Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pernyataan Selamat Tinggal [Vol 1 Chapter 4.8]

Goodbye Declaration Bahasa Indonesia




Chapter 4.8: Festival Seiran


"Onii-chan!"


Suatu hari di pagi hari.  Suara keras Momoka bisa terdengar dari luar kamar.


Langkah kaki yang sama kerasnya mendekat dan terus mendekat, dan pintu kamarku akhirnya terbuka dengan keras.


"Onii-chan!  Saatnya berangkat ke sekolah!  Mau sampai kapan kamu tidur?!"


“Selamat pagi, Momoka.”


Ketika aku mengganti seragamku dan membuat diriku terlihat rapi di kamar, Momoka berdiri di dekat pintu, tertegun.


"Momoka, ada apa?"


“Itu kalimatku!  Aku tidak berharap kalau kakakku akan bangun sepagi ini.  Apalagi sudah seminggu berturut-turut."


"Itu hal yang bagus, bukan?”


"Itu benar, tapi ini sudah pasti ada yang salah.  Apa yang terjadi padamu?"


Pertanyaan Momoka membuatku berpikir sejenak.


“Yah, jika aku harus menjawabnya, aku akan mengatakan bahwa aku telah menemukan mimpiku.”


“Onii-chan mulai gila.  Kamu pasti sudah rusak.”


“Aku tidak rusak!  Kaulah adik yang mengerikan..."


Ketika aku sedang melakukan percakapan dengan adikku, aku akhirnya selesai membuat diriku rapi.


“Oke, Onii-chan ini mau berangkat dulu.  Nanti kunci rumahnya, oke?”


“Eh?  Apa kamu sudah mau langsung berangkat ke sekolah?


"Ya, aku harus belajar di pagi hari."


Momoka tidak percaya ketika dia mendengar perkataanku


Kau sangat tidak sopan, adikku.


Setelah aku memberi tahu Nanase tentang mimpiku, aku mulai pergi ke sekolah setiap hari dan menggandakan waktu belajarku.


Aku juga berencana untuk menghadiri kursus musim panas di sekolah persiapan selama liburan musim panas.


Sejujurnya, belajar itu sulit, tetapi tidak terlalu sulit ketika aku berpikir bahwa aku sedang berusaha mengejar mimpiku.


Aku bertanya-tanya apakah Nanase juga merasakan hal ini ketika dia sedang melatih aktingnya?


Kalau dipikir-pikir, dia sepertinya telah berusaha keras saat di teater juga.


Suatu hari dia memberitahuku bahwa dia diberi peran utama.


Karena Nanase sudah berusaha dengan sangat keras, maka aku juga harus berusa keras sekeras dirinya, atau jika memungkinkan, lebih keras lagi.


Kami berdua harus mewujudkan mimpi kami.


***


Aku menghabiskan banyak hari dengan bekerja keras untuk mewujudkan mimpiku.


Aku berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali untuk belajar, dan sepulang sekolah, aku langsung pulang ke rumah dan mulai belajar lagi.


Selama libur panjang, aku menghabiskan sepanjang hariku dengan belajar di sekolah persiapan.


Ketika aku terus mengulangi rutinitas ini, musim panas berlalu dalam sekejap, musim gugur datang, musim gugur juga berlalu dengan cepat, dan kemudian musim dingin datang.


Pada hari ujian tiba, aku sedikit gugup, tetapi itu tidak terlalu mempengaruhi ujiannya.


Aku percaya bahwa jika aku bisa menunjukkan apa yang telah kukumpulkan sejauh ini, maka itu pasti akan membuahkan hasil.


Aku menyelesaikan ujiannya tanpa masalah, dan sekarang yang harus kulakukan hanyalah menunggu pengumuman penerimaanku.


Orang tuaku dan Momoka panik sampai hari pengumuman itu dibuat, tapi anehnya, aku merasa tenang.


Itu bukan berarti aku berpikir kalau aku pasti akan diterima.


Tetapi itu karena aku telah berusaha sangat keras sehingga aku tidak menyesal terlepas dari apa pun hasilnya, jadi aku hanya merasa bahwa aku akan baik-baik saja.


Kemudian, tibalah hari pengumuman penerimaan Universitas Pendidikan.


Jumlah mereka yang lulus ujian masuk dipasang di papan buletin di tengah kerumunan besar peserta ujian.


Saat itu, aku hanya sendirian dan memeriksa nomornya satu per satu.


Ketika aku melihat nomor di tengah papan, aku menarik napas dalam-dalam.



—Aku diterima.



Saat aku mengetahuinya, aku lebih merasa lega daripada terkesan.


Aku berpikir, “Sekarang aku telah lebih dekat dengan mimpiku.”


Setelah lulus ujian, aku mencari tempat tinggal sendiri karena universitasnya terletak di tempat yang tidak bisa kutuju dari rumah, aku juga mengatur perabotan yang akan kugunakan, dan sesekali bersantai di rumah.


Dan bulan demi bulan berlalu, dan upacara kelulusan datang untuk kami, para murid tahun ketiga.



Chapter 4 Completed