Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Beraninya Kamu Menyukai Cewek Lain Ketika Punya Tunangan Secantik Ini?! [Vol 1 Chapter 6.1]

How Could You Like Another Girl When You Already Have A Cute Fiancée Like Me? Bahasa Indonesia




Chapter 6.1: Hanya Kau Yang Kumiliki


“Achoo!”


Kouta bersin dengan keras di dalam selimut futon.


Dia terkena flu.  Mungkin bukan ide yang bagus untuk pulang dari taman hiburan kemarin sambil basah kuyup karena hujan.


Dengan ingus di hidungnya, Kouta berbalik dalam tidurnya.  Matahari barat bersinar dari balkon.  Dan ruangan tempat dimana dia sedang sendirian, diwarnai dengan warna senja di pagi hari.


Dia absen dari sekolah.


Karena dia juga tidak ingin berangkat, jadi tidak masalah dengan hal itu.


Jika dia masuk kelas, dia akan menemukan Chris berada tepat di sebelahnya.  Kouta tidak tahu harus berkata apa atau bagaimana cara memandangnya setelah dia mengaku padanya dengan cara seperti itu semalam.


Dia tidak bisa tidur lagi bahkan jika dia tetap berada di dalam futon, karena dia sudah cukup tidur.


"Aku hanya bercanda." kata-kata Chris terus muncul di kepalanya dan kemudian menghilang.


Dia mengatakannya berkali-kali.


Setiap kali dia tertawa.


Kouta mengira bahwa dia memang sedang tertawa.


'Mengapa aku tidak menyadarinya…?'


Ekspresi yang selama ini dia sembunyikan.  Suara yang bergetar.  Air mata yang mengalir dari matanya.


Terlepas dari kenyataan bahwa mereka telah bersama begitu lama, Kouta malah tidak mengerti satu hal pun tentang perasaan Chris.


'Bagaimana bisa…? Dia mengetahui segalanya tentangku.'



"Aku sangat menyukai Kouta."



Jika itu masalahnya, mengapa dia membentuk aliansi?  Jika dia mendukung lamaran Kouta, bukankah itu hanya akan membuat Chris menderita?  Mengapa dia membunuh perasaannya sendiri demi menjadi sekutunya─?


Dia tidak tahu jawabannya...


Kepalanya terasa kabur.  Dia pikir itu karena dia sedang demam.


Itu karena ekspresi wajah, dialog, dan gerak tubuh Chris terus berputar-putar di kepalanya.  Dia tidak bisa berhenti memikirkan tentang waktu yang telah dia habiskan bersamanya.



*Ding dong.



Bell pintu berbunyi.


Kouta tidak beranjak dari futonnya.  Dia lelah.  Dia tidak punya tenaga untuk bangun.  Dia berharap bahwa dia akan ditinggalkan sendirian.


Namun rupanya, pihak lain tidak berniat untuk melakukannya.


Bel pintu ditekan dua atau tiga kali, dan bahkan pintu mulai diketuk.  Seolah-olah mereka tahu kalau dia ada di rumah.


'Siapa itu? Penagih utang, kah…?'


Kouta memaksa dirinya untuk dari tubuhnya yang berat dan dengan lembut melihat ke dalam lubang intip.


Yamato Nadeshiko ada di sana.

[TL: Bunga yang tidak dapat dicapai.]


"Apa?!"


Dia tiba-tiba meninggikan suaranya.  "Mengapa Hisame ada di sini?!"


Kouta membuka pintu, dan Hisame, yang masih dalam seragam sekolahnya, menatap Kouta dengan mata tanpa emosi.


"Bagaimana perasaanmu?"


“Erm, Hisame … kenapa kau…?”


"Kudengar kamu masuk angin."


Hisame mencondongkan tubuhnya ke depan.


"Apa kamu keberatan jika aku masuk ke dalam rumahmu sehingga aku bisa memberimu beberapa pelayanan?"


Kata-katanya memang berbentuk pertanyaan, namun nada suaranya terdengar memaksa.


***


"Aku minta maaf karena membuatmu merawatku..."


Kouta melihat ke dapur dari dalam kasur futon.


Dia melihat Hisame sedang berdiri di dapur, sambil mengenakan celemek.


“Orang sakit seharusnya tidur saja.  Jangan pedulikan aku.”


Hisame berkata dengan acuh tak acuh sambil mengaduk panci.


Ketika Kouta mengatakan bahwa dia belum makan apa-apa sejak pagi ini, Hisame mulai mengatakan bahwa dia akan membuat bubur.


Seharusnya ini menjadi situasi yang menyenangkan jika pacarnya merawatnya, tapi Kouta tidak bersemangat sama sekali.  Dia sedikit terkejut akan hal itu.


"Kau tahu, Hisame, aku minta maaf karena kencan kita berakhir di tengah jalan kemarin."


"Tidak…"


"Apa kau berbicara dengan Chris di sekolah hari ini?"


Tangan Hisame berhenti mengaduk panci.


“Westwood-san akan kembali ke Amerika...”


"Eh?”


“Kudengar dia datang ke Jepang karena pekerjaan orang tuanya.”


“O-Ohh…”


"Dia mengatakan di kelas bahwa dia akan meninggalkan Jepang malam ini."


Urusan orang tuanya disini adalah perihal membuka toko di luar negeri.


Dan karena hal itu gagal, maka pertunangan Kouta dan partnernya telah berakhir, dan Chris akan kembali ke Amerika.  Itu adalah perkembangan yang logis.


'Apakah itu artinya aku tidak akan bisa melihat Chris lagi…?'


Pertunangan Kouta dan Chris telah dibatalkan, dan tidak ada alasan bagi Chris untuk menemui Kouta.


Itu terlihat seperti keputusan yang buruk telah dibuat.  Dan dia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk melihatnya lagi.


"Maaf membuatmu menunggu."


Hisame membawakannya semangkuk bubur.


Bubur sederhana dengan telur yang dibuat untuk orang sakit.  Kouta berkata, “Terima kasih,” dan menyesapnya.


“Nn…?!”


Sebuah suara aneh keluar.


'Manis … selalu manis…'


Dia lupa bahwa Hisame memiliki selera yang berbeda.


Kouta menyerah setelah beberapa suapan karena dia merasa jika ia memakannya terlalu banyak maka itu akan membuatnya menjadi lebih sakit.


"Itu tidak sesuai dengan seleramu?"


“Bukan, aku hanya sedang tidak nafsu makan…”


“Kupikir Kouta-kun, yang membuat chashu babi manis, akan baik-baik saja dengan itu…”


Kouta berkata buru-buru kepada Hisame, yang terus menunduk.


"Aku benar-benar tidak nafsu makan!  Aku akan memakan bubur ini nanti!”


"Kouta-kun, kamarmu terlihat sangat berbeda dari terakhir kali kita berkencan di rumahmu.”


"Oh…"


"Kamarku jauh lebih bersih dari ini."


Tubuh Kouta menyusut, seolah-olah lapisannya terkelupas dengan kepergian Chris.  Saat itulah dia menyadarinya.


'Yah, aku tidak perlu melamar Hisame lagi sekarang.'


Aku akan melamar seseorang yang sangat aku sukai dan menyingkirkan pertunangan yang diputuskan oleh orang tuaku.  Itu adalah titik awal untuk Kouta dan Chris.


Jika tidak ada pertunangan yang tidak diinginkan, maka tidak ada gunanya melamar Hisame sekarang.


Kouta memikirkannya dan menemukan ide yang gila.


'Tunggu sebentar, bukankah Chris sudah tahu bahwa pembukaan toko di luar negeri akan dibatalkan?'


Semalam, itulah yang dikatakan Tetsuji.  Dia terakhir mengatakan kepadanya bahwa dia dan jutawan itu tidak pernah berada di halaman yang sama sejak awal.


Chris berbohong kepada Kouta, dan mengatakan bahwa pembukaan toko di luar negeri berjalan dengan sangat baik.  Chris tahu bahwa tokonya tidak akan didirikan, jadi dia menyembunyikannya dari Kouta.


Alasan dia menyembunyikannya pasti agar dia bisa menjaga agar aliansinya tetap hidup.  Jika pembukaan toko di luar negeri dibatalkan, maka aliansi mereka tidak akan ada artinya.  Jika mereka memang ingin mengakhiri pertunangannya, maka Kouta dan pihak lainnya seharusnya hanya perlu menunggu saja dan tidak harus melakukan apa-apa.


Jadi, mengapa dia ingin membentuk aliansi bahkan setelah menyembunyikan hal itu─?


“Kouta-kun.”


Hisame memberinya tatapan tajam.


"Aku belum menerima permintaan maaf darimu."


"Eh, erm, permintaan maaf untuk apa…?”


"Apakah benar kamu tinggal berduaan dengan Westwood-san?"


"Itu dia!"  Kouta berpikir dalam hati.


Tidak ada Chris untuk menindaklanjuti semua ini, pikir Kouta dalam hati.


"Ya, itu benar."


Hisame menghela napas.


"Tapi, aku bersumpah, tidak ada apa-apa di antara kami!  Chris dan aku hanyalah sekutu─”


"Apa yang kamu maksud dengan 'sekutu'?"


Sekutu apa?


Kouta kehilangan kata-kata sejenak atas pertanyaan yang mendasar itu.


'Sekutu adalah kawan yang memiliki tujuan yang sama.  Mereka selalu ada untukmu saat kau membutuhkan bantuan, kau dapat berbicara dengan mereka tentang apa saja, dan mereka akan selalu membimbingmu ke arah yang benar.  Mereka adalah orang-orang yang dapat kau percayai lebih dari siapa pun, mereka mendorongmu, dan mereka ada untukmu─”


“Oh.” pikirnya.


Sekarang dia tahu mengapa Chris membentuk aliansi dengannya.


'Apakah dia ingin menjadi orang yang paling dekat denganku…?'


Chris ingin dekat dengan orang yang dicintainya, bahkan jika dia tidak bisa mengatakan tentang betapa dia mencintainya.


Chris sendiri yang mengatakannya.



"Intinya, cara terbaik untuk mengenal satu sama lain adalah dengan berbicara!"



Tanpa aliansi, Kouta tidak akan berbicara dengan Chris sebanyak yang telah dia lakukan.  Karena mereka adalah sekutu, jadi Kouta meminta nasihat dari Chris dan mengandalkan bantuannya.  Itu semua karena Chris adalah sekutunya.


Kouta terdiam saat dia menatap satu titik di kasur futon.


Hisame berkata dengan mata dingin.


"Aku terkejut saat mengetahui bahwa kamu berbohong kepadaku."


"Aku sangat menyesal."


“Di masa depan, tolong jangan mengatakan atau melakukan sesuatu yang gegabah.  Bagaimanapun juga, kamu adalah … tunanganku … tunanganku...”


Sebuah suara hampir tenggelam oleh kipas angin.


"Tunangan..."


Jika dia belum pernah mendengar kata itu berkali-kali sebelumnya, dia mungkin akan melewatkannya.


'Benar. Semuanya dimulai dengan kata itu, ketika Chris muncul sebagai tunanganku, dan kami adalah─hmmm?!!'


"Huh?"


Di samping Kouta, Hisame menyembunyikan wajahnya dengan tangannya, dan terlihat malu.  Dia tidak bisa untuk tidak memperhatikan pipinya yang memerah melalui jari-jarinya.


“Aku baru saja mendengar sebuah kata yang kupikir aku salah dengar.”


"I-Itu bukan apa-apa!"


“Bukan apa-apa katamu?!  Bukankah kau baru saja mengatakan 'tunangan'?!”


"Ya ..." kata Hisame, dan tampak malu.  Tunggu sebentar.  Dia tidak bisa menjaga kepalanya agar tetap lurus.


"Hisame, aku hanya ingin memastikan...” kata Kouta sambil menelan ludahnya.


"Siapa tunangan yang kau bicarakan…?”


“Kouta-kun adalah … tunanganku, tahu…?”


“Tunggu, apakah yang kau bicarakan adalah ketika kita masih TK dimana aku memainkan peran sebagai suami dalam permainan toko ramen?”


"Bukan." Hisame menggelengkan kepalanya.


"Itu adalah janji ibuku kepada ibunya Kouta-kun.”


'Apa yang baru saja kau katakan…?'


"Ibuku meninggal ketika aku masih SD..."


“Kita bertunangan sebelum dia meninggal, ketika kita baru berusia 5 tahun.  Itu 10 yang lalu.  Mereka membuat kesepakatan bahwa jika kita bertunangan, maka mereka akan menyewakan real estate milik kakek dari pihak ibuku, properti yang sekarang menjadi Toko Ramen Gouzanji, dengan harga diskon.”


Dia terdiam.


"Tunggu, tunggu. Bukankah orang tuaku terlalu sering menggunakan pernikahan putra mereka untuk bisnis?!'


Tadi ayahnya, sekarang ibunya.  Pertunangan yang mereka berdua bawa-bawa ke atas meja berhasil diperebutkam dengan indah, tapi apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?


Hisame berkedip lagi berulang kali.


"Apakah Kouta-kun tidak tahu tentang pertunangan kita?”


“Aku baru mendengarnya barusan…”


"Ah, benarkah?  Kupikir Kouta-kun mengaku padaku karena kita sudah bertunangan.”


Dia terkejut.


'Jadi itu sebabnya Hisame menerima pengakuanku?!'


Dia bertanya-tanya mengapa gadis paling cantik di sekolahnya mengatakan ya pada pengakuannya.  Sekarang misteri itu telah terpecahkan.  Itu bukan keajaiban. Hisame mau berpacaran dengan Kouta karena dia adalah tunangannya.


'Dengan kata lain, Hisame tidak menyukaiku…?'


Karena dia mau berpacaran dengannya, maka Hisame seharusnya menyukai Kouta.  Tapi asumsi itu telah dijungkirbalikkan dari atas ke bawah.


Dia berpacaran dengan Kouta karena dia akan menikahi Kouta di masa depan.


Jika dia memikirkannya seperti itu, maka semuanya masuk akal.


Itu menyedihkan.


Hisame ingin memanggilnya dengan nama depannya, dia ingin berkencan di rumah, dan dia ingin mengunjungi toko ramen miliknya, itu semua karena dia memikirkan tentang pernikahan.


“Aku senang menjadi pacarmu.” memiliki arti yang berbeda.  Dia senang karena mereka bisa mengenal satu sama lain sebelum mereka menikah.  Dia menduga bahwa itu adalah motifnya yang sebenarnya.


Tawa lemah keluar dari mulut Kouta.


“Kouta-kun…?”


Hisame mengeluarkan suara yang membingungkan.


'Jadi itu alasannya ... Hisame tidak pacaran denganku atas kemauannya sendiri...'


Setelah tenggelam dalam emosi yang pahit, Kouta menekan perasaannya dengan keras.


Dia turun dari kasur futon dan duduk di lantai, sambil memegangi tangannya di depan Hisame.


"Tolong putuskan aku."


Saat Kouta berlutut, dia tidak bisa melihat wajah Hisame.


Yang bisa dia dengar hanyalah suara kipas angin yang berputar.


Beberapa saat kemudian, “…Eh?”  Sebuah suara tercengang keluar.


“Aku tidak tahu bahwa aku bertunangan dengan Hisame.  Aku minta maaf karena telah mengaku padamu dan memaksamu untuk menjalin hubungan tanpa sepengetahuanmu.”


“Terpaksa kamu bilang!  Aku…!”


“Tidak, itu pasti karena aku memaksamu.  Kau jadi merasa terdorong untuk pacaran denganku karena aku adalah tunanganmu.  Aku selalu bertanya-tanya mengapa Hisame mau berpacaran denganku.”


“A-Aku, Kouta-kun, adalah satu-satunya orang yang … ku- … ku-…!”


Kepala Hisame mengeluarkan uap dan dia tergagap.  Wajahnya memerah, dan dia terlihat seperti sedang berusaha mati-matian untuk mengatakan sesuatu.


Bahkan jika dia mengatakan bahwa dia menyukainya, dia pasti tidak akan percaya padanya.  Kouta tidak dapat menyangkal kemungkinan bahwa Hisame telah menahan diri karena dia adalah tunangannya.


“Tidak perlu memaksakannya, aku mengerti situasi Hisame.  Kita hanya akan menjadi teman sekelas lagi nanti."


Wajah Hisame benar-benar pucat.


Dengan ekspresi kosong di wajahnya, dia mengeluarkan suara datar.


"Mengapa begitu...?  Karena kamu adalah tunanganku, bahkan jika kita putus, pada akhirnya kita akan─”


"Hisame, bisakah kau menerima fakta bahwa orang tuamu telah memilihkan tunangan untukmu semau mereka?"


Hisame berhenti berbicara sejenak.


Kouta mengepalkan tinjunya dan berdiri dengan gemetar.  Ekspresinya tampak serius.


"Kau ingin bersama dengan orang yang kau cintai, bukan?  Apakah kau akan mematuhi orang tuamu ketika mereka memutuskan untuk melakukan itu untukmu?  Aku tidak akan mengizinkan itu.”


Yang mengejutkan adalah, Hisame juga merupakan tunangan yang orang tuanya putuskan untuk dinikahinya.  Rupanya, Hisame telah menerima keputusan pertunangannya itu dan tidak punya pilihan selain pacaran dengan Kouta.


Kouta, bagaimanapun juga, menolak untuk menerimanya.


“Kouta-kun, aku─”


"Pikirkan baik-baik, Hisame!  Ketika kau bertemu dengan seseorang yang sangat kau sukai, kau pasti akan menyesal jika kau sudah memiliki tunangan, dan aku tidak ingin bertunangan denganmu saat mengetahui bahwa Hisame akan menyesalinya!  Aku ingin Hisame ikut bahagia juga!”


Itu adalah percakapan yang pernah dia lakukan dengan Chris sebelumnya.  Dan Kouta mengatakannya tanpa ragu-ragu.


“Itulah sebabnya aku akan memutuskan pertunanganku denganmu.  Kau tidak bisa membatalkan pertunanganmu karena itu diputuskan oleh orang tuamu, kau pasti berpikir begitu, bukan?  Tidak, itu salah.  Pertunangan kita ini bisa dibatalkan.  Aku tahu caranya!"


Tidak bisa tetap seperti ini, Kouta melepas piyamanya dan wajah Hisame terbakar.


"K-Kouta-kun!?”


"Hisame, tunggu aku."


Kouta mencengkeram bahunya dengan kuat.  Kouta memberi tahu Hisame, yang sedang memutar matanya, dengan tegas.


"Kita berdua pasti akan bahagia.  Serahkan saja padaku.”


Kouta mengganti pakaiannya dalam sekejap dan berlari keluar rumah.


Dia mendengar suara Hisame di belakangnya, tapi dia tidak menoleh ke belakang.