Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cewek Yang Kutemui Di Toserba [Vol 1 Chapter 6]

No One Cared About Me, But She Has. I Met Her At A Convenience Store, Then She Makes My Every Day More Fun Bahasa Indonesia




Chapter 6: Mundur Menuju Harapan!!!!


"Aku tahu itu, si Riku itu tidak akan datang!"


Aku, yang sedang menunggu di depan gerbang tiket stasiun, memeriksa waktu dan menghela napas.


"Sepertinya aku harus pergi ke tempat Ayana sendirian......."


Entah apa yang terjadi pada mereka berdua. Tapi intinya, aku tidak ingin meninggalkan temanku yang berharga hanya karena aku tidak tahu. Aku akan melakukan apa yang bisa kulakukan.


Apalagi dari reaksi Riku, kupikir terjadi sesuatu yang tidak dapat kubayangkan.


Ketika aku menyerah dan mulai berjalan pergi, berpikir bahwa Riku tidak akan datang.


"Kana! Tunggu aku!"


"......Riku, kamu datang! eh?"


Aku berbalik dan ada Riku, berkeringat seperti baru selesai mandi.


"Kamu datang? Tapi kenapa kamu berkeringat seperti itu?"


"Aku lari ....... maksudku ketiduran. Jadwalmu kepagian."


"Tidur, kamu bilang? Ah, bodolah."


Riku menarik napas dan berjalan ke arahku.


 Entah bagaimana …… aku merasakan atmosfir yang berbeda dari sebelumnya.


"Baiklah, ayo pergi. Kana."


"......Itu, apakah kamu berubah?"


"Ah, kau tahu? Aku memotong poniku sedikit."


"Owh, tapi bukan itu maksudku. Sebelumnya ...... Riku adalah bayangan yang berjalan di belakang orang lain. Tapi sekarang aku merasa kamu bisa berjalan dengan kedua kakimu sendiri."


Ketika aku mengatakan itu, Riku sepertinya memikirkannya sejenak dan kemudian mengatakan sesuatu seperti dia punya ide.


"Itu benar. .......Hari ini, aku merasa seperti aku lebih berpikiran jernih daripada yang pernah kurasakan dalam hidupku. Aku merasa segar."


"Hmm."


Tidak ada kebohongan dalam kata-kata itu. Wajah Riku tampak sangat jelas.


Seperti ada sesuatu yang hilang dari pikirannya.


Kami melewati gerbang tiket dan menuju peron dan sebuah kereta baru saja datang.


Kemudian Riku melihat ke kereta dan berkata...


"────Aku tidak bisa melakukannya lagi, aku ingin mati."


"Apa?"


Apa, dia tidak bermaksud untuk melompat, kan...?


"Ada saat ketika aku mengatakan itu."


"Apa yang kamu bicarakan? Kamu pasti bercanda."


Aku dengan ringan memelototinya, tapi dia tetap menyendiri. Apa-apaan orang ini?


Tapi saat Riku berjalan menuju kereta, dia terlihat sangat bertekad.


Dia sudah mengesankan dari cara dia berjalan, dan tidak ada keraguan sama sekali di atmosfernya.


"Kana."


"Hm?"


"Ayo kita jemput Hoshimiya."


"Oh, oh......"


Aku sedikit gugup saat Riku, dengan mata lurusnya, mengatakannya dengan jelas.


Aku merasakan kekuatan seperti itu darinya, seolah-olah sebuah inti telah melewatinya.


 ...Dia telah menjadi orang yang berbeda dari yang kutemui sebelumnya.


Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Ayana dan Riku.


Atau mungkin aku seharusnya memang tidak perlu tahu.


Tapi dari keadaan Riku saat ini, aku merasa seolah-olah aku bisa mempercayainya dan menyerahkan segalanya.......


Aku sangat yakin bahwa aku bisa mempercayainya dengan hidupku.


Lalu Riku naik kereta dan pintunya tertutup────


"Lah? Kenapa kamu masuk situ, kocak?! Kamu salah kereta! Itu mah kereta jurusan lain!"


"............Eh?"


Riku berbalik. Dia dan aku saling memandang melalui pintu.


"Keluar, bodoh! Kenapa kamu malah salah masuk kereta......?!"


"Tidak, tidak! Kupikir keretanya yang ini karena atmosfernya mendukung!"


Kereta berangkat begitu saja, dan Riku terbawa ke tempat asing.


............


"Haa ...... rupanya dia memang tidak bisa diandalkan."


(Selesai)