Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teman Masa Kecilku Yang Terimut Di Dunia [Chapter 56]

Forever And Always, My Childhood Friend Is The Cutest Girl In The World Bahasa Indonesia




Chapter 56: Kencan Cat Cafe Yang Menenangkan


Di luar pintu ini terdapat surga. Bisa dibilang, itu membuatku meraea seperti akan pergi ke suatu tempat yang tidak dapat kugambarkan, tapi sayangnya, tidak ada yang perlu kutakuti.


Di depanku ada sebuah Cat Cafe yang terhormat, dengan design yang cantik. Dan tentu saja, ada sekitar 30 kucing . Tidak peduli ke mana aku melihat, kucing ada pada pandanganku. Kurasa itu aman jika menyebut tempat ini sebagai surga kelembutan. 


"..."


"Sepertinya seseorang memberimu mantra membatu dan sekarang mulutmu terbuka lebar."


"Huh?"


Dengan cepat, Rin menutupi bibir pinknya dengan tangannya.


"Kamu memikirkan sesuatu dan menganggap semuanya salah lagi, Tohru-kun. Apakah seseorang memberi mantra halusinasi padamu?"


"Ini dia kartu andalan dari Sunny Ignorance."


"Ya, aku memang menyukai telur mata sapiku."


"Kamu bahkan tidak mendengarkanku sama sekali, iya kan?"


Melihat Rin tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, aku secara mental memompa tinjuku ke udara. Karena aku adalah teman masa kecilnya, aku tahu Rin sangat suka dengan kucing. Saat bermain dengan Syrup (yang seharusnya adalah peliharaanku, tapi kadang-kadang itu terasa berbeda), Rin memiliki ekspresi senang pada wajahnya. Dia punya senyuman di wajahnya yang ingin kubingkai. Jika dia suka dengan satu kucing itu seperti apa dia dengan lukisan? Kurasa jika aku menanyakan itu sekarang akan berlebihan.


"Ayolah Tohru-kun, cepatlah!"


Seperti seorang Ayah yang ditarik oleh anaknya menuju taman hiburan, aku berjalan menuju surga.


Hal pertama yang ditangkap matanya adalah kucing orange dengan telinga floppy. Berbaring dengan punggung terentang di lantai kayu, perut kucing itu terbuka. Kucing itu menjadi imut bahkan tanpa berusaha. Sikapnya yang santai tentu saja merupakan pemandangan yang harus kulihat.


"Ini adalah Scottish Fold."


"Kau sungguh tahu banyak hal."


"Yah, aku telah sering melihatnya dalam balasan twitter pada web manga yang kubaca."


"Oh, Scottish Fold! Jadi kau membaca web manga itu, Huh, kau sungguh punya selera yang bagus."


"Aku bisa membayangkan kamu menyelam ke kolom komentar dan shitposting dengan seringai bodoh di wajahmu."


"A-apa, aku tidak akan melakukan itu!"


Rin mengeluarkan tawa kecil.


"Kamu sungguh seorang gremlin."


Suaranya bergema melalui udara. Aku bisa merasakan diriku terpikat, saat bibirku melengkung menjadi senyuman. Rin mulai membelaikan jarinya ke kucing orange. Dia melaukannya dengan penuh kasih sayang, seperti sebuah harta karus atau apapun itu.


"Sangat lucu..."


Dia terdengar sangat terpesona. Pipinya mulai memerah saat dia memberikan kucing itu ekspresi yang baik. Aku menemukan diriku tidak bisa kabur dari pesona wajahnya yang cantik.


"Tohru-kun?"


"Huh?"


"Kamu hanya berdiri disana, ada apa?"


"Oh... Ah, tidak ap-apa."


Bukan kucingnya yang membuatku terpesona, tapi itu Rin. Tidak mungkin aku tidak bisa jujur tentang itu, jadi aku mengaktifkan kartu andalan dari Sunny Ignorance.


"Kamu sangat aneh."


Rin tertawa saat dia meletakkan tangannya ke mulutnya. Aku merasa perasaan geli di sekitar paru-paruku. Seolah-olah aku ditipu juga, aku juga mulai membelai kucing itu.


"Woah..."


Itu sangat lembut. Aku merasakan kehangatan dari bulu-bulu itu. Aku menemukan diriku terus-menerus membelai perutnya. Serius, bagaimana kucing ini bisa sangat lucu?


"Kamu tahu, menggosok kepala kucing menandakan cinta."


"Tuggu, apa?"


"Saat seorang kucing digosok kepalanya, pheromones akan keluar, dimana itu akan membekas ketika digosok. Itu seharusnya tanda-tanda cinta."


"Huh, aku tidak tahu itu."


"Begitulah cara kerjanya di Dunia Fluffy."


"Apa maksudmu 'dunia Fluffy'?'


Saat aku mundur ke belakang, aku mendengar suara mendengkur dari tempat jariku berada.


'Bagaimana caramu melakukannya?' adalah hal kedua terpenting yang ingin didengar kucing. Yang pertama tentu saja 'Bagaimana kau bisa selucu ini?' Itu dia, aku tahu maksud dari suara mendengkur ini.


"Akan bagus jika Syrup bisa mendapatkan inni dari dekat dan pribadi."


"Kamu tidak perlu meletakannya di atas tebal seperti itu!"


"Aku hanya tidak ingin melukaimu. Seperti yang kukatakan, aku seperti dewa kebaikan yang sangat bersimpati padamu."


"Simpati? Oh ya, itu lebih seperti sadis!"


Yah, itu tidak apa-apa. Selama aku punya Scottish Fold ini, semuanya baik-baik saja. Aku akan melanjutkan untuk membelai kucing ini saat air mata mengalir di hatiku.


"Ah..."


Kucingnya berdiri dan berjalan pergi dengan ekornya berdiri di udara. Itu seperti kelembutan tadi hanya sebatas ilusi


"Oh ya, kucing sangat neurotic, jadi jika kamu memberikan mereka terlalu banyak perhatian, mereka akan waspada dan pergi."


"Disana adalah dunia yang menyedihkan."


"Moderasi adalah kunci, kamu tahu."


"Tentu saja, kalau tidak mereka akan mencapit."


"Berbicara soal mencapit, apa kamu tahu Hokkaido adalah spot paling bagus untuk memancing kepiting."


"Bagaimana kau tahu banyak hal!?"


Aku harusnya tidak mengharapkan yang lebih dari murid paling pintar dikelas. Dia mendapatkan rasa hormatku, tentu saja.


"Kau sungguh tahu semuanya, Rin."


"Tidak aku tidak tahu. Aku hanya tahu apa yang kutau."


"Apa kau berubah menjadi Tsubasa Hanekawa atau apa?"


"Yah tentu saja. The Monogatari series akan turun dari sejarah anime sebagai salah satu anime paling populer."


Rin mulai cekikikan dan secara naluriah. Aku mengulurkan tanganku padanya.


"Hmm... Ada apa?"


"Oh... Tidak, aku hanya belum mendapatkan bagian yang adil dari membelai."


"Baiklah..."


Aku sungguh berpikir Rin akan memelototi ku, tapi sepertinya dia menanggapi kata-kataku dengan baik. Matanya berbentuk akar burdock cincang saat dia meletakkan senyum pada wakahnya. Sungguh imut.


"Hyah!"


"Hey..."


Tiba-tiba, Rin mulai meletakkan wajahnya pada tanganku. Gemerisk pakaian membuatnya terasa geli. Aku mulai bingung saat aroma manis mengalir ke hidungku. Rin melihat ke arahku dan membuka mulutnya.


"Ini adalah ekspresi... dari cinta."


Aku bisa merasakan seluruh tubuhku mendidih. Ditolak itu menyakitkan, tapi tiba-tiba dihujani dengan banyak cinta juga sangat berbahaya.


"Umm..."


"Shh... jangan katakan apapun."


Rin meng hushes ku saat dia mengarahkan telapak tangannya ke arahku. 


"Wajahmu... memerah seperti apel..."


"..."


Wajahnya berubah seketika menjadi merah. Aku mungkin juga sama sekarang. Itu pasti karena panasnya. Aku penasaran jika sekarang lebih panas daripada biasanya.


"B-bagaimana kalau kita pergi ke kucingnya sekarang?"


"T-tentu."


Seolah-olah kami berdua telah setuju sebelumnya, kami langsung berganti topik.


Itu semua berkat ikatan sebagai teman masa kecil... Tidak, kami sudah berpacaran sekarang.