Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bukan Selingkuh Namanya Kalau Sama Adik Tiri [Vol 1 Prolog]

It's Not Cheating If It's With Your Step-sister Bahasa Indonesia




Prolog: Dunia Di Balik Layar


Selama kita berada di kandang yang disebut sebagai ruang kelas, kita tidak akan bisa melarikan diri dari kasta sekolah.


Jika kau mengurung anak-anak ke tempat yang tertutup, maka wajar saja jika mereka berkumpul dalam kelompok yang memiliki hobi dan nilai yang sama dan mereka akan memiliki batas yang aneh di antara masing-masing dari mereka.


"Mereka lebih keren dari kita." "Mereka lebih rendah dari kita." dan seterusnya yang pada akhirnya akan menciptakan sebuah heirarki yang samar.


Ikatan yang transparan itu akan memberikan kepercayaan diri yang kuat kepada beberapa orang, dan kutukan kepada beberapa lainnya.


Bahkan dalam olahraga, sepak bola dan basket akan memiliki kesan yang sangat baik, dan tidak jarang juga pemain bisbol dianggap lebih tinggi kastanya dibanding pemain tenis meja.


Sementara itu, hobi otaku juga semakin diterima oleh masyarakat ...... namun, itu hanya sebatas untuk penikmat manga, tapi jika sudah masuk ke ranah ngidol, stalking para pengisi suara atau bahkan menjadi maniak figure, maka itu sudah menjadi hal lain ...... semakin dalam mereka menggali, maka semakin ingin mereka menjauh darinya.


Menjadi pemain tenis meja atau maniak figure sebenarnya bukanlah sebuah dosa.  Karena itu hanyalah penilaian dari orang lain.


Tetapi, setiap orang yang ada di dunia ini, sama sekali tidak meragukan penilaian yang tak berdasar itu.  Sungguh luar biasa bahwa ada sesuatu yang bisa membuat mereka semua mengikuti arusnya.


Sungguh hal yang sangat indah meskipun tidak semuanya baik-baik saja.  Jika itu masalahnya, bahkan memiliki hobi yang ampas pun akan terlihat keren di mata mereka.


Namun, hobi bukanlah sesuatu yang ditentukan dengan perhitungan seperti itu.  Itu adalah kutukan bahwa kau harus merasakan sesak napas karena apa yang kau sukai.


Yah, aku tidak peduli jika aku berada di sisi yang berlawanan.  Jika kau memiliki "tekad" yang kuat dalam dirimu, maka kau tidak akan memedulikan apa kata mereka.


Tidak peduli apa yang dipikirkan oleh orang lain, tempat di mana aku berdiri sekarang adalah tempat di mana aku berada.


....Aku penasaran apakah aku terlihat keren saat mengatakan semua ini?


Tsukigase So adalah murid tahun pertama di sebuah SMA.  Dia hidup dengan teguh dan tenang sambil membawa beban berat karena hobinya yang terasa seperti kutukan.


***


"Sou, kita mau pergi ke karaoke."


Sepulang sekolah, ketika aku hendak meninggalkan kelas, aku berhenti karena ada yang memanggilku 


Ketika aku menoleh ke belakang, semua teman sekelasku masih tetap tinggal di kelas.


Orang yang memanggilku adalah temanku, Naoya Koseki.  Dia sedikit lebih pendek dariku, dan rambutnya yang lepek secara alami menarik perhatianku.  Itu karena ketika dia datang ke sekolah pagi ini, rambutnya tegak.


Aku memberitahunya bahwa ada bubuk putih yang mengambang di rambutnya karena waxing yang berlebihan.  Setelah mendengarnya, dia bergegas ke toilet untuk membersihkan rambutnya dan kembali dengan basah kuyup.


Seluruh kelas tertawa terbahak-bahak melihat penampilannya, tapi itu adalah tawa yang menghangatkan, dan bukan karena niat jahat.


"Makanya jangan memakai wax berlebihan."


Ketika aku mengatakan itu, dia tersenyum malu, dan tawa pun terdengar.  Ini adalah episode musim semi di tahun pertama SMA-ku.


Dia adalah karakter yang mudah diajak bercanda dan sangat disukai oleh kaum yang cerah maupun yang suram.


Dia adalah salah satu teman terdekatku.


"Pergi ke karaoke?  Apakah ini semacam perkumpulan sosial?  Aku tidak mendengar tentang ini sebelumnya."


Meskipun ini baru beberapa minggu setelah upacara masuk sekolah, tapi sudah terbentuk sirkel yang sangat jelas di dalam kelas.


Aku tidak ingin pergi ke karaoke di mana semua orang berpartisipasi.  Jika aku menyanyikan lagu tema "Star Dust Legends" dan "Cosmolilical Angel Luna & Stella" karya Ohako XVIII, semua orang pasti akan membeku.


Apa gunanya ikut karaoke jika kau tidak bisa menyanyikan lagu favoritmu dengan bebas?


"Aku ada urusan, jadi aku meminta izin untuk tidak ikut."


"Tunggu sebentar!  ...Sebaiknya kau ikut dengan kami sekarang."


Naoya berbisik untuk membujukku.


"Itu karena Hoshino-san yang mengusulkannya."


"Hoshino-san?  Kenapa dia, orang dari kasta teratas, mengusulkan itu?"


"Entahlah ...... aku tidak tahu, tapi katanya dia ingin lebih banyak berinteraksi dengan semua orang di kelasnya."


Sebuah pesta yang melampaui batas kasta diselenggarakan oleh sang "Permaisuri Es"?


Aku mencoba melihat ke belakang kelas.  Kemudian, mata kami bertemu.


Di saat sebagian besar para gadis saling mengobrol seolah-olah mereka tidak peduli tentangku ... dia justru menatap ke arahku.


Kedua mata kami saling menyedot yang membuat seisi kelas seakan-akan memudar karenanya.


Shiori Hoshino, gadis karismatik yang memerintah puncak SMA ini.  Alasan kenapa dia yang menjadi puncaknya adalah karena dia cantik dan stylish.  Sungguh luar biasa.


Dengan rambut hitam dan mata yang misterius, penampilannya sesuai seperti kalimat 'gadis cantik yang keren'.


Dia mengenakan jaket laki dengan pola perbatasan musim semi, namun bagian bawah tubuhnya berupa rok yang lembut dan feminin.  Keseimbangannya itu sangat stylish, dan aku bisa merasakan suasana yang natural dalam fashion yang ia kenakan.


SMA kami ini sebenarnya memiliki seragam sekolah, tetapi kami juga diizinkan untuk datang ke sekolah dengan pakaian kasual.  Status para murid di sini dinilai dari pakaian yang mereka kenakan ke sekolah.


Stylish = Kekuatan tempur, jadi mereka semua akan saling bersaing dalam hal fashion.


Namun sebaliknya, aku, yang tidak peduli dengan akal sehat itu, selalu mengenakan seragam sekolah setiap harinya, atau dengan kata lain, aku adalah mob yang berbudi luhur.


Di SMA ini, seragam sekolah adalah identitas dari para NPC kelas. 


Hoshino tersenyum dan melambaikan tangannya ke arahku.


......Sebentar?  Apakah dia baru saja melambaikan tangannya kepadaku?


Tampaknya, tidak ada orang lain yang melihat gerakan itu.  Apa aku baru saja berhalusinasi?


"Lebih baik kau ikut dengan kami.  Di SMA ini, kau tidak akan bisa bertahan jika kau melawan Permaisuri Es..."


Naoya berbisik padaku dengan nada yang mengejutkan.  Tapi, tidak mungkin ada kekuasan mutlak seperti itu.


"Aku benar-benar punya urusan yang harus kulakukan.  Aku tidak mencoba untuk kabur dengan alasan seperti itu."


Sekali lagi, aku meliriknya.  Dan dia masih melihat ke arahku.


...Aku merasa seperti ditatap dengan mata penuh gairah.


Jadi, sambil membelakanginya, aku menjadi satu-satunya orang yang keluar dari kelas.


***


Aku datang ke sekolah dengan mengendarai sepeda, tetapi aku hanya mengendarainya sampai ke stasiun, bukan sampai ke rumah.  Aku memarkir sepedaku di stasiun dan melewati beberapa stasiun dengan menaiki kereta.  Aku menyeberang dari Saitama ke Tokyo dan turun ke Ikebukuro.


Kudengar, para elite di kelas rela datang jauh-jauh ke stasiun ini hanya untuk membeli pakaian, tapi … tujuanku ke stasiun ini tentu saja bukan untuk mengunjungi toko pakaian.


Aku keluar dari gang yang sepi dan turun ke ruang bawah tanah yang remang-remang di bawah gedung-gedung kecil yang sepertinya tidak akan didatangi oleh anak SMA ....... ketika aku membuka pintu yang berat, sebuah cahaya memancar keluar.  Dari dalam cahaya itu, seorang gadis berlari menghampiriku.


"Kamu telat, Onii-chan!"


"Ini bahkan masih 10 menit sebelum waktu pertemuannya."


Aku merasa lega setelah mengecek jam di ponselku.  Untungnya, aku datang tepat waktu.


"Tapi!  Kamu datang lebih lambat dariku!"


Gadis ini adalah adik tiriku, Tsukigase Manaka, yang masih duduk di bangku SMP.  Setahun lebih muda dariku.


Meskipun ia pendek, tapi penampilannya sangat menarik.  Wajahnya sangat kecil namun kakinya panjang.  Dan kedua matanya besar dan berkilau.  Karena dia adik tiriku, jadi kami tidak mirip, tapi dia tetaplah seorang gadis cantik yang seolah-olah keluar dari dunia anime.


Wajahnya juga mirip artis karena ia mudah mengekspresikan emosinya.


Aku mengambil kamera DSLR dari tasku dan meninggalkan tasku di sana.  Aku tidak ingin membawa barang bawaan yang tidak perlu.


Manaka, yang sekolahnya selesai lebih awal, membawa tas ransel besar dari rumahnya.  Semua yang dibutuhkannya sudah ada di dalamnya.


Kami berdua, melangkah ke dalam ruangan yang sudah dipesan.  Itu adalah studio pemotretan yang mengkhususkan diri dalam cosplay.


"Sekarang, ayo mulai ..... dan selesaikan secepatnya."


Ketika aku membuka tas berisikan kostum, aku menemukan kostum buatanku yang terlipat di dalamnya.


Butuh waktu selama berbulan-bulan untuk membuatnya, dan baru beberapa hari yang lalu kostum itu akhirnya selesai.  Namun, cosplay tidak dapat diselesaikan hanya dengan kostum.  Kita masih harus membutuhkan tema yang sesuai dan panggung tepat.


"Ambil ini."  kataku, sambil menyerahkan kostumnya kepada Manaka.


Manaka menerimanya dengan jawaban singkat, "Yoo." dan kemudian membelakangiku dan mulai berganti pakaian.


Tempat ini adalah tipe studio yang tidak memiliki ruang ganti, dan itu bukanlah masalah bagi kami karena kami adalah kakak dan adik.


Sementara itu, aku sibuk memeriksa perlengkapan makeup.......


"Sudah, Onii-chan!"


Manaka yang sudah selesai berganti kostum mendekatkan wajahnya kepadaku.


Rambutnya tertata rapi dengan ornamen.  Ornamen ini adalah alat untuk menata rambut asli agar bisa mengenakan wig.


"Yosh...."


Aku mengambil alat makeup dan menuangkan energiku ke dalamnya.


Melakukan makeup juga termasuk pekerjaanku.  Aku bertanggung jawab untuk lebih menonjolkan keimutannya hari ini dan mengekspos aura dewasanya.


Apakah ada hal lain yang lebih menyenangkan dari ini?


Hobiku yang tidak bisa kukatakan kepada teman sekelasku adalah mengubah adik tiriku yang cantik menjadi "karya" yang lebih indah.


Aku menerapkan makeup pada kulit putih Manaka yang tidak ada yang perlu ia sembunyikan.  Matanya yang semakin besar membuat fiturnya semakin terlihat.


Kecantikan alami ala cewek anime saja tidak akan bisa memenuhi fantasiku.  Oleh karena itu, aku harus melakukannya dengan tanganku sendiri.  Itulah cosplay.


Semua hal tentang teman sekelasku, kasta, pesta karaoke yang seharusnya sedang berlangsung sekarang dan perilaku misterius Hoshino, semuanya menghilang dari pikiranku saat aku sedang melakukan ini.


Dengan alat peraga yang disewakan, interior studio pun menjadi semakin ramai.  Aku dengan hati-hati menyesuaikan kontras intensitas cahaya dan arah beberapa lampu untuk menciptakan nuansa yang ideal.


Di tengah panggung, Manaka yang telah bertransformasi menjadi peri yang menghilangkan batas antara 2D maupun 3D, mulai beraksi.



Adik tiriku pada saat ini mungkin adalah orang tercantik di dunia.


Tanpa melewatkan sedikit pun momennya, aku mematikan shutter kamera DSLR dan mulai memotret.


Foto-fotonya kuambil dengan cara retouch yang nantinya akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan software editing ...  dan kemudian, foto-foto itu akan disebarkan di internet dengan nama cosplay "Romana Managuchi", dua orang cosplayer yang merupakan kakak dan adik.


Saat ini, kami adalah salah satu cosplayer paling terkenal di Jepang, yang namanya bersinar dengan indah di dunia yang gelap.


Ya, aku sudah puas dengan itu semua.


Kehidupan SMA yang normal atau masa muda yang cerah, aku tidak pernah memikirkan tentang masa depan di mana aku harus mengkhawatirkan hal-hal seperti mencari pacar atau semacamnya.


***


Kang TL:


Di sini sebenarnya author selalu bergonta-ganti sudut pandang dalam narasinya.  Kadang memakai POV orang pertama, lalu berganti ke POV orang ketiga dan balik lagi ke POV orang pertama.


Agar kalian tidak bingung, jadi saya akan ubah semua narasinya menjadi POV orang pertama mulai dari sini dan seterusnya.