Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pria Yang Menolak Diasuh Oleh Kakak Yang Cantik [Vol 1 Chapter 4.2]

A Man Who Doesn't Want To Be Fed By A Beautiful Onee-san Bahasa Indonesia




Chapter 4.2: Dibayari Onee-san


"Onee-san mau kue."


"Kalau aku, ingin nasi telur."


Ketika kami meninggalkan department store, kami sudah kehabisan tenaga, jadi kami pergi makan siang di kafe yang sering dikunjungi oleh para pasangan muda.  Kudengar makanannya enak dan selalu berubah tergantung musim. Dan sebagai bukti bahwa tempat ini terkenal di kalangan pasangan muda adalah karena ada banyak dari mereka disini ketika kami masuk. Bagaimana mengatakannya? Jujur, aku tidak bisa tenang.  Apakah mereka akan menganggap kita sebagai pasangan?  Ya, tentu saja ... itu mustahil.


"Permisi."


Setelah mmutuskan apa yang ingin dimakan, onee-san memanggil pegawai toko untuk memesan.  Kemudian, aku membawa minuman yang mereka bawakan ke dalam mulutku dan akhirnya, aku bisa mengambil napas.


"Sebagai ucapan terima kasih, aku akan melakukan yang terbaik dalam pekerjaan rumah."


“Terima kasih, tapi kamu tidak perlu berusaha terlalu keras, kamu juga bisa bersantai tanpa harus melakukan apa pun."


Aku berterima kasih karen dia mengatakan itu, tapi tidak mungkin aku bisa melakukan sesuatu seperti bermalas-malasan di apartemennya. 'Pada titik ini, mari kita rawat onee-san dengan semua yang kupunya!' Kataku pada diri sendiri saat memperbarui tekadku.


"Tidak. Malam ini, aku akan membuat makan malam..."


"Serius!?  Benarkah!?"


Onee-san dengan cepat mengubah ekspresinya, dari onee-san yang tenang menjadi seorang gadis yang ibunya setuju untuk memasukkan apa pun yang dia inginkan ke dalam bekal makan siangnya dan tersenyum polos. Tapi kemudian, dia ekspresinya langsung kembali seperti semula dan dia meneguk minumannya.


"Hmm... apa ada sesuatu yang mau kau makan untuk malam nanti?"


“Ah… aku akan memakan apa pun yang kamu berikan kepadaku, meskipun itu hidangan yang tidak kuketahui namanya atau pun yang berasal dari negara asing. Aku bahkan tidak peduli jika hidangan itu menggunakan serangga!"


Tidak, bahkan aku sendiri tidak ingin memakan hidangan yang seperti itu.


"Tapi, jika aku tahu bahwa kamu akan memasak makan malam, bukankah lebih baik jika kita tidak makan sekarang? Bukankah mereka mengatakan bahwa makanan akan terasa lebih enak saat perut kosong?"


"Kalau begitu, aku akan membuatnya agak larut, jadi ayo kita makan sekarang tanpa mengkhawatirkan apa pun."


"Terima kasih banyak, aku akan menantikannya."


Onee-san tersenyum sambil meletakkan kedua sikunya di atas meja.


"..."


Ketika aku melihatnya, aku berpikir... Bagaimanapun juga, cara onee-san bertingkah menjadi aneh.  Meskipun kemarin dia adalah onee-san yang polos, tapi hari ini, dia jelas onee-san yang keren. Tapi, jika aku memperhatikannya lebih detail, aku dapat melihat sekilas bahwa tingkahnya agak sama seperti kemarin. Aku sungguh tidak tahu yang mana dirinya yang asli.  Kemarin, dia sempat pingsan beberapa kali, jadi dia mungkin memiliki semacam ketidakstabilan….  Apa yang harus kulakukan?  Mungkin saja ada yang salah dengannya. Haruskah aku membawanya ke rumah sakit?


"Ngomong-ngomong onee-san..."


Ketika aku sedang mengkhawatirkan hal itu, aku mencoba untuk menanyakan sesuatu yang ingin kutanyakan padanya sejak lama.


"Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu."


"Ada yang ingin ditanyakan?  Memangnya, kamu ingin menanyakan apa?"


"Siapa nama onee-san?"


"Namaku?!"


Onee-san tahu siapa namaku, tapi aku tidak tahu siapa nama onee-san.  Dan karena itulah sejak kemarin aku selalu menggunakan kata "onee-san" untuk memanggilnya.


"Mulai sekarang, aku akan berada dalam perawatanmu, jadi aku berpikir bahwa mungkin aku juga bisa memanggilmu dengan menggunakan namamu."


"Itu…"


Setelah aku mengatakan itu, onee-san sepertinya mengalami kesulitan untuk menatapku.


"Maaf... aku tidak bisa memberitahumu."


"Apa?"


Apakah ada situasi yang rumit baginya?  Meskipun aku tidak bisa memikirkan situasi apa pun yang bisa membuatnya menghindari untuk mengungkapkan namanya sendiri.


"Membayangkanmu menyebut namaku saja sudah membuat kepalaku berhenti bekerja... bukan... bukan apa-apa, mereka biasanya tidak memanggilku dengan nama asliku di tempat kerja."


Dengan kata-kata itu aku bisa mendapatkan gambaran tentang apa yang sedang dia coba katakan... Jadi begitu, di klub semacam itu, biasanya mereka tidak menggunakan nama asli rupanya.


"Aku mengerti, aku tidak akan memaksamu untuk memberitahuku jika kau tidak mau mengatakannya."


"Tidak, bukannya aku tidak mau. Aku senang karena kamu mau memanggilku dengan namaku tapi…  Unununu."


Setelah onee-san meletakkan kepalanya di tangannya untuk sementara waktu sambil menikmati dunianya sendiri, dia tiba-tiba dipenuhi dengan tekad dan berbalik untuk melihatku.


"Aku mengerti….  Aku akan memberitahumu tapi... bisakah kamu menunggu sebentar sampai aku terbiasa mendengarmu mengatakan itu kepadaku?"


"Baiklah."


Onee-san meletakkan tangannya di dadanya dan mengambil napas dalam-dalam.  Dia mengulangi proses itu beberapa kali, dan kemudian dia mulai berbicara dengan penuh tekad.


“Sa-Saohiiii……!?"


Dia menggigit lidahnya sendiri dan menutupi mulutnya dengan tangannya saat bahunya bergetar.


"A-Apa kau baik-baik saja?"


Dia menggelengkan kepalanya ke atas dan ke bawah dengan mata penuh air mata ... ini pertama kalinya aku melihat seseorang menggigit lidahnya sendiri saat sedang mengatakan nama mereka sendiri.


"Maafkan aku!  Aku baik-baik saja."


Dengan cara itu, dia menoleh ke arahku dengan mata berkaca-kaca yang sangat imut.


"Nama Onee-san adalah….  Saori, Shijou Saori.


"Saori-san... Nama yang indah."


Kupikir itu sangat cocok dengan image onee-san-nya, dan namanya terdengar berkelas.


"Eh?  Onee-san!?"


Tapi kenapa!?  Aku bahkan belum menyentuhnya dan dia sudah pingsan duluan.

[TL: Sebelumnya onee-san selalu pingsan setiap disentuh MC.]


"Onee-san? Onee-san! Tolong sadarlah!"


Pada saat yang sama ketika aku memanggil-manggil namanya, seorang pegawai datang untuk melihat apa yang sedang terjadi.  Pada akhirnya, Onee-san tefbangun setelah 5 menit. Kami telah membuat para pegawai disini khawatir, dan orang-orang di sekitar kami memandang kami dengan cara yang aneh, jadi ini bukan waktunya untuk bisa makan dengan tenang.


***


Setelah kami menyelesaikan makan kami, kamo meminta maaf kepada para pegawai dan meninggalkan tokonya.  Onee-san berakhir pingsan tadi, tapi tetap saja, meskipun dia berhasil memberitahuku namaku, sebaiknya kita hentikan saja disitu.  Aku tidak boleh lupa untuk berhati-hati agar tidak memanggilnya dengan namanya atau menyentuhnya.  Setelah semua yang terjadi, dimana kami telah menyelesaikan rencana kami, kami pun berjalan menelusuri kota tanpa tujuan tertentu.


"Ada baiknya untuk berjalan dengan tenang seperti ini dari waktu ke waktu.


"Memang benar, cuacanya juga cukup bagus."


Aku telah berlari naik turun akhir-akhir ini di tempat kerja, jadi ini adalah rehat yang menyenangkan.


Lalu, dia menanyakan sesuatu padaku setelah melakukan sedikit peregangan.


"Itu benar Eita-kun, apakah ada hal lain yang kamu butuhkan?"


"Tidak... Kurasa sudah cukup, terima kasih banyak..."


Padahal aku baru saja mengatakannya, tapi aku ingat bahwa aku telah melupakan sesuatu, itu benar ... ada sesuatu yang harus kubeli!


“Ah, ada tempat yang ingin kukunjungi?"


"Ya, kemana itu?"


"Toko elektronik."


Setelah mengatakan itu, Onee-san menundukkan kepalanya, jadi kami mulai meninggalkan tempat itu.


Kami menuju ke pusat perbelanjaan yang berada di arah yang berlawanan dari department store.  Keduanya terhubung ke stasiun sehingga kami dapat dengan cepat mencapai toko yang hanya memiliki satu lantai.  Sesampainya di toko itu, aku langsung menuju targetku.


"Yah, tidak ada..."


“Eita-kun, apa yang kamu cari?"


"Sebenarnya, aku sedang mencari VCR bekas."


"VCR?"


Aku mengangguk sedikit.


"Dari dulu, aku biasa merekam drama TV di kaset video, dan ketika aku meninggalkan apartemenku, aku membawanya, tetapi VCR-nya sepertinya sudah rusak..."


"Apakah mereka tidak memilikinya di bagian DVD?"


"Itu adalah drama lama, jadi mereka belum merilisnya lagi."


Lagipula, mereka tidak ada di toko ini… mungkin aku dapat menemukan sesuatu jika aku pergi ke toko barang bekas atau mencarinya secara online, dan ketika aku sedang memikirkannya...


"Mari kita tanyakan pada pegawainya."


Onee-san mengatakan itu dan berbicara dengan seorang pegawau yang sedang berdiri di dekatnya, setelah berbicara sebentar dia menundukkan kepalanya sambil tersenyum dan kembali.


"Eita-kun, mereka memilikinya!"


"Benarkah!?"


Aku sangat senang hingga aku secara tidak sengaja meninggikan suaraku.


"Dia bilang dia tidak punya di tempat penyimpanan, tapi mungkin dia punya beberapa di gudang, dan karena jaraknya dekat, jadi dia bilang kalau dia akan mengambilnya."


"Itu bagus…"


"Selain itu, aku juga bertanya kepadanya tentang kabel dan hal-hal lain yang diperlukan untuk membuat rekaman, karena sepertinya kaset video jumlahnya sudah sangat sedikit, jadi itu lebih baik, bukan?"


Begitu, dalam hal ini, aku tidak perlu khawatir kalau VCR-ku menjadi kotor lagi.


"Tapi, semua itu harganya mahal, bukan?"


"Baiklah, aku yang akan membayarnya."


"Tapi…"


"Jangan khawatir, sebenarnya aku cukup senang melakukannya."


"Onee-san? Kenapa?"


Meskipun aku menanyakannya padanya, tapi dia hanya membalasnya dengan senyum seolah-olah itu sudah jelas.


"Eita-kun, sejak kemarin kamu sudah banyak menahan diri, bukan?  Dan ini pertama kalinya kamu mengatakan kepadaku bahwa kamu menginginkan sesuatu... Jadi aku sedikit senang karenanya."


Bagaimana mengatakannya…? Seolah-olah kata-kata terima kasih saja tidak cukup.  Meskipun dia mengatakan kepadaku bahwa dia menyukaiku, tapi ini baru hari kedua sejak kami mulai berbicara seperti ini. Aku tidak percaya bahwa dia akan merawatku sampai sejauh ini.


"Itu benar! Ayo kita beli juga TV dan AC untuk ditaruh di kamarmu!"


Ketika aku melihat punggung onee-san yang dengan penuh semangat sedang berbicara dengan seorang pegawai toko.  Aku berpikir bahwa ada terlalu banyak hal yang tidak kuketahui tentangnya. Dan bukannya aku tidak peduli dengan perubahannya dari kemarin hingga hari ini, tapi tetap saja… kupikir aku harus bekerja keras demi Onee-san.


[Buku Harian Onee-san]


Oh!  Moo, aku tidak tahan lagi!  Eita-kun terlalu imut dengan semua pakaian barat yang dia coba kenakan!  Aku begitu terangsang hingga aku hampir lupa diri! Tapi, dia tidak menyadari, bukan?  Selain itu, tiba-tiba dia mengatakan kepadaki bahwa dia ingin mengetahui namaku ... aku memang agak senang mendengarnya ... tapi ... meskipun aku mengatakan kepadanya bahwa aku tidak mau dia memanggilku dengan namaku karena nanti aku akan merasa seolah-olah jiwaku melayang!  Jika dia mulai memanggilku dengan namaku setiap hari, aku pasti akan mati karena saking seringnya pingsan!!!


Oh, aku tahu!  Aku harus mengambil asuransi jiwa bersama Eita-kun sebagai jaminan jika onee-san meninggal karena serangan jantung.  Itu pasti akan sangat bagus karena dia bisa hidup tanpa ada masalah nantinya.


Ada banyak hal yang terjadi pada Eita-kun sehingga dia pasti merasa tidak aman… Jadi, onee-san ini akan selalu menjagamu, mendukungmu, dan berharap bahwa suatu hari nanti, kamu akan menjadi suamiku… ehehe.