Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Istriku Yang Kembali Muda Ada Di Kelasku [Chapter 3]

I Have A Rejuvenated Ex-wife In My Class Bahasa Indonesia




Chapter 3: Untuk Beberapa Alasan, Mantan Istriku Mendatangiku


Pada saat upacara penerimaan selesai, hatiku masih membuat suara menderu.


Sangat tidak nyaman bagiku untuk berpikir bahwa orang yang ada di belakangku ini bukanlah Yuzu ketika aku masih SMA dulu, tetapi Yuzu yang telah kuajak bertengkar berkali-kali saat sudah berumah tangga.


Untungnya, Yuzu tidak tahu bahwa aku telah kembali ke masa lalu.  Jadi selama aku tidak melakukan kesalahan seperti Yuzu, maka aku akan bisa melewati semua ini tanpa ketahuan.


Namun, ketika aku memikirkan apa yang akan terjadi jika aku ketahuan ... aku langsung merasa tertekan ketika aku berpikir bahwa aku akan menjalani kehidupan sekolah yang penuh keributan dengan mantan istriku di ruang kelas yang kecil ini.


Karena itulah, aku harus mempertahankan perilakuku agar sama dengan apa yang kulakukan di timeline sebelumnya!


Yuzu mulai terlibat denganku setelah lulus, jadi meskipun kali ini tidak berjalan sama persis seperti dulu, tapi aku tidak akan langsung ketahuan begitu saja, tapi aku harus tetap berhati-hati agar tidak menyimpang secara signifikan.


"Tolong perhatikan semuanya."


Sawashiro-sensei menarik perhatian para murid dengan bertepuk tangan.


Suasana di dalam kelas terasa lenggang, mungkin karena ketegangan telah mereda setelah upacara penerimaannya selesai, atau karena aku yang merasa lega karena bisa mengobrol dengan teman-teman sekelasku.


Dengan senyum ceria yang mendorong kelonggaran itu, Sawashiro-sensei melanjutkan kata-katanya.


"Aku akan membagikan lembarannya, jadi silakan duduk.  Di sini ada jadwal untuk bulan ini, jadi tolong dibaca dengan baik-baik."


Jadwal untuk bulan ini akan segera dibagikan.  Aku harus memeriksanya dengan benar untuk mengingat keseharian sekolahku.


Ketika aku melihat wajah Yuzu, aku mungkin akan merasa kesal, jadi aku mencoba menyerahkan cetakan yang kuterima dari Kikuchi-san tanpa melihat ke belakang


Tsun...


"--?!"


Jari-jari kami saling bersentuhan, dan seluruh tubuhku bergetar.


Oh, tenanglah wahai diriku!  Yuzu adalah mantan istriku!  Jangan terangsang hanya karena menyentuh jarinya secara tidak sengaja!


Dia seharusnya menyadarinya, kan?  Karena itu adalah reaksi khas anak SMA yang tidak pernah berkontak dengan seorang gadis, jadi aku seharusnya tidak akan dicurigai oleh Yuzu.


Aku langsung meninggalkan ruang kelas tanpa dihentikan olehnya ketika bel pulang sekolah dibunyikan.


Aku melompat keluar dari gerbang sekolah dan menghela nafas..


"Fiuh..."


Aku selamat untuk saat ini.


Kehidupan sekolah bersama mantan istri akan dimulai dengan serius nanti, tetapi untuk saat ini, itu masih melegakan.


Masih ada banyak waktu, apakah aku harus menikmati kehidupanku dengan bermain game untuk pertama kalinya agar aku bisa mendapatkan kembali semangatku?


Aku memutuskan untuk melakukannya, jadi aku langsung pulang dengan cepat...


***


"Oh, tidak, ini adalah ponsel berfitur."


Meskipun ada smarthpone di era ini, tapi mereka baru melakukan debut ketika kami masuk SMA.


Jadi aku harus menunggu selama beberapa tahun terlebih dahulu ketika pasar game smartphone sedang meningkat.  Aku tidak akan bisa memainkannya bahkan jika aku membeli model yang terbaru sekarang.


Karena bermain game ponsel sedang tertunda sekarang.


Jadi, aku menyalakan konsol game dua generasi yang lalu dan memainkan game yang biasa kumainkan dulu.


Memanipulasi komandan militer dan menebas tentara seolah-olah mereka adalah serangga.


"..."


Dulu, aku sangat terkesan karena ini terlihat seperti film live-action, tetapi ketika aku melihatnya sekarang, gravurenya kasar.  Jika aku menggunakan jurus khusus, itu akan kaku ... ini membuatku stres.


Aku langsung bosan hanya dalam waktu sekitar 10 menit dan mencoba memainkan game nostalgia lainnya secara bergantian, tetapi aku tidak menyukainya.


Aku mencari game yang terlihat menarik di internet, dan juga mencari game online.


Dulu, aku menghindari game di dalam game yang seolah-olah mencuri waktuku karena ada terlalu banyak game yang ingin kumainkan, tetapi karena sekarang adalah putaran kedua kehidupanku, jadi sepertinya akan menyenangkan untuk memainkan game yang dulu tidak pernah kumainkan.


Tetapi masalahnya adalah uang.


Menurut apa yang kuingat, ada banyak game baru pada musim semi ini, dan pada saat itu, aku seharusnya sudah menghabiskan uang tabunganku.  Tunjangan bulananku adalah 6 ribu yen.  Setengah dari mereka akan dipakai untuk tagihan ponsel, jadi pembelian gamenya akan dilakukan pada awal bulan depan.


"Haruskah aku pergi ke toko buku?"


Ayo kita menghabiskan waktu luangku dengan membeli novel ringan.


Saat aku mengganti seragamku ke pakaian sehari-hari dan mencoba meninggalkan kamar ..... aku tiba-tiba teringat sesuatu.


"Bukankah hari ini adalah hari di mana PC-ku mati?"


Itu benar.


Aku tidak melihatnya secara langsung, tetapi seseorang (mungkin Sana) mengatakan bahwa guntur melanda taman terdekat.


Karena itulah, komputerku rusak dan aku harus menyerah pada game terbaru untuk sementara waktu.


"Kurasa aku bisa mengatasinya."


Setelah mencabut stopkontak dan mengambil beberapa tindakan untuk mencegah sambaran petir, aku pun pergi keluar sambil membawa payung.


Membutuhkan waktu sekitar 30 menit berjalan kaki untuk menuju ke toko buku terdekat.


Itu adalah toko yang ideal untuk anak-anak, karena ada komik, novel ringan, game, dan CD di sana.


"Betapa nostalgianya."


Di musim dingin tahun kedua SMA, toko ini bangkrut karena tingkat penjualan yang lesu.


Saat itu, aku benar-benar shock.  Karena tempat ini adalah gudang kenangan yang selalu kukunjungi sejak aku masih kecil.


Jika PC-ku tidak rusak dan aku memakai uang itu untuk membeli buku, maka itu akan menambah sedikit pendapatan mereka.  Sedikit perbedaan seharusnya dapat mencegah toko ini bangkrut.


Sambil memikirkan itu, aku masuk ke dalam toko buku yang nostalgia itu.


"Hiiek!"


Ada Yuzuhana di pojok manga.


Apa-apaan orang ini!  Dia bilang dulu dia selalu membeli buku di mall ketika belum mengenalku!


Akulah yang memberi tahu Yuzu tentang toko buku ini.  Tapi toko ini sudah ditutup saat aku memberitahunya.  Jadi apakah dia sengaja datang ke sini untuk melihat toko seperti apa tempat ini?


Tidak, aku tidak tahu apa alasan dia datang ke toko yang kuberitahukan padanya ini.  Karena Yuzu membenciku.  Maka seharusnya toko ini adalah tempat yang menjijikkan bagi Yuzu ...


......Yah, lagi pula toko buku ini tidak bersalah.


Karena tidak ada yang bisa dibeli selain buku, ditambah toko ini adalah yang paling dekat jaraknya, jadi aku selalu merasa nyaman ketika datang ke sini.


Jadi mari kita lewati saja dia...


Aku harus berpura-pura tidak melihatnya seperti diriku yang dulu.


Meskipun aku memutuskan demikian, tapi aku malas melewati Yuzu, jadi aku memutuskan untuk lewat pojok game.


Kemudian--



"……Ah!"



Yuzuhana datang mendekatiku.


Dia melihat wajahku dan dia berkata "Ah!".


Jika ini sudah beberapa hari sejak upacara masuk, maka akan sangat tidak natural jika kau tanpa reaksi saat melihatku, tetapi hari ini adalah hari pertama masuk SMA.  Jadi bukan hal yang wajar jika kau bisa mengingat wajah teman sekelasmu!

[TL: Intinya klo dah lama kenal, wajar klo dia nyapa, tapi klo baru sekali ketemu tapi langsung nyapa, itu gak wajar.]


"Kurose-kun ... benar?"


Mengapa kau berbicara padaku?!


Tamatlah sudah!


Selain itu, apa-apaan "Kurose-kun ... benar?"


Itu bukanlah nama yang tidak bisa dilupakan bahkan jika kau ingin melupakannya!

[TL: Maksudnya namanya tuh sulit diingat.]


 "Yah ... siapa?"


"Aku duduk di kursi belakang ... tahu, aku tadi mengatakan sesuatu yang aneh ketika aku sedang memperkenalkan diriku."


"Maaf. Aku bermain game semalaman kemarin, jadi aku tidur di tengah kelas ketika kau memperkenalkan diri."


"Kamu benar. Itu Kurose-kun sekali."


"Apanya yang Kurose-kun sekali? Seharusnya hari ini adalah pertemuan pertama kita..."


"Oh, maafkan aku. Kata-kataku barusan. Tolong lupakan saja."


Gawat!


Aku hampir ketahuan oleh Yuzu jika aku melewati yang barusan.


"Game macam apa yang dimainkan Kurose?"


"Kenapa memangnya?"


"Aku juga suka bermain game, jadi tolong beri tahu aku jika kamu memiliki game yang direkomendasikan."


Tunggu, mengapa kau menanyakannya padaku?!


Mengapa kau terlibat denganku?!


Meskipun kita ada timeline yang berbeda, tetapi aku tetaplah aku!  Aku Kohei Kurose, yang dibenci olehmu dulu!


Mengapa kau mencoba untuk terlibat denganku meskipun aku telah mengulangi hidupku?!


Tanpa mengetahui apa maksudnya, aku memberinya beberapa game yang kurekomendasikan.


Kemudian--


"Aku juga menyukainya!"


Kemudian Yuzu tertawa tiba-tiba.


Senyuman itu membuatku bertanya-tanya.


Sudah lama sejak terakhir aku melihat senyuman Yuzu.  Tiba-tiba, aku berpikir bahwa dia imut...


Oi, ingatlah tentang sumpahku bahwa lebih baik hidup bersama kecoa daripada hidup bersamanya!  Tenanglah, wahai detak jantungku!


"Aku suka game hunting, terutama Musou yang telah kumainkan selama lebih dari 100 jam. Aku mencapai stat maksimal untuk semua panglima perangku, dan aku tahu di mana dan item apa yang ada di petanya."


"Hei, hei, itu benar. Koikawa-san, kau terlalu banyak bermain game."


Tapi jam bermainku lebih dari 300 jam.


"Mengejutkan, huh?"


"Yah ... itu mengejutkan."


"..."


"Kenapa kau terlihat seperti Yankee? Aku tidak takut sama sekali padamu."


Tidak, aku sebenarnya takut.


Dia tidak menakutkan jika matanya normal, meskipun dia lemah ketika bertarung sungguhan.  Tapi jika matanya tajam, kecantikannya akan meningkat hingga 50%


"Aku tidak melotot padamu. Alasan kenapa mataku seperti ini adalah karena aku memiliki penglihatan yang buruk."


"Itu benar."


Aku tahu itu.


Yuzu berasal dari pedesaan dan dia sekarang tinggal sendirian, jauh dari orang tuanya.


Dia awalnya adalah seorang gadis kikuk dengan rambut hitam dan berkacamata, tapi karena dia mau masuk SMA, di mana dia tidak ingin dibully, jadi dia mewarnai rambutnya dan melepas kacamatanya. 


Aku tidak pernah berhubungan dengannya sama sekali di sekolah dulu.  Itu karena aku takut dilihat sebagai benda asing di matanya.


"Kenapa kau tidak memakai kacamata?"


"Aku hanya akan memakai kacamata saat belajar saja."


"Tapi penglihatanmu buruk, bukan?"


"Aku bisa melihat dengan jelas jika aku mendekatkan wajahku seperti ini."


Wow!  Jangan tiba-tiba mendekatkan wajahmu padaku!


Karena hatiku tidak mampu menahannya…….


"Wajah Kurose-kun terlihat muda, bukan?"


"Yah, karena aku baru masuk SMA."


Jangan bicara pada jarak sedekat ini.


Helaan nafasnya manis.  Kupikir aku akan bisa menyentuh payudara besarnya itu sedikit lagi...!


"Ngomong-ngomong, apakah Kurose anak tunggal?"


"Aku mempunyai satu adik perempuan..."


"Punya adik perempuan!"


Wajah Yuzu bersinar.


Serius?  Mungkin alasan dia terlibat denganku sekarang, orang yang dia benci, adalah untuk bergaul dengan Sana.


Keduanya cukup dekat.


"Siapa namanya?"


"Sana."


"Sana-chan?  Itu nama yang imut. Gadis seperti apa?  Apakah ada fotonya?"


"Tidak ada."


"Oh, aku jadi ingin melihatnya~"


Jika aku haus akan wanita, aku pasti akan langsung mengundangnya ke rumahku agar bisa lebih dekat dengan Yuzu, tetapi kami baru saja bercerai kemarin.


Pertama-tama, aku tidak punya niat untuk terlibat dengan Yuzuhana.


Jadi itu adalah hal yang konyol jika aku mengundangmu ke rumahku!