Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Si Cupu Rupanya Suhu [Vol 1 Chapter 1.8]

The Asocial Guy Who Gets Pushed Around Is Actually The Strongest Bahasa Indonesia




Chapter 1.8: Apa Yang Terjadi Pada Pria Asosial Itu?


Dia tampak kejam dan tidak berperasaan ketika dia mengunci lengan pria itu tanpa ekspresi di wajahnya.


"Ano, Usui-kun..."


"Ada apa?"


Aku bertanya padanya dengan canggung, dan dia menjawabku dengan datar.


"Yah,  bukankah dia terlihat sangat kesakitan...?"


Lalu, dia menjawab,


"Ya, tentu saja dia sangat kesakitan.  Pertama-tama, aku ingin dia merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh trio idiot dan Araki-san..."


"Tunggu, tunggu, tunggu.  Bukankah itu terlalu berlebihan?!"


Sejujurnya, aku tidak mau bersimpati padanya.  Aku sangat membencinya hingga aku ingin dia pergi ke neraka sekarang juga, tapi aku tidak bisa terus-terusan melihatnya menangis dan berteriak seperti itu.


Selain itu, aku tidak bisa membuat tangan Usui-kun lebih kotor dari ini.


"Benarkah?"


Usui-kun yang mendengarkanku, mulai melepaskan lengan pria itu


Pria itu kemudian terjatuh tak berdaya ke tanah. Aku bisa mendengarnya bernapas dengan menyakitkan.


Lalu, Usui-kun berkata padaku,


"Apa kau baik-baik saja?  Apa kau terluka?"


Usui-kun bahkan tidak melihat ke arah pria yang jatuh itu dan langsung datang menghampiriku dan mengkhawatirkanku.


Ketika aku menjawab, "Oh, ya..." aku menyadari bahwa Usui-kun sedang menatap sesuatu.


Tatapan Usui-kun mengarah pada pergelangan tanganku.  Mungkin karena cengkeraman kuat pria itu, lenganku jadi berwarna merah.


"Ya, aku tidak apa-apa..."


"Maaf."


Usui-kun seharusnya tidak perlu meminta maaf padaku, tapi dia malah melakukannya.


Usui-kun, yang selalu tidak menunjukkan emosi apa pun, terlihat depresi.


'Aku hanya memar ...... mengapa kau terlalu memedulikannya?'


Jantungku berdebar-debar karena dia tiba-tiba menunjukkan sisinya yang lembut.


Tangan Usui-kun terulur dan menarik pergelangan tanganku dengan lembut.  Tangan Usui-kun, yang telah membuat pria itu berteriak sampai beberapa saat yang lalu, menyentuhku dengan lembut seolah-olah sedang menyentuh benda yang rapuh, dan detak jantungku menjadi semakin cepat.


Tiba-tiba aku merasa malu dan buru-buru mengatakan sesuatu pada Usui-kun.


"Usui-kun, apa kamu baik-baik saja?"


"Aku baik-baik saja.  Yang lebih penting lagi, Araki-san..."


Itu benar.  Aku langsung bergegas ke arah Hiromi.


Pada saat yang sama, Hiromi telah bangun sendiri dan menatap Usui-kun dengan takjub.


"Apakah ini ..... mimpi?  Apakah aku sedang pingsan dan bermimpi?  Mustahil bagi Usui untuk mengalahkan pria itu."


Hiromi tampaknya belum bisa menerima kenyataan ini.  Aku bisa mengerti apa yang Hiromi rasakan.  Karena aku juga tidak memepercayainya, tapi......


"Kurasa ini bukan mimpi..."


Aku memiliki memar di pergelangan tanganku.  Lalu pria itu juga berbaring di tanah.  Itu semua adalah bukti bahwa Usui-kun telah membantu kami.


"Bisakah kamu mempercayainya bahwa Usui, yang telah dibully oleh trio idiot, ternyata sekuat ini?!"


"Aku masih tidak mempercayainya! Usui-kun, kenapa kamu begitu jago dalam berkelahi?!"


Tapi saat kami menanyakannya bersama-sama, Usui-kun memiringkan kepalanya.


"...Uh-huh.  Iya juga yah?  Tashinami?"  katanya dengan ekspresi linglung seperti biasanya.

[TL : Tashinami = manners.]


"Tashinami ... Tashinami?"  aku mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh Usui-kun.


'Apa itu "Tashinami"?'


Yang muncul di otakku adalah seorang wanita Jepang cantik yang tersenyum dan berkata, "Saya menikmati upacara minum tehnya."


Tapi, apakah Usui-kun benar-benar menyukai acara yang begitu elegan itu?


"Mari kita lihat ...... Usui-kun cukup ahli dalam bertarung.  Lalu, mengapa kamu selalu mau ketika disuruh-suruh oleh trio idiot?   Aku tidak berpikir bahwa kamu menurutinya karena kamu tidak bisa melawannya, bukan?"


Alis Usui-kun turun sedikit ketika dia mendengar kata-kataku.


"Huh?  Tidak, tidak juga ... trio idiot itu adalah temanku."


Sepertinya aku telah salah paham.


Tiba-tiba, aku ingat ketika wali kelasku mengkhawatirkan diriku ketika aku dan Hiromi sedang bersama.


Kalau kuingat-ingat, situasinya sama persis sepertiku.  Tidak, kurasa situasiku dan Usui-san sangat berbeda.


"Mereka ini bukanlah orang jahat.   Bukankah mereka benar-benar mencoba untuk menyelamatkan kalian ketika mereka menyadari masalah yang dihadapi ketua kelas?"


"Itu ..... benar."


Karena Usui-kun datang terlambat, aku tidak menyadari tentang alasan mengapa trio idiot itu bisa terbaring di atas tanah.


Aku tidak yakin, tapi kurasa aku bisa menebak kalau ketiganya tengah berjuang untuk membantuku dan Hiromi.


Ah, itu dia.  Ketika mereka melihatku terlibat dengan seorang pria, mereka bisa saja mengabaikanku, tetapi mereka malah datang menghampiri kami.


Mereka berjuang untuk kami.  Sepertinya mereka bukan orang jahat ...... tidak, tidak, aku hampir terpengaruh olehnya......


"Tapi!  Jika mereka memang bukan orang jahat, lalu mengapa mereka menjadikanmu sebagai pesuruh?!"


"Alasan kenapa aku mau menjadi pesuruh mereka adalah ... karena itu semacam hobi bagiku..."


"Hobi?!"


Aku tidak bisa menutup mulutku yang menganga.  Aku belum pernah mendengar hobi seperti itu, bahkan Hiromi ikut menatap Usui-kun dengan air liur yang menetes dari mulutnya.


Kemudian, Usui-kun melanjutkan 


“Jika aku disuruh mencatat, aku jadi bisa menghafalnya karena aku telah menulisnya berulang-ulang.  Jika aku disuruh menulis tumpukan tes, maka aku harus menganalisis trend isi tesnya, jadi itu bisa dianggap sebagai bagian dari persiapan untuk melakukan tes.  Ketika aku disuruh membawakan tas mereka, aku bisa mendapatkan pelatihan otot....."


Usui-kun menjelaskan manfaat dalam memainkan peran pesuruh dengan ekspresi datar seperti biasanya.


Aku terkejut karena dia menilai tugasnya sebagai pesuruh dengan positif.   Tampaknya alasan mengapa dia tidak mengubah ekspresinya ketika dia disuruh-suruh oleh trio idiot adalah bukan karena dia menekan perasaannya.  Tapi karena dia benar-benar tidak memiliki perasaan buruk terhadap mereka.


"Tapi!  Usui-kun selalu mentraktir mereka, kan?  Itu bukan hal yang baik!"


"Aku telah mencatat hutang mereka dengan lengkap.  Aku akan menagihnya setelah kami lulus."


'Oh, solid sekali...'


Tidak, ini bukan waktunya untuk terkesan.


"Bahkan jika Usui-kun berpikir begitu, aku tetap tidak yakin kalau trio idiot itu akan mau mendengarkanmu."


"Jangan khawatir.  Ketika waktunya tiba, mereka pasti akan mendengarkan semua yang kukatakan."


Itu terdengar seperti "Aku akan membunuhmu jika kau tidak mau mendengarkanku."


Tidak, aku yakin kau tidak bermaksud begitu, tapi ... sepertinya bukan aku saja yang merasa aneh dengan kata-kata Usui-kun.


Trio idiot yang tengah terkapar tampak berkeringat dan mata mereka mulai berair.


Trio idiot dikenal sebagai ahli bertarung di daerah sekitar sini, namun trio idiot tidak mampu bertahan ketika menghadapi pria barusan.


Namun Usui-kun ... cukup kuat untuk mengalahkan pria itu tanpa menerima kerusakan apa pun.


Dengan kata lain, sudah jelas bahwa Usui-kun jauh lebih kuat daripada trio idiot, dan setelah mereka mengetahui fakta baru ini, trio idiot menjadi tidak bisa melakukan apa-apa pada Usui-kun.


Tapi sepertinya inilah jati diri Usui-kun yang sebenarnya, dan mereka tampak bingung dengan celah kekuatan mereka dengan Usui-kun.


"Tipe orang yang suka berbicara dengan tinjunya adalah tipe orang yang paling mudah untuk ditangani..." kata Usui-kun, seolah dia baru saja mengatakan sesuatu yang sangat normal.


'Huh?  Usui-kun, kau bilang trio idiot adalah temanmu, bukan?  Apakah kau akan berbicara menggunakan tanganmu ketika sedang berbicara dengan temanmu sendiri?'


Tapi aku tidak dapat mengerti maksud dari perkataan Usui-kun yang sebenarnya, dan kami juga lupa untuk merawat luka masing-masing hingga akhirnya Usui-kun mulai berkata,


"Baiklah, ayo telepon polisi sekarang."


Pada hari ini, kami menemukan fakta bahwa, Usui-kun, yang dianggap menjadi pesuruh Yankee, ternyata tidak sesederhana yang kami kira.



Chapter 1 Completed