Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teman Masa Kecilku Yang Terimut Di Dunia [Chapter 58]

Forever And Always, My Childhood Friend Is The Cutest Girl In The World Bahasa Indonesia




Chapter 58: Tunggu, Apa Kau...?


Ilmuwan terbesar abad ke-20, Albert Einstein, menyatakan bahwa waktu adalah relatif. Mencoba untuk memahami ini cukup sulit sampai kau mengubahnya menjadi istilah yang lebih sederhana seperti ini: "Menaruh tanganmu diatas kompor panas selama semenit terasa seperti satu jam tapi menghabiskan waktu bersama gadis yang kau cintai selama  satu jam terasa seperti satu menit", lalu itu lebih mudah untuk dipahami.


Kapanpun aku bermain bersama Rin, itu seperti waktu itu sendiri meminum minuman energi, dan berjalan dengan kekuatan penuh. Tidak terkecuali kencan hari ini di Cat Cafe.


"Sial, ponselku mulai mati."


Itu jam 4. Aku sadar sinyal peringatan di hp ku memberitahuku baterai nya mulai menurun.


"Kurasa aku mengambil terlalu banyak foto."


Rin menaruh tangannya di pinggulnya dan menghela nafas.


"Itu sudah memenuhi tugasnya, tidak bisa protes soal itu."


"Kamu yang seharusnya yang boleh protes, Tohru-kun."


"Oops, tidak sengaja mengeluarkan yang itu."


"Jangan mengeluarkan lidahmu dan mengeluarkan tawa aneh. Itu menjijikan."


"Kau sungguh kasar!"


"Kamu sugguh tidak berdaya..."


Dengan itu, Rin meraih ke tas bahunya.


"Aku punya charger. Kamu ingin memakainya?"


"Oh sungguh!? Berikan aku kekuatannya!"


"Kamu terdengar seperti akan mengambil alih dunia."


"Pertarungan melawan sub-manusia menyebalkan itu akan epic!"


Rin mengeluarkan kantong pink pastel dari tas bahunya. Melihat kantong itu, sentakan listrik mengalir melalui pikiranku.


"Ini."


"..."


"Ada yang salah?"


"Oh, tidak."


Bahkan aku tidak mengerti diriku sendiri. Hanya saja aku merasakan sesuatu mengalir didalam ku. Itu adalah perasaan nostalgia yang menguasai dadaku, seperti sirkuit tersebar di seluruh tubuhku. Aku pernah merasakan perasaan yang sama seperti ini sebelumnya...


"Kau tidak perlu khawatir."


Aku tidak bisa menjelaskan ini padanya dan pembicaraan kecil akan terasa canggung disini., jadi aku membiarkan situasi ini terlewat.


"Baiklah.."


Reaksinya seperti pendingin ruangan mengeluarkan udara hangat, saat dia merajut alisnya dengan curiga. Saat hp ku mengisi daya, kami melakukan putaran lain ke sekeliling cafe. Seperti menyeruput untaian terakhir ramen didalam mangkuk, kami memanjakan diri kami sendiri dengan kelembutan lagi.


"Saatnya kita untuk pergi."


"Ya, kau benar."


Perutku memberitahuku mengidamkan makanan dan mengirimkan SYLT ke tubuhku.


Sesuatu Yang Lezat Tolong, itu adalah singkatan untuk SYP.


"Sudah waktunya juga."


"Jadi kau mendengarnya."


"Aku tahu saat perutmu mulai menggeram."


"Apa apaan, itu luar biasa."


Kami membayar tagihannya dan pergi meninggalkan cafe dibelakang kami. Mataharinya mulai tenggelam, seolah-olah itu neon kesemutan di seluruh distrik pusat kota. Saat aku mengisi paru-paruku dengan udara, aku berbalik pada Rin untuk menanyakannya sesuatu.


"Apa yang ingin kau makan?"


"Aku ingin makan di MDs."


"Sebuah quiz ya... Kau ingin makan McDonalds teriyaki burger?"


"Tepat. Aku rasa aku harus memberikan sebuah hadiah."


"Apa kau punya sesuatu yang lain padamu?"


Saat kami melanjutkan pembicaraan kami yang tidak berguna, kami memasuki McDonalds. Aroma berminyak yang berasal dari tas masih terlihat jelas, saat  aku mulai semakin lapar. 


"Apa kamu juga mengambil set teriyaki, Tohru-kun?"


"Tentu saja!"


"Baiklah, aku akan membayar."


"Tidak apa, aku bisa melakukannya."


Aku mengambil tangan Rin saat dia meraih pada dompetnya.


"Aku tidak bisa biarkan kamu membayar untuk ini. Maksudku, kamu sudah membayar saat di Cat Cafe..."


"Tidak, aku harus mengatakan maaf. Seleraku sudah menikmati diri mereka sendiri setiap kali kau di sekitar."


Sampai sekarang, Rin sudah mentraktirku dengan masakan rumahnya. Membayar untuk kencan seperti ini murah jika dibandingkan. Itu yang inginku katakan padanya.


"Oh, begitu..."


Namun, dia tidak terlihat begitu puas.


"Ngomong-ngomong, aku bisa membayar untuk ini. Anggap saja aku membalas budi untuk semua yang telah kau lakukan untukku."


Saat aku mengatakan itu, perasaan geli datang dari dadaku. Aku mulai menggaruk pipiku saat pidatoku mulai menjadi lebih cepat dan cepat.


"Terimah kasih untuk semuanya."


Aku mengerucutkan bibir dan tanganku wajah memerah ku turun karena malu.


"Aku yang seharusnya yang berterimah kasih..."


Rin membisikkan itu dengan senang.


***


Kami duduk di tempat kami. Kami memanjakkan diri kami dengan harmoni indah dari burger teriyaki yang diapit antara roti panggang. Aku mengangkat kepalaku dan malaikat datang di pandanganku. Karena itu, ini semua kiasan karena aku tidak ingin memulai keributan tentang apakah burger teriyaki ini dicampur dengan bahan halusinogen atau tidak.


Dengan senyum lebar, Rin mengisi pipunya seolah-olah dia belum makan seharian. Burger itu benar-benar dilahap dan ekspresi kebahagiaan muncul di wajahnya disetiap gigitan.


"Kau sungguh menyukai itu, ya."


Dengan itu, Rin menyesap teh oolong nya. Dengan senyum bahagia di wajahnya, dia membuka mulutnya. 


"Yah tentu saja, aku sangat menyukainya."


Itu terasa seperti itu menikam hatiku dengan tusuk gigi. Itu seperti kepalaku dengan mudah mengubah frasanya menjadi sesuatu yang lain. Senyum bersinarnya dengan menatapku mengatakan "Aku menyukainya" akan selamanya terukir.


Satu ungkapan itu adalah mantra magis dengan kekuatan penghancur yang mengalir dari kepalaku hingga ke jari kakiku. Saat aku kaku, Rin melihatnya dengan bingung saat dia memiringkan kepalanya, sebelum dia memahaminya sendiri.


"Aku berbicara soal teriyaki burger nya!"


Telinganya berubah menjadi merah saat suaranya mulai melengking.


"A-a-aku tahu."


Aku mencoba menenangkan detakan hatiku. Aku memikirkan soal romcom SD di kepalaku.


"Jadi, um..."


Rin menyusun dirinya lagi dan menunjuk dengan telunjuknya seolah-olah dia ingin membisikkan sesuatu ke telingaku. Hatiku masih belum tenang, tapi aku membawa kepalaku menuju Rin.


"Tentu saja, aku juga mencintaimu, Tohru-kun."


Telingaku sedang diserang, di bombardir dengan ledakan dahsyat. Aku khawatir hatiku akan hancur. Aku sugguh yakin jantungku berhenti untuk sesaat. Kami telah bersama sudah cukup lama, tapi fakta bahwa kami berkencan masih belum mengenaiku.


"..."


"..."


Ada kesunyian yang canggung. Kami berdua memerah sangat gila.


"A-aku akan isi ulang, bagaimana denganmu Rin?"


"T-tentu, aku juga kehabisan."


Kami berganti topik seperti kami sudah merencanakannya. Ini adalah sinkronisasi kami sebagai teman masa kecil, kami berpacaran sekarang.


"Biarkan aku membayar untuk isi ulangnya."


"Tidak, tidak apa. Kau tidak perlu khawatir."


"Aku tidak bisa biarkan kamu membayar untuk semuanya."


Dia menaruh nada yang serius, dan kuat. Firasatku mengatakan aku seharusnya tidak mengganggunya. Aku seharusnya tahu, mengingat aku sudah mengabiskan waktu 10 tahun bersamanya.


"... Tentu, aku akan membiarkanmu mentraktirku untuk kali ini saja."


"Terimah kasih banyak."


Dengan anggukan, Rin mengambil dompetnya dari kantongnya. Dompetnya dilipat ganda, domper pastel pink. Sebuah kilatan melintas di otakku.


"Tohru-kun lagipula kamu adalah penyelamat Syrup."


Aku mengingat kata-katanya saat di Cat Cafe.


"Aku punya charger. Kamu ingin memakainya?"


Aku mengingat saat Rin mengeluarkan kantong pink nya. Dan sekarang domper pink nya. Aku merasa sesuatu mengalir didalamku. Itu sebuah ingatan samar, sesuatu yang akan menghilang jika aku mencoba menggenggamnya.


Tetesan air hujan yang membasahiku sampai ke inti, kotak kardus yang basah itu dan anak kucing yang sebesar handphone menangis untuk kehidupan.


Yang menutupi anak kucing itu ada sebuah payung pastel pink.


"Tohru-kun?"


Rub melihatku dengan kebingungan saat aku belum bergerak se inci pun.


"Ini mungkin pertanyaan yang aneh secara tiba-tiba tapi..."


Aku mengambil nafas untuk menenangkan diri. Aku melempar pertanyaanku padanya, meskipun pikiranku belum pasti.


"Apa kau mungkin memberikan Syrup payungmu saat waktu itu, Rin?"


Dengan itu, Rin berhenti total.