Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Si Cupu Rupanya Suhu [Vol 1 Chapter 1.7]

The Asocial Guy Who Gets Pushed Around Is Actually The Strongest Bahasa Indonesia


Chapter 1.7: Apa Yang Terjadi Pada Pria Asosial Itu?


Perlahan tapi pasti, dia memaksaku untuk mengikutinya.


'Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.  Aku hanya bisa pasrah.  Aku tidak punya pilihan lain selain menyerah...'


"Oh, Den, kalian sudah menemukannya......?"


Tiba-tiba, aku mendengar suara yang tidak pada tempatnya.


Aku menggerakkan otot leherku yang kaku dengan canggung dan melihat ke arah suara itu dan menemukan bahwa yang berdiri di sana adalah seorang pria yang sedang memegang kantong plastik penuh belanjaan.


Dari dalam kantong plastik, terlihat bahwa isinya adalah minuman favorit trio idiot itu.


"Usui-kun, kah......?"


Ia memakai seragam sekolah yang sama denganku dan memiliki ekspresi mengantuk.  Tidak diragukan lagi bahwa orang itu memanglah Usui-kun...


Ketika melihat kami, Usui-kun berhenti bergerak.


Dia tampaknya telah menyadari apa yang sedang terjadi di sini.


Namun, sepertinya dia tidak bisa memahami situasi apa yang sedang terjadi di depan matanya ... dia hanya menggerakkan matanya sambil lanjut berjalan.


Trio idiot dan Hiromi sedang terkapar.  Sedangkan aku sedang disandera oleh pria yang mencurigakan.


Meskipun ia kelihatannya sudah mrlihay keseluruhan situasi yang ada di sini, tapi ekspresi Usui-kun tetap tidak berubah.


Ia sama seperti biasanya, dia terlihat mengantuk dan acuh tak acuh.


"Oh?  Kau orang yang selalu disuruh-suruh oleh trio itu!  Apa kau masih sering disuruh oleh orang-orang ini?  Sungguh memalukan!"


Pria itu menertawakan Usui-kun.


'Tidak!  Jika hal-hal seperti ini terus berlanjut, bahkan Usui-kun bisa ikut terbawa ke dalamnya!'


Aku berteriak pada Usui-kun,


"Usui-kun, lari!"


Tapi tak lama kemudian, Hiromi juga ikut berteriak.


"Hei! Usui!  Larilah bersama Shizuka!"


"Hei...!  Kamu tidak boleh melibatkan Usui-kun!"


"Usui adalah satu-satunya orang yang bisa membantu Shizuka sekarang, jadi mau bagaimana lagi!"


Untuk beberapa alasan, Hiromi dan aku tampaknya tidak sejalan.


Entah apakah dia harus membantu atau melarikan diri, tapi Usui-kun hanya diam saja.


Pikiran dan detak jantungku kacau.  Jadi aku memutuskan untuk berteriak,


"Cukup!"


Teriakanku di dalam gang hampir terdengar seperti jeritan.


"Aku hanya harus pergi denganmu, bukan?  Jadi jangan bertindak terlalu jahat kepada semua orang lagi!"


Kemudian, dia menyeringai.


"Oh, itu adalah perkembangan yang paling kusuka.  Baiklah, baiklah.  Aku akan mengabaikan mereka semua.  Ayo kita pergi untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama kakakmu ini."


Pria itu menarik lenganku dan memaksaku untuk berdiri.


Ketika dia meletakkan tangannya di bahuku, aku menegang, dan hawa panas yang tidak menyenangkan menembus seragam dan mengenai kulitku.


'Aku harus tenang .'


"Tunggu, kau idiot!"


Hiromi berteriak dan mencoba untuk berdiri, tetapi dalam waktu singkat, pria itu menendangnya lagi dan membuatnya terkapar.


"Tidak, tidak.  Kau seharusnya tetap diam saja di situ."


Pria itu menatap Hiromi dengan tatapan seperti sedang melihat serangga.  Kupikir dia masih berniat untuk melakukan sesuatu pada Hiromi.


Karena itulah, dengan terburu-buru, aku memohon padanya.


"Kumohon!  Berhentilah sekarang...!"


"Oh, maaf.  Maaf karena telah membuatmu menunggu." tawa pria itu.


Kurasa dia tidak mengerti apa maksudku.  Pria ini mungkin adalah iblis berkulit manusia.


'Bagaimana bisa hal ini terjadi padaku...'


Akhirnya, air mata yang sudah kutahan sejak tadi mulai mengalir.  Sedangkan pria itu, justru tertawa riang di sampingku dan mulai berjalan.


Namun, suara percikan air menghentikannya.


Pria itu secara perlahan mulai berbalik.


'Bagian belakang kepalaku basah dan berbau harum.'


Pria itu mendecakkan lidahnya dan sebuah bungkusan terjatuh ke tanah dengan keras.


Di antara kaki pria itu, terdapat sebungkus susu stroberi yang hancur dan bocor.  Aroma manis pun mulai menyebar.


'Itu ... bukankah itu adalah minuman yang selalu Den-kun minta untuk dibelikan oleh Usui-kun...?'


Aku berbalik dan berkata,


"Tidak mungkin."


Usui-kun, yang berada tepat di depanku, masih memiliki ekspresi yang tenang. 


"Oi ...... maksudmu apa?"


Suara pria itu jauh lebih rendah daripada sebelumnya.  Mungkin itu disebabkan oleh kemarahannya yang tak tertahankan.


Namun, Usui-kun masih tidak bergeming.   Dia malah menjawabnya dengan santai, seolah-olah dia baru saja ditegur oleh guru selama jam pelajaran.


"Aku ketakutan tadi sehingga tanganku terpeleset ketika mencoba untuk mundur..."


Dia dengan santainya mengakui bahwa dia telah melemparkan bungkusan itu ke arahnya.


Tingkah laku Usui-kun yang berani itu membuatku merasa khawatir.  Pria itu pasti tidak akan melepaskan Usui-kun.  Sama seperti yang dia lakukan pada trio idiot ...... tidak, dia pasti akan dihajar jauh lebih parah daripada mereka.  Apa yang telah dilakukan Usui-kun sudah tidak dapat ditolerir lagi olehnya.


"Usui-kun ...... lari..."


Suaraku bergetar.


"Cepat, larilah....."


Aku mencoba melakukan yang terbaik untuk membujuknya, tapi Usui-kun tidak bergerak sedikit pun.


Dia tetap berdiri di sana dengan aura yang sama seperti biasanya.


Sulit dipercaya, mungkinkah dia tidak memiliki rasa takut?  Tidak, tidak mungkin jika dia tidak memiliki rasa takut.


"Begitu. Tanganmu terpeleset, huh..."


Setelah tersenyum ringan, ekspresi pria itu berubah menjadi serius.


"Jika kau merasa menyesal, minta maaflah dengan cepat, oke?  Aku bukan tipe orang yang sabar, kau tahu?"


Setelah mendengar perkataannya, Usui-kun langsung menjawabnya.


"Ah......maaf.  Aku sebenarnya ingin melemparnya lebih keras dari tadi, tapi sepertinya aku tidak punya cukup energi untuk melakukannya."


"Bgsd...!!  Dasar tidak tahu diri!!  Aku tadinya mau melepaskanmu, tapi kau malah melunjak!"


Itu adalah suara penuh kemarahan, yang membuatnya seolah-olah udara bergetar.   Bahkan burung yang sedang hinggap di kawat sampai berdesir karenanya.  Kemudian, pria itu melepaskanku dan langsung menyerang Usui-kun.


"Apa kau ingin menjadi pahlawan kesiangan?!"


Napasnya terdengar berat, mungkin itu karena dia sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.


Dia terlihat seperti seperti banteng.   Dengan wajah merah di mana pembuluh darah mengambang di dahinya, pria itu menutup jarak dengan Usui-kun.


Sudah tidak ada lagi orang yang bisa menghentikan pria itu.  Trio idiot masih belum bangun.  Aku juga tidak ingin membiarkan Hiromi melakukan sesuatu yang lebih berbahaya dari sebelumnya.


"Usui-kun, lari!"


Hanya itulah satu-satunya hal yang bisa kulakukan.


"Jangan salahkan aku jika kau terluka, oke!"


"...."


Pria itu memukul Usui-kun.


Usui-kun, hanya berdiri diam dan tidak bergerak.


Jantungku berdebar kencang seolah-olah jantungku mau melompat keluar dari tenggorokanku.


'Oh, dewa atau siapa pun itu, tolong bantu kami.'


Tiba-tiba, aku mendengar suara Usui-kun.


Tidak, suaranya jauh lebih pelan dan agak lebih dingin dari biasanya, dan suara itu sepertinya bukan milik Usui-kun.


"Apa......?"


Mau tak mau aku mengatakannya tanpa sadar.


Di depanku, sebuah pemandangan yang tidak dapat dipercaya muncul secara tiba-tiba.


Usui-kun menerima tinju dari pria yang hendak memukulnya itu dengan begitu mudahnya.


Pria yang kehilangan keseimbangannya itu terkejut dan langsung bangkit dengan tergesa-gesa.


Pria itu mengangkat tinjunya lagi dan mulai menyerang Usui-kun untuk kedua kalinya.


Namun, Usui-kun mampu menangkap tinjunya dengan mudah dan mencengkeram lengan pria itu dengan satu tangannya.


Pada saat yang berikutnya, kegelisahan muncul di wajah pria itu, dan Usui-kun memutar lengan pria itu.


"Sakit, sakit, sakit, sakit, sakit!!!  Apa yang kau lakukan?!  Lepaskan aku!  Ini sakit sekali!"


Saat pria itu menyuruhnya untuk melepaskan lengannya, Usui-kun tiba-tiba benar-benar melepaskan lengan pria itu.


'Apa?!  Kenapa kau melepaskannya?!


Ketika aku melihat Usui-kun, yang dengan santainya melepaskan pria itu,  aku merasa kesal.  Aku tidak berpikir kalau orang ini akan menyerah dengan begitu mudahnya.


"Sial......!  Jangan sombong kau!"


Seperti yang kuduga, pria itu mencoba untuk memukul Usui-kun lagi.


Namun, Usui-kun tampak kesal ketika melihatnya.  Lalu, ia meraih lengannya lagi dan memutarnya seperti tadi.


"Aaaaaaaaaaaaaaccckkk!!!"


Pria itu menjerit.


Usui-kun seharusnya mendengar dengan jelas suara memilukan pria itu, tapi Usui-kun tidak mengubah ekspresinya sama sekali.


Usui-kun tetap terlihat dingin seperti biasanya dan terus mencoba menekuk lengan pria itu ke arah yang tidak seharusnya.


'Aku tidak tahu apa itu, tapi sepertinya itu semacam teknik gabungan.'


"Hentikan!  Tolong hentikan!  Kau hampir mematahkan lenganku!"


Pria itu tampak seperti ingin menangis. Namun, Usui-kun tidak memedulikannya.