Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Si Cupu Rupanya Suhu [Vol 1 Chapter 2.3]

The Asocial Guy Who Gets Pushed Around Is Actually The Strongest Bahasa Indonesia




Chapter 2.3: Pria Asosial Yang Tak Terkalahkan


Jam istirahat makan siang sudah lewat lebih dari separuhnya.


Biasanya, aku akan bersiap untuk kelas berikutnya dan bersantai ... tapi saat ini, aku sedang berada di sudut halaman sekolah yang tidak ada seorang pun di sana.


Di balik semak-semak pohon yang dipotong sepinggang.  Aku berjongkok dengan tangan di lututku agar aku bisa bersembunyi di sana.


Dedaunan hijau mengkilap dan bergoyang di depan mataku.  Ketika aku melihatnya, aku hanya bisa menarik napas panjang.


Pada siang hari, tidak ada siapa pun di halaman sekolah dan tidak ada anggota klub olahraga yang berlatih di sini.


Aku memang ingin pergi ke tempat yang sepi, tapi aku malah merasa kesepian karenanya.  Ketika aku melihat ke langit biru, aku merasa sedih.


"Ketika aku dengan senang hati menerima tugas dari guru, mereka akan berkata, "Seperti yang diharapkan dari ketua kelas." dan mengatakan hal bagus lainnya...."


Karena berpikir bahwa tidak ada siapa pun di sana, jadi aku mengemukakan keluh kesahku dengan keras.


"Kalian menyerahkan semua hal yang merepotkan padaku, tapi ketika aku selesai melakukannya, kalian malah tampak tidak senang.  Aku adalah satu-satunya orang yang menyelesaikan semua masalah kalian, tapi ketika aku yang terkena masalah, apakah kalian akan memikirkanku?  Apa-apaan ini ... ini terlalu menyakitkan bagiku..."


Aku mencoba untuk memuntahkan segalanya, tapi ketika aku melakukannya, kata-kata yang kukeluarkan justru membuat hatiku sakit.


'Mengapa aku merasa seperti ini?  Aku tidak ingin bertingkah sok kuat.'


Aku bekerja keras sebagai ketua kelas, karena semua orang bergantung padaku.  Tapi sepertinya semua orang merasa terganggu karena aku terlalu serius memerankan peranku.


'Apakah tidak apa-apa jika aku membolos?  Jika aku tidak segera kembali ke kelas, maka kelas sore akan dimulai tanpaku.  Tapi aku tidak ingin kembali ke kelas. Aku ingin membolos seperti ini.'


Meskipun aku berpikir begitu, tapi sikap murid teladanku menolaknya dan hati dan pikiranku mulai bergejolak karenanya.


'Akan sangat memalukan bagiku jika membolos.  Jadi aku harus kembali ke kelas secepatnya.'


Orang yang tidak pernah membolos tidak akan mampu untuk menahan ketakutannya sendiri ketika mereka ingin mencoba untuk membolos.


'Jam berapa sekarang?


Aku mencoba mencaritahunya di saku seragam sekolahku, tetapi tidak ada ponselku di dalamnya.  Itu karena aku meninggalkannya di kelas.


Aku tidak punya pilihan lain selain berdiri untuk melihat jam yang ada di dinding gedung sekolah.


Secara mengejutkan, aku melihat Usui-kun ada di dekatku.


'Kenapa Usui-kun bisa ada di sini......?'


Melihat melalui celah dedaunan, aku mengintipnya dari balik semak-semak.


Usui-kun sedang menatap sekeliling.


'Dia sedang mencari sesuatu atau seseorang?  Dia tidak sedang mencariku, kan...?!'


Saat aku diam-diam mengamati gerakan Usui-kun, dia tiba-tiba berkata.


"...Hei, kau ada di mana?  Jika kau butuh sesuatu, cepat keluar sekarang."


'Apa?!'


Jantungku melompat.  Aku berkeringat karena kupikir dia mungkin sudah menyadari bahwa aku sedang bersembunyi di sini, tetapi aku terkejut saat mendengar suara keras.


Seseorang memanjat pagar yang menghadap ke jalan dan melompat ke dalam halaman sekolah.


Orang yang masuk ke dalam halaman sekolah memakai hoodies hitam, celana hitam dan sepatu hitam.


Aku hampir tidak bisa melihat wajahnya karena dia memakai kacamata hitam dan masker hitam.


Dia memakai sarung tangan hitam di tangannya.  Dia serba hitam.  Ada sedikit sinar matahari di kulitnya, dan seseorang yang sangat mencurigakan itu berbicara pada Usui-kun.


"Yah ... sudah lama sekali, Akira.  Maaf karena telah memanggilmu tiba-tiba. Aku kebetulan ada di dekat sini karena ada urusan, jadi aku ingin sekalian melihat wajahmu.  Karena begitu aku mulai bekerja, kita tidak akan bisa bertemu untuk beberapa waktu......"


Orang yang memanggil nama Usui-kun memiliki suara laki-laki.


"Jika kau butuh sesuatu, langsung katakan saja.  Aku tidak memiliki jam istirahat yang lama."


Suara Usui-kun, yang biasanya datar, terdengar agak kesal.  Aku ingin tahu apakah dia mengenalnya?  Karena Usui-kun bahkan tidak menanyakan nama pria itu.


"Kukuku ... apa kau menikmati masa SMA-mu bersama teman-temanmu?"


"Ini menyenangkan.  Jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan kehidupanku yang sebelumnya."


"Begitu ... jadi kau ingin menyembunyikan kekuatan terkuatmu dan hidup damai."


'Yang terkuat?'


Kata-kata pria itu membuat hatiku berdebar-debar.


Aksi Usui-kun, yang menyelamatkanku kemarin, terlintas di benakku


"Sangat disayangkan bahwa kau menjadi yang terpilih, tapi kau malah menyembunyikannya.  Sungguh bakat yang sia-sia.  Menurutmu ada berapa banyak orang yang menginginkan kekuatan itu di dunia ini?"


"Aku tidak tahu dan tidak mau tahu."


"Begitu ... meskipun kau tidak tertarik, tapi kekuatan milikmu adalah yang terkuat.  Mungkin, orang-orang di sekitarmu juga menyadari itu, bukan?  Tidak peduli seberapa keras kau mencoba untuk menyembunyikannya, kekuatanmu tidak akan pernah bisa berbohong."


'Apa yang mereka berdua bicarakan?'


Aku tidak tahu, tapi aku penasaran, maka dari itu aku memasang mata dan telingaku dengan baik-baik sekarang.


"Sekolah hanya mengulangi hal yang sama setiap harinya, bukan?  Apa kau benar-benar merasa puas pada kehidupan tanpa stimulus seperti itu?"


Pria itu dengan santai meletakkan tangannya di bahu Usui-kun.


"Jujur saja, dan kembalilah ke dunia kita..."


Namun, Usui-kun dengan kesal menyingkirkan tangannya dari bahunya.


"Aku sudah mengatakannya padamu berkali-kali, tapi aku tidak akan kembali ke sana lagi."


Usui-kun mengatakannya dengan dingin, dan pria itu mengerutkan keningnya saat mendengarnya.


"Kau memang keras kepala, tapi bos jauh lebih keras kepala darimu.  Dia masih belum menyerah padamu, kau tahu?"


Sepertinya pria itu memiliki bos.  Bukankah itu artinya dia memiliki rekan?


Membayangkan orang-orang berpakaian serba hitam berkumpul membuatku ngeri.


'Mungkinkah Usui-kun adalah salah satu dari mereka dan telah membantu mereka melakukan sesuatu yang berbahaya?!'


"Mari kita buat dunia tahu tentang kekuatanmu kali ini.  Pikirkanlah baik-baik sambil menjalankan kehidupan sekolah yang membosankan itu."  kata pria itu sambil memanjat pagar sekali lagi.


Hanya dengan satu langkah, dia berhasil melompat ke atas dan mendarat di luar pagar.


Gerakannya yang mulus itu membuatku merasa bahwa dia sangat atletis.


Jika orang ini adalah mantan rekan Usui-kun, apakah dia sama kuatnya dengan Usui-kun?


Setelah mengkonfirmasi bahwa pria itu telah pergi meninggalkan sekolah, Usui-kun mulai berjalan menuju gedung sekolah.


Sepertinya dia tidak menyadari bahwa aku ada di dekatnya.


Aku lega setelah mengetahui bahwa aku tidak ketahuan meski telah menguping sebanyak itu, jadi aku menyeka keringat di telapak tanganku menggunakan rok seragamku.


Sosok Usui-kun semakin mengecil.  Jika aku tidak cepat-cepat kembali ke gedung sekolah, maka aku pasti akan terlambat ke kelas.


Lagi pula, aku sudah tidak ingin membolos lagi.  Aku juga penasaran tentang situasi Usui-kun. 


Jadi, setelah memastikan tidak ada orang di sekitarku, aku mulai berjalan ke gedung sekolah dengan hati-hati agar tidak membuat suara langkah kaki.