival Seiran terakhir di SMA dan kamu hanya ingin menjadi itu!?”


Nanase bereaksi dengan ekspresi terkejut, tetapi aku memang tidak bermaksud memainkan peran apa pun.


Bukannya aku tidak suka akting atau apa, tapi aku lebih suka membuat alat peraga di belakang layar.


Aku ingin menjelaskannya padanya...


"Jika itu sesuatu yang kamu suka, yah itu tidak masalah!"


Nanase mengacungkan jempolnya dan tertawa.


Yah, aku tetap ingin menjadi diri sendiri dan melakukan apa yang ingin kulakukan.


“Lalu, Nanase ingin berperan sebagai apa?”


"Tentu saja Juliet!"


Nanase menjawabnya dengan nada percaya diri.


Mata indahnya berbinar.


"Tapi, kau bilang kau tidak terlalu suka drama Romeo dan Juliet…”


"Ya, tapi aku suka karakter Juliet."


Ketika aku bertanya padanya, dia menjawabnya dengan cara yang Nanase sekali.


Tidak ada orang lain di kelas kami yang tampaknya tertarik pada teater seperti Nanase, dan aku yakin dia pasti akan memainkan peran itu.


"Berikutnya adalah memutuskan para pemerannya, dimulai dengan Juli---"


"Ya!  Ya ya ya!"


Sementara panitia festival masih berbicara, Nanase langsung mengangkat tangannya untuk mengajukan diri.


Itu ciri khas Nanase.  Dan karenanya, anggota komite festival pun memiliki ekspresi bingung di wajah mereka.


"Jadi, apakah ada lagi yang ingin berperan sebagai Juliet?"


Anggota komite festival bertanya kepada semua teman sekelasnya.


Tapi tidak ada respon.


Saat SD, orang-orang  ingin pamer dengan memainkan peran dari karakter utama, tetapi saat SMA, akan sulit untuk menemukan seseorang yang bersedia memainkan peran tersebut yang memiliki banyak dialog.


Kecuali jika mereka suka berakting seperti Nanase.


“Jadi, Juliet akan diperankan oleh Nanase…”



"Tunggu!"



Ketika peran Juliet hampir diputuskan untuk menjadi milik Nanase, sebuah suara tajam bergema di kelas.


Suara itu milik Ayase.


Mungkinkah dia akan memprovokasi Nanase lagi?


Itulah yang kupikirkan.


"Aku juga ingin peran Juliet."


Teman sekelasku sedikit terkejut dengan komentar yang tak terduga ini.


Itu wahar.  Tipe orang seperti Ayase biasanya adalah orang yang paling tidak tertarik dengan teater.


Pertama-tama, bisakah dia berakting?  Atau, bisakah dia mengingat dialognya?


"Ara, kamu ingin memerankan Juliet juga?"


"Ya, aku mau.  Terus kenapa?"


"Tidak, aku tidak masalah dengan hal itu."


Nanase dan Ayase bertukar percakapan seperti itu.


Mereka hanya melakukan percakapan biasa, tetapi entah kenapa suasana di dalam kelas terasa mencekam, dan percikan api tampaknya beterbangan di antara mereka.


"Aku mengerti.  Kalau begitu, nanti, mari kita adakan audisi antara Nanase dan Ayase untuk memerankan peran Juliet.  Apa kalian berdua tidak keberatan?"


Ketika anggota komite festival bertanya, keduanya mengangguk.


Audisi, huh…?


“Saki-chan pasti bisa menangani audisinya!  Ayo tendang Nanase!”


"Ya!  Dan Ayase terlihat lebih cocok menjadi Juliet dibanding Nanase!”


Ayase didukunh oleh kroninya, Takahashi dan Suzuki.


Fakta bahwa dia bahkan mencampuradukkan beberapa kata buruk tentang Nanase adalah hal yang cukup menarik.


“Ya, Ayase memang cocok dengan Juliet.”


"Akutsu, kamu sangat menyebalkan."


Akutsu berkata sambil tertawa, dan Ayase menanggapinya dengan malu-malu.


Jangan repot-repot memamerkan kemesraan kalian di dalam kelas!


“Umm… Nanase, lakukanlah yang terbaik.”


Aku mencoba untuk mendukung Nanase sedemikian rupa.


"Ya!  Aku tidak akan kalah dari Saki~!”


Dia mengepalkan kedua tinju di dadanya dengan motivasi maksimal.


Aku mungkin tidak perlu menyemangatinya jika dia begitu energik seperti ini.


"Yang berikutnya adalah peran Romeo..."


Kemudian, saat komite festival melanjutkan, ada semakin banyak peran yang telah diputuskan.


Pada akhirnya, aku tidak mencalonkan diri untuk peran apa pun, melainkan hanya menjadi prop.


Aku telah mengikuti 2 Festival Seiran terakhir, tetapi karena aku tidak memiliki banyak teman, jadi aku tidak terlalu menikmatinya.  Bahkan ketika Shuuichi memintaku untuk ikut bersamanya, aku menolaknya karena takut pada pacarnya.


Tapi tahun ini, berkat kehadiran Nanase, aku merasa bisa menikmati Festival Seiran untuk pertama kalinya.