Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Si Cupu Rupanya Suhu [Vol 1 Chapter 2.4]

The Asocial Guy Who Gets Pushed Around Is Actually The Strongest Bahasa Indonesia




Chapter 2.4: Pria Asosial Yang Tak Terkalahkan


Selama kelas pertama di sore hari, aku terus memperhatikan Usui-kun.


Aku menatap Usui-kun, yang sedang menatap keluar jendela dengan ekspresi kosong, sambil berpikir.


'Dia bilang dia ingin menunjukkan kekuatannya kepada dunia ... memangnya apa yang Usui-kun bisa lakukan?'


Imajinasiku menjadi liar karenanya.


Mungkin Usui-kun pernah terlibat dalam hal-hal berbahaya di masa lalu yang tidak bisa dia ungkapkan ke orang lain.


Jika dia pernah mengikuti semacam pelatihan khusus, maka itu akan masuk akal tentang kenapa dia bisa kuat dalam bertarung...


'Tidak, tidak, tidak, tidak.  Tenanglah, wahai diriku.  Aku tidak berpikir kalau itu adalah kebenarannya.  Ketika dia berbicara dengan orang mencurigakan itu ... mungkin saja itu tentang game.'


Aku mengatakannya pada diriku sendiri dengan lembut.


Aku tidak mendengarkan penjelasan dari guru karena terlalu banyak mengkhayalkan hal yang tidak realistis.  Aku tidak tahu sudah seberapa jauh aku tertinggal karena berdelusi seperti ini.


Namun, karena aku biasanya serius dalam memperhatikan pelajaran, jadi aku tidak ditegur oleh guru.  Guru mungkin mengira kalau ekspresi rumitku ini adalah karena aku mendengarkan pelajarannya dengan sangat serius.


Mengambil keuntungan dari itu, aku mulai berimajinasi lagi.


'Tapi ... jika Usui-kun memang bukan anak SMA biasa, maka hal itu dapat menjelaskan tentang alasan mengapa dia ahli dalam bertarung.'


Aku menulis, "Siapa yang paling kuat?" di buku catatanku sambil memikirkannya.


Aku harus mengetahui tentang rahasia dari kekuatan Usui-kun.  Setelahnya, baru aku akan mengetahui tentang alasan mengapa Usui-kun disebut sebagai yang terkuat.  Dan juga ... aku mungkin akan mengetahui hal berbahaya macam apa yang Usui-kun terlibat di dalamnya.


'Jujur saja, kamu penasaran juga, kan?'


Tiba-tiba, aku teringat pada dialog yang Hiromi katakan selama istirahat makan siang, jadi aku buru-buru memutar wajahku ke arah buku teks.


'Tidak, alasanku mengkhawatirkannya adalah karena aku ketua kelas!!  Ditambah dia memiliki banyak misteri.  Jika aku bisa mendapat jawaban yang masuk akal, aku pasti tidak akan mengkhawatirkan tentang Usui-kun lagi!'


Entah kenapa, aku jadi ingin memecahkan misteri ini dan membuatnya menjadi jelas.


Aku terus-terusan memikirkan tentang misteri ini hingga larut malam sampai aku tidak bisa tidur karenanya.


***


Sehari setelah Usui-kun bertemu dengan orang yang mencurigakan, saat sepulang sekolah, aku mencoba untuk menyelidiki Usui-kun untuk memecahkan misteri tentangnya.


Setelah mengkonfirmasi bahwa Usui-kun dan trio idiot sudah meninggalkan kelas, aku menarik napas dan kemudian berdiri.


Ketika aku meninggalkan kelas, aku melihat Usui-kun berjalan di belakang Trio idiot.


Dia mungkin membawakan tas ketiganya secara sukarela, dan jika ditotal, dia sedang membawa empat tas.


Itu mungkin tidak terlihat berat, tapi tetap saja pasti sulit untuk membawa dua tas di satu tangan sekaligus.


"Usui-kun masih may membawakan tas mereka ... oh, mungkinkah dia sedang latihan otot?"


Aku berbicara pada diriku sendiri ketika Usui-kun secara tiba-tiba berbalik.


Aku penasaran apakah aku ketahuan, tapi Usui-kun segera berbalik dan lanjut berjalan lagi.  Setelah merasa lega dan mengikuti mereka lagi.


Semalam, aku terus memikirkan tentang Usui-kun, dan aku menyadari satu hal: ada terlalu banyak hal yang tidak kuketahui tentang Usui-kun.


Kurang lebih sudah sebulan sejak kami berada di kelas yang sama, tapi aku masih tidak tahu di mana Usui-kun tinggal dan bagaimana dia hidup.  Itu sebabnya aku ingin mengetahui tentang sisi Usui-kun, yang berbeda dari sosoknya di sekolah.


Jika aku bisa mengetahuinya, aku mungkin akan menemukan rahasia tentang kekuatan Usui-kun dan petunjuk yang berhubungan dengan orang yang mencurigakan itu.


'Ngomong-ngomong, alasanku ingin mengetahui lebih banyak tentang Usui-kun bukan karena aku menyadari Usui-kun sebagai lawan jenis!  Tapi sebagai ketua kelas!  Jika teman sekelasku sedang terlibat dalam masalah, aku tidak boleh meninggalkannya sendirian!'


Aku tidak sedang berusaha untuk menjelaskannya pada orang lain, melainkan hanya mencoba untuk membuat alasan di kepalaku.


Aku terus mengikuti mereka dalam jarak yang pas hingga mereka akhirnya tiba di Stasiun Neko Okazawa, tempat di mana mereka berpisah. 


Sepertinya trio idiot ingin pergi bermain ke suatu tempat sedangkan Usui-kun hendak pulang.


"Aku memiliki hal yang harus kulakukan, jadi aku akan pulang duluan."


Aku bisa mendengar suara Usui-kun saat mengatakannya.


Usui-kun berjalan sendirian ke platform yang berlawanan dengan yang biasa kugunakan .... tentu saja, aku juga ikut berjalan ke sana tanpa ragu sedikit pun.


Jika aku mengikutinya seperti ini, apakah aku akan tiba di rumah Usui-kun?  Tidak, dia bilang dia ada urusan, dan dia mungkin akan pergi untuk menemui orang yang mencurigakan itu.


Dengan dada yang dipenuhi dengan kegelisahan, aku menaiki gerbong di sebelah gerbong yang dinaiki Usui-kun.


Tepat setelah aku naik, aku langsung memeriksa sosok Usai-kun melalui jendela di bagian sambungan kereta.


Usui-kun sedang berdiri tepat di samping pintu di mana ia naik dan melihat pemandangan yang mengalir di luar.


Kereta kami tiba di Stasiun Inunuma yang berjarak dua stasiun dari Stasiun Neko Okazawa.


Karena melihat Usui-kun turun, jadi aku ikut turun juga dan berjalan di belakangnya pada jarak yang tepat agar tidak ketahuan.


Ini adalah pertama kalinya aku turun di Stasiun Inunuma.


Stasiun Onuma adalah stasiun yang lebih kecil dari Stasiun Neko Okazawa atau stasiun terdekat rumahku, dan segera setelah aku keluar dari stasiun, terdapat distrik perbelanjaan yang luas dengan perumahan di dekatnya.


Karena aku tidak mengenal daerah ini, jadi aku tidak bisa berhenti gelisah.


Ketika aku mengikuti Usui-kun, ia masuk ke dalam daerah perumahan, dan berhenti di sebuah rumah biasa.


Sepertinya rumah dengan atap abu-abu ini adalah temoat tinggalnya Usui-kun.


Pada akhirnya, Usui-kun langsung pulang dan tidak berencana menemui orang yang mencurigakan itu.


'Tunggu!  Bukankah apa yang sedang kulakukan ini adalah menguntitnya?!'


Aku bertindak dengan ide-ide samar untuk mengidentifikasi rumah Usui-kun.   Padahal, aku bisa kangsung mengetahui jika aky menanyakannya langsung padanya.


Aku merasa malu atas apa yang sedang kulakukan, dan wajahku mulai terbakar.


'Astaga, apa yang sedang kulakukan?'


Ketika aku mencoba untuk pergi secara diam-diam tanpa diketahui oleh siapa pun, pintu rumah Usui-kun terbuka, dan Usui-kun keluar sambil mengenakan jersey.


Setelah melihatnya, aku langsung bersembunyi di balik tiang listrik.


Untungnya, Usui berlari ke arah yang berlawanan dari tempatku berdiri.


"Ke mana dia akan pergi setelah berganti pakaian?"


Aku melihat Usui-kun berlari dari balik tiang listrik.  Seperti yang kuduga, tampaknya akan sulit bagiku untuk mengejarnya.


"Tidak mungkin ... apa yang sedang terjadi sekarang?!"


"Itu benar.  Aku ingin tahu apa yang ingin dia lakukan di sana.  Bukankah itu sedikit aneh?"


"Ya ...  setelah pulang dari sekolah, ia berganti pakaian dan langsung berlari ... eh?!"


Ketika aku sedang berdebat dengan diriku sendiri, tiba-tiba muncul seseorang yang menginterupsiku.


Karena terkejut, aku berbalik dan melihat seorang wanita cantik berusia sekitaran ibuku yang sedang menurunkan tas belanjaannya dari lengannya sambil tersenyum.


Bagian wajah yang rapi itu tampaknya mirip dengan Usui-kun, dan keringat langsung mengucur dari seluruh tubuhku.


"Oh, oh, um ... apakah kamu ibunya Akira?"


"Ya, dan kamu ... apa kamu temannya Akira?  Seragammu sama dengan yang dipakai Akira, kan?"


"Ya...!  Namaku Shizuka Otsuki.  Aku ketua kelasnya Akira!"


Bagaimana aku harus menjelaskannya?  Aku terlalu terburu-buru hingga tidak memperhatikannya.


Tidak peduli apa yang akan kukatakan, aku pasti akan disalahpahami sebagai penguntit karena apa yang kulakukan memang tidak ada bedanya dengan penguntit.


"Yah ... ada sesuatu yang ingin kukatakan pada Akira, jadi aku datang ke sini sambil mengejarnya ... kalau begitu, aku akan melakukannya lain kali."


"Begitukah?  Aku mengerti."


Aku membuat alasan yang buruk, tapi ibu Usui-kun tersenyum kecil dan sepertinya ia percaya padaku.


Aku lega karena dia percaya pada alasanku, tapi ibu Usui-kun terus menatapku dengan senyuman hangat, jadi aku tidak bisa berhenti berkeringat.


Bukankah ini ... terlihat seperti aku datang ke sini untuk mengaku?!


"Hei, boleh aku bertanya seperti apa Akira saat di sekolah?"


Ibu Usui-kun tiba-tiba menayakan itu ketika aku sedang berkeringat.


"Dia jarang berekspresi yang membuatnya sering disalahpahami oleh teman-temannya.  Sebagai ibunya, aku bahkan tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan."


Wajah ibu Usui-kun tersenyum, tapi dia sebenarnya sedang khawatir tentang Usui-kun.


"Dia tidak bergabung dengan kegiatan klub dan langsung pulang, dan hampir setiap hari ia berlari ke suatu tempat seperti itu.  Ada buku tentang bertahan hidup, membela diri, dan buku-buku aneh di kamarnya.  Ada sesuatu yang tidak biasa tentangnya, jadi aku khawatir tentang tentang bagaimana cara dia bersenang-senang di sekolah.  Apakah dia memiliki teman di sekolah?"


Ketika aku melihat ekspresi ibu Usui-kun yang tampak khawatir, aku tiba-tiba merasa ingin menenangkan ibu Usui-kun.


"Akira-kun ... dia memiliki teman di sekolah."


"Oh, benarkah?"


Ibu Usui-kun membulatkan matanya pada kata-kataku.


Hanya mengetahui bahwa dia memiliki teman saja dia sampai terkejut seperti ini.  Aku yakin Usui-kun pasti adalah tipe orang yang tidak memberi tahu ibunya tentang apa yang dia lakukan di sekolah.


Aku ingin membuat ibu Usui-kun merasa lebih baik, jadi aku menceritakan padanya apa saja yang dilakukan Usui-kun di sekolah.