Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Si Cupu Rupanya Suhu [Vol 1 Chapter 4.6]

The Asocial Guy Who Gets Pushed Around Is Actually The Strongest Bahasa Indonesia




Chapter 4.6: Kemungkinan Untuk Tidak Dapat Bertemu Dengan Pria Asosial Lagi


[POV Akira]


Setelah melewati semak belukar, kami berhenti di depan gerbang SMA Doryu.


"Hell yeah!"


Den, yang mengejarku dari belakang, mengatakan itu sambil mengatur napasnya.


Seperti yang dikatakan Den, terdapat para Yankee SMA Anakamu di SMA Doryu yang seharusnya sudah ditutup.


Ketika aku mencoba untuk masuk, Den menghentikanku.


"Hei, tunggu!  Istirahat dulu!"


"Apa?  Istirahat?"


Aku tidak mengerti apa yang dikatakan Den, tapi aku tetap menghentikan langkahku.


"Tentu saja!  Kita telah berlari terus sampai ini, apakah menurutmu kita bisa melawan mereka sekarang?!  Lihatlah Kyu dan Non!"


Aku melihat Kyu dan Non, yang datang terakhiran setelah mendengar kata-kata Den.


Mereka berdua terengah-engah seperti habis mengikuti lomba maraton.


"Kalau begitu, kalian bertiga bisa beristirahat di sini.  Biarkan aku yang menyelesaikannya sendiri."


Aku mengepal kedua telapak tanganku dan bersiap untuk melakukan pergerakan.  Karena aku sudah berlari hingga sejauh ini, jadi tubuhku terasa hangat.


"Sial!  Dasar maniak bertarung!  Baiklah, aku mengerti.  Aku akan mendukung dari belakang, jadi silakan mengamuk sesukamu."  kata Kyu sambil mengenakan kembali topinya.


"Cih, kita bahkan tidak memiliki waktu untuk beristirahat.  Jika Akira pergi, maka aku juga harus pergi."  Non mengatakan itu dan menarik napas dalam-dalam.


"Serius, dia akan bertingkah seperti orang yang berbeda ketika berkaitan dengan Ketua Kelas..."  kata Den-kun menggaruk kepalanya.


"Tenanglah.  Kita tidak perlu jatuh ke tingkat yang sama seperti orang-orang di SMA Anakuma."


"Oke."


Aku menerima lampu hijau dari Den dan melangkah ke dalam halaman sekolah.


Para Yankee SMA Anakuma yang haus darah menyadari kedatangan kami dan menghampiri kami.


"Senang bertemu denganmu, Trio Idiot."


Salah satu Yankee Anakuma yang mendekat berkata begitu.  Lalu, Den membalas,


"Yah, aku tidak keberatan untuk bertarung.  Tapi, apakah kalian tidak berniat untuk mengembalikan Ketua Kelas terlebih dahulu?"


Namun, Yankee yang mendengar kata-kata Den malah tertawa.


"Hahahaha!  Kau sungguh perhatian dengan gadis itu, bukan?!  Bagaimana perasaanmu saat pacar kesayangamu disandera oleh kami?"


"Huh?"


"Huh?"


"Huh?"


Aku, Kyu dan Non secara serentak melihat ke arah Den pada saat yang sama. 


Saat itu, Den mengeras di sana.


".....Den, kau berkencan dengan Ketua Kelas...?"


Tiba-tiba, aku menjadi sangat marah tanpa alasan yang jelas.


Aku tidak menyangka bahwa aku tidak mampu untuk menyadari kalau gadis yang paling dekat denganku dan teman laki-laki yang paling dekat denganku ternyata sedang berkencan.....


'Tunggu ... mengapa aku merasa shock?  Dan yang paling membuatku heran adalah mengapa aku merasakan perasaan aneh ini?'


Melihat wajahku seperti itu, Den langsung berteriak dengan terburu-buru.


"Omong kosong!  Ah, Akira, kau tahu kalau itu cuma omong kosong, bukan, Akira?!"


"Tidak, maaf.  Maafkan aku.  Aku tidak menyadari itu..."


"Tidak!  Aku tidak berkencan dengannya!  Itu mustahil!"


Den memegangi bahuku.  Wajahnya memerah.


"Are?  Apa kau merasa malu?  Bukankah itu lucu, behahahaha?"


Melihat Den yang dengan putus asa sedang menyangkal itu, Yankee Anakim memegangi perut mereka tertawa terbahak-bahak.


Lalu, muncul pembuluh darah di dahi Den.


"Oi, Temae!  Diamlah!  Jangan membuat hal ini menjadi semakin rumit!"


"Yah ... jika kalian memang berkencan ... aku akan mendukung hubungan kalian."


Ketika aku berkata begitu pada Den, ia semakin memegang bahuku dengan sekuat tenaga.


"Serius!  Dengarkan baik-baik!  Apa kau tahu siapa yang Ketua Kelas sukai?!"


'Siapa yang Ketua Kelas sukai...?'


Aku sudah menunggu untuk mendengar sisanya, tapi ia tidak melanjutkannya.


"......Den?"


"Tidak, bukan apa-apa.  Jika kau memang ingin mengetahuinya, silakan selamatkan Ketua Kelas dan bertanya sendiri padanya."


Sebuah perasaan aneh menyebar di sekitar dadaku.


Perasaan apa ini?  Aku tidak bisa mendapatkan jawaban yang jelas.


Apa yang kurasakan secara samar adalah kecemasan, ketidaksabaran, harapan...


'Tunggu ... harapan?  Apa yang kuharapkan?'


"Akira ... fokus dulu.  Kita harus menyelamatkannya sebelum Kuromatsu melakukan sesuatu padanya."


Aku terkejut saat mendengar namanya.  Napas yang tadinya tenang, secara perlahan membuat saraf di seluruh tubuhku menegang.


Aku harus mendapatkan kembali Ketua Kelas tanpa terluka.  Ah, untuk Araki, dan untuk diriku sendiri tentunya.


Ketika aku mendapatkan ketenanganku kembali, Den melepaskan tanganku dari bahuku.  Dan kemudian, aku mulai beranjak untuk menghadapi para Yankee Anakuma.


"Dasar konyol, Temae!  Aku tidak menyangka kalian akan menculik Ketua Kelas yang tidak ada hubungannya karena kesalahpahaman seperti itu ... kalian terlalu bodoh!!!"


Den berteriak pada Yankee Anakuma.


"Aku tidak tahu apakah itu benar-benar salah paham atau tidak, tapi ketika kalian datang untuk menyelamatkannya, itu sudah tidak penting!  Jika kau ingin kami mengembalikannya, kalian harus mengambilnya dengan paksa!"


Kemudian, para Yankee Anakuma mendatangi kami sekaligus.


Kami juga ikut bergerak berdasarkan sinyal itu.


Aku menjatuhkan setiap Yankee Anakuma yang datang ke arahku.  Ketika aku sedang melemparkan mereka ke arah sekelompok Yankee Anakuma lainnya, aku melihat Trio Idiot sedang bertarung dengan kombinasi yang indah.


Den mengurus para Yankee yang datang ke arahnya, dan ketika lawannya lengah, giliran Kyu dan Non yang mengakhirinya.


Itu adalah kolaborasi yang unik dari tiga orang yang selalu bertengkar.


Jumlah Yankee Anakuma yang berguling di tanah semakin meningkat.  Namun, masih banyak musuh lain yang bermunculan.


"Kita tidak akan bisa menyelamatkannya jika terus seperti ini!  Akira, Den!  Silakan pergi dulu!"


"Itu benar!  Biarkan Non dan aku yang mengurus situasi di sini!"  Non dan Kyu berkata demikian.


"Baiklah!  Kyu, Non, kuserahkan masalah di sini pada kalian!  Akira, ayo kita masuk ke dalam!"


"Oke."


Aku menyerahkan Kyu dan Non untuk mengurus para Yankee di halaman sekolah dan menerobos kerumunan Yankee untuk masuk ke dalam gedung sekolah.


Kami masuk lewat pintu depan dengan sepatu masih terpakai dan berjalan menelusuri lorong lantai satu.


Kemudian, Yankee Anakuma yang bersembunyi di dalam kelas mulai keluar satu per satu.


Aku mencengkeram lengan Yankee yang datang padaku dan mendorongnya ke arah Yankee lainnya.


Yankee yang kehilangan keseimbangannya dihajar oleh Den yang terus berjalan tanpa henti sambil menendangi para Yankee berikutnya.


"Bukankah dia kacung Trio Idiot?!  Mengapa dia begitu kuat?!"  salah satu Yankee Anakuma berteriak.


"Maaf saja, tapi kacung kami berbeda dari kacung lainnya."


Setelah menerima pernyataan itu, Den menjawabnya dengan penuh percaya diri.


Sambil menendangi para Yankee, kami terus maju ke depan.


'Di mana Ketua Kelas...?'


Aku sangat gugup dan tergangguoleh pertanyaan itu.


".....Akira!"


Suara Den yang tiba-tiba memanggil namaku terdengar seperti peringatan.


Aku yang merasakan hawa membunuh, secara refleks menarik diri.


Lalu, sesuatu melintas di depanku.  Dan rasa sakit menusuk pinggangku.


Rupanya, ada salah satu Yankee yang menggunakan tongkat dengan paku yang tertancap di atasnya.  Tongkat yang kuhindari barusan menghantam jendela dan memecahkan kacanya dengan mencolok.


Ketika aku melihat ke depan, ada lima orang yang memegangi tongkat dan papan yang memenuhi lorong.


"Apa kau baik-baik saja?"  teriak Den.


Aku menyeka lenganku, yang memiliki noda darah..


Sepertinya itu hanya goresan, tapi jika itu benar-benar tertusuk, maka itu akan bahaya.


"Aku sudah menunggumu!  Trio Idiot!"  salah satu Yankee Anakuma menggonggong begitu.


"Den, apakah dia Kuromatsu?"  aku bertanya pada Den dengan nada serius.


"Ya."  lalu Den menjawabnya dengan cepat.


Tampaknya tidak mudah untuk melihat wajah sang jenderal.