Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Beraninya Kamu Menyukai Cewek Lain Ketika Punya Tunangan Secantik Ini?! [Vol 2 Chapter 1.1]

How Could You Like Another Girl When You Already Have A Cute Fiancée Like Me? Bahasa Indonesia




Chapter 1.1: Dan Dengan Begitu, Aliansi Dan Love Comedy Pun Berlanjut


Kereta api di pedesaan itu sulit didapat.


Dalam perjalanan pulang dari sekolah, Kouta mengantre menunggu kereta. Di depannya ada dua gadis berseragam sekolah dari SMA terdekat, mengobrol dengan gembira satu sama lain.


"Apa kamu sudah menonton dramanya semalam?"


"Iya, sudah! Mereka menggunakan aktor yang hebat-hebat. Terutama yang memainkan peran sebagai tunangan─”


“Aaaaaaaaaaa─!!”


Kouta tiba-tiba berteriak, membuat keduanya menoleh karena terkejut. Pada saat itu, Kouta sudah meninggalkan antrian dan berlari ke peron stasiun.


"Tunangan"


Kata itu adalah kata terakhir yang ingin Kouta dengar saat ini.


Sesuatu yang benar-benar tidak ingin dia pikirkan kembali menyembur keluar, sesuatu yang tidak berani dia pikirkan.


Di ujung peron, tiba-tiba, Kouta berhenti. Sementara dia menarik napas, dia mendengar suara di belakangnya.


“Mou~ Kouta, kamu bereaksi terlalu berlebihan terhadap drama ini.”


Orang yang berada di belakangnya adalah Chris. Dia melepas kacamata hitamnya dan tertawa seperti wanita gila.


Christina Westwood adalah putri dari orang terkaya di dunia, sang raja kasino Tyrell, dan disebut-sebut sebagai setengah model milenial. Dia juga merupakan mantan tunangan Kouta.


“…Kau tahu apa yang kurasakan, kan? Aku merasa pusing saat mendengar kata itu…”


“Tentu saja, itu kan tentang Kouta. Aku tahu apa maksudmu."


Chris membeli Coke dari vending machine terdekat dan menawarkannya kepada Kouta.


"Nih."


"…Terima kasih."


Membeli satu Coke lagi, Chris duduk di bangku stasiun. Dia membuka kalengnya dan menatap Kouta. Dia lalu menepuk-nepuk sisi bangkunya.


Kouta pun ikut duduk karena desakan darinya.


Chris menyesap cola-nya. Cairan dingin itu mengalir ke tenggorokannya, dan dia tidak merasakan apapun selain kesegaran.


Langit musim gugur tertutup awan kelabu. Kouta bersandar di bangkunya, dan gumaman keluar dari mulutnya.


"Bagaimana aku bisa terlibat dalam kekacauan ini..."


Dalam benaknya, dia melihat seorang siswi cantik berambut gelap, Hisame Tojo, yang membuat Kouta jatuh cinta pada pandangan pertama pada hari upacara penerimaan.


Sejak hari upacara penerimaan, Kouta telah mencalonkan diri untuk komite kelas yang sama dengan Hisame Tojo dan dia mendekatinya. Ketika dia menyatakan cintanya padanya dan gadis itu menerimanya, dia sangat senang sehingga dia melompat-lompat. Hari-hari yang mereka habiskan bersama sebagai kekasih adalah yang terbaik dalam hidup Kouta.


Tapi kemudian, di rumahnya, Hisame berkata,


"Kupikir Kouta-kun menembakku karena kita bertunangan."


“Aku adalah tunangan Hisame, jadi dia tidak membuat keputusan sendiri untuk menjadi pacarku, kan? Itu berarti Hisame tidak menjadi pacarku karena pilihannya sendiri, dia hanya menerima pernyataan cintaku karena aku adalah tunangannya, tapi dia tidak terlalu peduli padaku, kan!?”


Pikirnya.


Hisame tidak pernah genit pada siapa pun, tidak peduli siapa yang menyatakan perasaan padanya. Bahkan ketika seorang senpai yang tampan menyatakan perasaannya padanya, yang membuat gadis-gadis lain selalu ooh dan aah, Hisame menolaknya tanpa berpikir dua kali.


Entah bagaimana, Kouta adalah satu-satunya yang mendapatkan "OK" darinya.


Hisame tanpa ragu mengatakan “ya” pada pernyataan cinta Kouta. Jawabannya begitu anorganik dan secara langsung sehingga Kouta, yang menyatakan perasaannya, tidak bisa mempercayainya dan bertanya kembali.


Hisame bahkan tidak perlu mempertimbangkannya dulu.


Tunangannya ingin menjalin hubungan. Memang lebih baik jika kalian dekat dengan orang yang nantinya akan kalian nikahi. Makanya, Hisame langsung setuju. Itu saja.


“Ya, aku tahu kalau… Aku tidak punya kekuatan, tidak ada keahlian khusus, dan aku belum pernah jadi populer sebelumnya, jadi tidak mungkin Hisame menyukaiku. Tapi jika dia menerima pernyataan cintaku, aku akan salah paham, bukan? Aku akan tergoda untuk berpikir bahwa Hisame juga menyukaiku…!”


Dipikir kembali, Hisame tidak pernah mengatakan kepadanya bahwa dia menyukainya. Dia itu memang biasanya tak berekspresi. Ketika dia berbicara, dia melakukannya dengan suara datar, dan tanggapan serta sikapnya begitu singkat.


Kouta yakin bahwa beginilah karakter Hisame, tapi sekarang dia meragukannya.


Hisame tidak ramah karena dia bersama Kouta, orang yang tidak dia sukai. Tidak masuk akal untuk berpikir bahwa Hisame tidak ramah karena dia bersama Kouta.


“Aaaaaaaah aku memang bodoh. Kenapa aku bisa terbawa suasana…!? Kau tidak berpikir jernih, dia kan Hisame yang itu! Dia adalah Takane no Hana (bunga yang tak tergapai)! Dia wanita yang berbakat dan cantik! Kenapa pula dia, yang spesifikasinya terlalu tinggi, menyukaiku, pria yang biasa saja ini─!?”


"Itu tidak benar."


Ada suara di sampingnya.


“Kouta memiliki banyak kualitas yang baik, bahkan jika Tojo-san tidak menyadarinya, aku tahu bahwa Kouta itu baik dan keren.”


Chris memainkan kaleng Coke-nya yang sudah dihancurkan. Wajahnya sedikit memerah.


Suhu tubuh pun Kouta naik.


“Menurutku Kouta tidak biasa-biasa saja kok. Setidaknya bagiku, Kouta itu istimewa. Kouta adalah─.”


"Berhenti! Oke, berhenti!”


Kouta buru-buru menyela Chris.


Dia meneguk Coke di tangannya dan mencoba mendinginkan suhu tubuhnya. Tapi rasa malu itu tidak berakhir hanya dengan sekaleng Coke.


(Yah, gadis-gadis berspesifikasi tinggi termasuk orang ini juga. Dan Chris telah menyatakan perasaannya kepadaku... Aku tidak mengerti. Apa yang terjadi dengan hidupku dengan tiba-tiba begini? Mengapa aku disukai oleh gadis yang imut dan menyenangkan seperti dia---?)


Dia memandang Chris dengan lirikan dan melihat bahwa gadis itu sedang tersenyum.


“Kamu berpikir aku ini imut, ya?”


"Jangan membaca pikiranku!"


Kouta berseru dan membalikkan badannya. Ini adalah hal yang menakutkan soal Chris. Wawasannya begitu besar sehingga dia bisa mendengar semua yang ada di pikiran orang lain.


Kouta mendengar suara kaleng kosong jatuh ke tempat sampah dengan bunyi gedebuk.


“Yah, aku menyukai Kouta, tapi kurasa Tojo-san berbeda.”


Chris membuang kaleng itu dan berdiri di depan Kouta. Dia membuka tangannya lebar-lebar.


“Kouta, jika kamu merasa patah hati, kamu boleh menangis di dadaku.”


Patah hati.


(Begitukah...? Kurasa itu bukan benar-benar sebuah hubungan jika dia berpacaran denganku karena dia adalah tunanganku. Jadi cintaku hancur, rupanya.)


Dadanya sakit seperti habis dicungkil. Dia memang patah hati karena rasanya begitu menyakitkan setiap kali dia memikirkannya.


Chris menatap Kouta dengan mata yang basah. Di depan Kouta ada dada Chris, yang tidak sebesar milik Hisame, nemun volumenya masih lebih dari cukup untuk dijangkau dan disentuh.


Kouta pun menundukkan kepalanya.


“......Chris, jangan memanjakanku.”


Dia tidak boleh meminjam dada Chris.


Karena Kouta belum menjawab pernyataan cinta Chris.


Kouta tidak boleh begitu saja memeluk seorang gadis yang bukan pacarnya.


"Aku hanya bercanda," kata Chris, menurunkan lengannya.


“Ketulusan konyol seperti itulah yang aku suka dari Kouta.”


Senyum Kouta terlihat seperti dipaksakan.


Chris menarik lengan baju Kouta.


“Kita akan naik keretanya. Kita akan mengadakan rapat strategi di rumah Kouta.”


"Di rumahku? Rapat strategi?”


“Jangan bilang kamu sudah lupa soal hubungan kita, Kouta.”


Kouta ditarik bersamaan dengan kereta lewat, dan dipaksa berjalan.


Rambut pirang Chris terkibas saat kereta meluncur ke peron.


“Kita adalah 'sekutu', kan?”


“Aliansi Pembatalan Pertunangan" awalnya dibentuk untuk memutuskan pertunangan Chris dan Kouta.


Sekarang sekali lagi dibentuk untuk membubarkan pertunangan Hisame dan Kouta.


Turun di stasiun terdekat rumah Kouta, Chris melanjutkan dengan langkah ringan. Rok lipit pendeknya menari-nari dengan langkahnya yang melompat-lompat.


“Sudah lama sejak terakhir kali aku berkunjung ke rumah Kouta. Apa kamu punya perabotan baru selama aku tidak ada?”


"Tentu saja tidak. Aku tidak mampu membeli perabotan secepat itu.”


Rumah Kouta adalah toko ramen yang buruk di mana bahkan anggaran makanannya pun dipangkas.


“Kenapa kita mengadakan pertemuan strategi di rumahku? Ada tempat lain, kan?”


"Tempat lain seperti apa?"


“Seperti taman.”


“Oh, akhir-akhir ini cuacanya semakin dingin. Musim dingin akan segera tiba.”


“…Kalau begitu, restoran keluarga…?”


“Kamu baru saja memikirkan apa yang ada di dompetmu, Kouta.”


“Bar minuman…!”


“Tidak ada restoran keluarga, tidak ada kafe, ingat, aku ini Christina Westwood yang mendunia, kan? Jika aku pergi ke tempat yang ramai, aku akan berada dalam masalah besar.”


”Menjadi selebriti pasti berat,” pikir Kouta.


“Itulah kenapa rumah Kouta adalah pilihan yang terbaik.”


(Yah, okelah... kami tinggal bersama seminggu yang lalu. Kurasa aku tidak perlu mengkhawatirkan soal itu sekarang ...)


“Ya, ya! Rumah Kouta sudah seperti rumahku sekarang~”


"Pernyataan itu sepertinya agak menyesatkan dalam banyak hal, bukan?!"