Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Beraninya Kamu Menyukai Cewek Lain Ketika Punya Tunangan Secantik Ini?! [Vol 1 Chapter 4.1]

How Could You Like Another Girl When You Already Have A Cute Fiancée Like Me? Bahasa Indonesia




Chapter 4.1: Gula Yang Disiapkan Oleh Pembohong

 

Meskipun hari ini hari Minggu, tapi pagi Kouta datang lebih awal karena dia harus menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja.


Dia memiliki shift di kedai kopi pada siang hari, jadi dia hanya bisa melakukan pekerjaan rumahnya di pagi hari.


"Baiklah, begini saja."


Setelah menyalakan mesin cuci, membersihkan kamar mandi, dan menyedot debu dari dapur hingga pintu depan, Kouta menyeka dahinya.  Kemudian dia melirik ke kamar bergaya Jepang.


Pintu geser fusuma tertutup, jadi dia tidak bisa melihat ke dalamnya.


"Chris, kau sudah bangun?"


Kouta berteriak ke arah pintu geser fusuma.


Tapi tidak ada balasan...


Dia pun memutuskan untuk menyuruh Chris membersihkan kamar bergaya Jepang yang dipakainya.  Kouta dengan lembut membuka pintu geser fusuma untuk menempatkan penyedot debu ke dalamnya.


Sebuah tempat tidur ganda terpasang di tengah ruangan.  Di bawahnya, ada sesuatu yang berserakan di tatami.  Saat dia mendekatinya, dia melihat,


"Bukankah itu albumku?"


Tidak diragukan lagi bahwa itu adalah album Kouta saat dia TK, yang sudah pasti ditemukan Chris ketika dia membuka lemarinya.  Sudah jadi ciri khasnya dimana benda itu akan ditinggalkan begitu saja setelah dipakai.


Kouta berjongkok dan mengambil album itu.


Ingatannya tentang TK agak kabur.  Satu-satunya hal yang dia ingat pada saat itu adalah bermain di toko ramen setiap hari─


“Selamat pagi, Kouta.”


"Woah!”


Kouta berteriak saat dia tiba-tiba dipanggil.


Chris, dengan piyamanya, membungkuk dari tempat tidur dan menatapnya.  Dia tidak mengikat rambutnya dan terlihat sedikit lebih dewasa dari biasanya.


“Kamu sangat terkejut, Kouta.  Apa yang sedang kamu lakukan di kamarku?”


“Aku tidak sedang melakukan apa-apa!  Aku baru saja masuk untuk menaruh penyedot debunya.”


Matanya tertuju pada album.


“Oh, Kouta juga ingin melihat itu?”


“Bukankah kau seharusnya merasa tidak enak setelah melihat album orang lain tanpa izin mereka?”


“Mata dan suasana hati Kouta tidak berubah sejak saat itu, bukan?  Berkat itu, aku bisa mengenalimu bahkan jika aku tidak melihatmu selama 10 tahun.”


Chris mengambil album itu dan mulai membolak-balik halaman dengan gembira.


Hmm?  Kouta memiringkan kepalanya.


"10 tahun…?"


"Kamu tidak ingat, huh?  10 tahun yang lalu, ketika ayahku masuk ke Toko Ramen Gouzanji, aku baru berusia 5 tahun dan aku ada di sana bersamanya.”


"Apa?"


“Ketika dia mulai berbicara tentang bisnis, aku merasa bosan, jadi dia mengirimku keluar dari toko untuk bermain di depan.  Dan Kouta sedang bermain di sana.”


“Eh~!!!?”


"Kouta mengundangku dan kita pun bermain bersama.  Selama waktu itu, pertunangan kita sedang ditetapkan.”


“Jadi kita pernah bertemu 10 yang lalu…?! aku tidak mengingat apa pun tentang hal itu…”


“Kurasa aku juga akan melupakannya jika ayahku tidak keluar dari toko ramen dan langsung memberitahuku bahwa Kouta akan menjadi tunanganku.”


"Ahhh, orang tua kita sangat payah!”


Kouta meletakkan tangannya di dahinya.  Dia menghormati hasrat Tetsuji pada ramen, tapi dia biasanya malas-malasan tentang hal lain.


Chris menyipitkan matanya seolah-olah dia bernostalgia pada hari-hari itu.


“Kouta yang bertugas untuk membuat ramen, bukan?”


"Yah, tapi lebih seperti pemiliknya.  Aku ingat permainan itu dengan sangat baik.”


Bermain toko ramen adalah semacam permainan pura-pura yang dibuat oleh Kouta.  Setiap orang memiliki peran untuk dimainkan.  Jumlah minimum pemain yang dibutuhkan adalah tiga.


Pemilik yang akan membuat ramen.


Pelanggan yang akan memakan makanannya.


Dan orang yang mendukung pemiliknya─.


"Ah!"


Kouta tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru.


'Aku mengingatnya! Dalam permainan toko ramen, ada seorang “pengantin” yang bertugas mendukung pemiliknya!'


Sama seperti Kouta yang selalu berperan sebagai penjaga toko, peran pengantin wanita selalu dimainkan oleh gadis yang sama.


Tapi, dia tidak dapat mengingat wajah atau nama gadis itu sekarang.


Namun, dia ingat bahwa dia adalah gadis cantik berambut panjang.


Setiap kali mereka bermain di toko ramen, dia selalu menyiapkan semangkuk ramen untuk mereka.


“Fuun~ Kouta, apa kamu sedang mengingat cinta pertamamu?”


"Huh!?"


Chris menyeringai.


"Kouta sangat mudah dipahami.  Jadi, tolong ceritakan tentang cinta pertamamu.”


“D-Dia bukan cinta pertamaku… Aku hanya bermain dengan gadis ini ketika TK…”


"Jika kamu hanya bermain dengannya, mengapa kamu tidak memberitahuku tentang hal itu?"


Kouta kehilangan kata-kata.


Chris tersenyum penuh kemenangan.


“Kouta, apa kamu pikir kamu bisa menyembunyikan sesuatu dari Christina Westwood yang mendunia ini?  Seperti apa dia?  Bagaimana bisa kamu jatuh cinta padanya?  Tempat dan hal apa yang kamu ingat tentangnya?”


"Ahhhh, baiklah, aku akan memberitahumu!"


Tidak ada yang bisa lolos dari pengejaran Chris, dan Kouta pun memantapkan pikirannya.


“Awalnya, aku membuat mie ramen hanya untuk bersenang-senang dengannya.  Aku akan membuat bihun dari tanaman ivy dan sejenisnya, dan dia membuat mangkuk dari tanah liat dan sejenisnya."


Itu sangat menyenangkan hingga Kouta berkata di hari itu...


"Aku memintanya untuk membuat ramen bersamaku selamanya..."


Itu terdengar seperti pengakuan anak TK.


“Itu membuatku tersenyum.  Lalu, apa yang terjadi setelahnya?"


“Yah, kami pun memainkan permainan toko ramen bersama sampai aku lulus dari TK.  Aku selalu memainkan peran sebagai pemilik, dan dia yang mendukungku.”


'Cerita itu tidak akurat...'


Dia tidak bisa memberitahu Chris tentang hal ini karena dia mungkin akan mengolok-oloknya, tetapi dia mendapat tanggapan atas pengakuannya.


"Kalau begitu, Kou-kun, ayo menikah!"


Itulah tanggapannya.


Kouta menganggukkan kepalanya, dan gadis itu pun menjadi “pengantinnya” dalam permainan toko ramennya.


Ketika dia masuk SD, gadis itu menghilang.  Sebelum dia menyadarinya, dia juga telah menghilang dari ingatan Kouta.


Kenangan itu terlalu samar untuk disebut cinta.


Kouta tidak akan mengingat gadis itu lagi jika mereka tidak membicarakan tentang permainan itu.


“Baiklah, Kouta, ayo kita mainkan permainan itu sekarang.”


“Eh!?  Sekarang?"


"Kouta akan menjadi pemiliknya dan aku akan menjadi pendukungnya.”


“Oh, lalu?”


"Kita akan membuatkan sarapan!"


"Oke, oke."


Mereka pun memutuskan untuk membuat nasi goreng, yang merupakan makanan pokok toko ramen.


Ketika dia memberitahu Chris bahwa dia memiliki pekerjaan paruh waktu pada siang hari, dia pun menyarankan sesuatu yang mungkin cocok untuk dimakan saat makan siang, dan nasi goreng lah jawabannya.


Kouta membuka kulkas dan menemukan bungkusan plastik yang tidak dia ingat.


“Ini… daging sapi wagyu, huh…!?”


Itu adalah steak dengan selempang yang indah, yang tidak akan pernah bisa dibeli oleh keluarga Kouta.


Bagaimana bisa barang mewah seperti itu ada di lemari es miliknya?  Dia terkejut.


"Oh, itu.  Tukang daging memberikannya kepadaku ketika aku pergi ke jalan perbelanjaan.”

[TL: Kalau disini mungkin mirip pasar pagi.]


Chris berkata seolah itu bukan apa-apa.


“Memberimu!?  Daging sapi wagyu!?”


"Tukang daging itu bilang bahwa dia adalah penggemarku.  Jadi aku memberinya tanda tanganku dan dia memberikan itu sebagai balasannya.”


"Ya ampun, kau sungguh selebritas!"


"Kamu harus memasukkannya ke dalam nasi gorengku."


“Bukankah itu hanya akan menyia-nyiakan dagingnya…?”


"Itu tidak cukup untuk dijadikan steak."


Karena Chris berkata begitu, Kouta pun memutuskan untuk membuat nasi goreng steak, meskipun itu terlalu mewah.


Saat dia mengeluarkan bahan lain untuk membuat nasi goreng...


"Jadi, Kouta. Apa yang kamu ingin untuk aku lakukan?”


Chris berdiri di dapur dengan penuh antusias.  Rambutnya sudah dikuncir ekor kembar.  Dia bahkan mengenakan celemek baru.


"Oke, pertama potong bawangnya."


"Mengerti."


Kouta menyerahkan bawang itu kepada Chris dan mengambil wajan.  Pertama-tama, dia memotong daging sapi wagyu dan menggorengnya di wajan.


'Kouta, mataku sakit, aku tidak bisa memotong bawangnya…”


Dia mendengar suara tangisan.


Chris menumpahkan air matanya, dan Kouta pun buru-buru mematikan kompornya.


"Oh, bawangnya agak sulit untuk ditangani..."


Jika kau bisa melihatnya, kau akan melihat bahwa Chris sedang memotong bawang menjadi irisan yang tebal.  Dia mungkin tidak tahu bagaimana caranya mengiris, dan cara penggunaan pisaunya juga patut dipertanyakan.


"Ah, telur. Buat telur saja.  Tolong pecahkan beberapa telur ke dalam mangkuk.”


"Yeah…" Chris menyeka air matanya dan mengambil mangkuk.


Kouta mengambil alih tugas memotong bawang.  Dapur rumahnya bergema dengan suara dentuman.


Itu terdengar seperti suara disonan.


Kouta berhenti bergerak.


Dia melihat ke samping dan melihat Chris dengan telur di seluruh tangannya.


“……”


“Koutaaa~ aku tidak bisa memecahkan telurnya dengan benar…”


“Chris... serius?”


Kouta mengambil mangkuknya yang hampir masih kosong.


“Apa kau pernah memasak sebelumnya?”


“Aku Christina Westwood yang mendunia.  Aku tidak memasak, tugasku hanya makan."


"Aku merasa bodoh karena menanyakan itu padamu."


Kouta menyerah mencoba membuat Chris untuk memasak.


"Lupakan soal telurnya, ambilkan aku aku piring untuk nasi gorengnya."


Dia seharusnya bisa melakukan itu.


Kouta melanjutkan memotong bawang.  Dia juga memecahkan beberapa telur dan mengocoknya dengan cepat.


Saat dia memecahkan beberapa telur dan mengocoknya dengan cepat, dia mendengar teriakan "Kyaaa~!" yang  diikuti oleh suara pecahan!  Suaranya saling tumpang tindih


Kouta pun berbalik.


“Koutaaa~ piringnya pecah~”


Chris panik saat dia mencoba untuk mendekati Kouta.


"Berhenti! Jangan bergerak dari situ."


Kouta mendorongnya dengan kedua tangannya dan menahannya.


Kouta mulai membersihkan sekitar kaki Chris, yang sekarang berdiri tegak.  Akan berbahaya jika ada pecahan piring yang tersisa, karena jika Chris menginjaknya, maka dia akan melukai dirinya sendiri.


“Kouta, hal apa yang bisa aku lakukan sekarang…?”


Mencengkeram ujung celemeknya, Chris gemetar.  Dia ingin melakukan yang terbaik untuk mendukungnya.


"Chris, ada tempat yang tepat untuk orang yang tepat di dunia ini."


"Apa?"


"Pergantian peran.  Kau akan menjadi tamunya mulai sekarang.”