Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pria Yang Menolak Diasuh Oleh Kakak Yang Cantik [Vol 1 Chapter 7.1]

A Man Who Doesn't Want To Be Fed By A Beautiful Onee-san Bahasa Indonesia




Chapter 7.1: Aku Membawa Temanku Ke Apartemen Onee-san


Sudah 4 hari sejak aku mulai tinggal bersama onee-san, dan hari ini adalah hari Senin.


Awalnya aku terkejut dengan kebiasaan pingsannya dan penilaiannya terhadap uang, tapi aku sudah terbiasa dengan cara hidup itu sedikit demi sedikit, tapi jika aku ceroboh, maka aku akan menjadi apa yang diinginkan oleh onee-san dimana aku memulai hidupku sebagai pengurus rumah penuh waktu.  Tapi, meskipun kehidupan sehari-hariku stabil, aku merasa tidak nyaman tentang masa depanku. Tidak mungkin aku akan selalu berada dalam perawatan onee-san selamanya. Sekarang setelah aku bisa mengamankan tempat tinggal dan makan, sebaiknya aku mulai melakukan sesuatu untuk diriku sendiri.  Tapi ... dimana aku harus memulainya?  Menjadi anak di bawah umur itu tidak seperti aku bisa menyewa apartemen, dan meskipun aku bisa membayar biaya sekolahku dengan uang onee-san dengan asumsi bahwa aku akan mengembalikannya nanti, tapi itu tidak seperti aku bisa melakukannya juga saat di universitas.  Dengan berpikir seperti ini, artinya sebagian besar masalahku adalah perihal uang.  Serius, situasi yang paling menyakitiku adalah dipecat dari pekerjaan paruh waktuku...


Lalu, aku mendengar bel tanda berakhirnya jam pelajaran sementara aku tidak memperhatikan penjelasan guru karena aku sedang memikirkan tentang sekua hal itu.


"Eita-kun, ayo makan siang di atap."


"Um, tentu."


Teman sekelas yang berbicara denganku adalah Hagiwara Kishou.  Di antara beberapa teman yang kumiliki, dia adalah satu-satunya teman yang tahu tentang situasi keluargaku, karena kami telah bersama sejak SD, jauh sebelum keluarga Kishou dekat denganku.  Dia adalah orang yang optimis, tidak sepertiku, dia tidak terlalu memikirkan banyak hal, tetapi ketika aku berada dalam kesulitan, dia akan selalu memperhatikanku dan membantuku.  Juga, karena hanya ada sedikit orang yang bisa kupercaya, aku akhirnya berpikir untuk meminta nasihat Kishou.


"Hei, Eita. Kau bertingkah aneh sepanjang pagi ini, apakah terjadi sesuatu padamu?"


Tepat setelah kami mulai makan di atap gedung, Kishou menanyakan itu padaku.  Dan ini adalah salah satu alasan mengapa aku ingin meminta nasihatnya, karena dia pandai dalam memperhatikan hal semacam itu.


"Ada banyak hal..."


Aku sedang memikirkan dari mana aku harus mulai membicarakannya, tetapi aku menyadari bahwa dari mana pun aku memulainya, semuanya dapat dikatakan dalam satu kalimat.


"Sebenarnya, sekarang aku tinggal bersama onee-san yang mengunjungi tempat kerjaku."


"Pffff!!!"


Ketika aku mulai berbicara, Kishou memuntahkan Tamagoyaki yang ada di mulutnya, dan burung pipit yang ada di dekatnya mengambilnya.


"Berhentilah melawak dengan begitu tiba-tiba, itu membuang-buang makananku."


"Tidak, aku tidak sedanf melawak..."


Aku juga meragukan kalimat itu setiap kali aku bangun tidur.


"Jika kau tidak melawak, maka itu lebih buruk lagi. Apa karena saking lamanya kau tinggal sendirian hingga kau tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fantasi lagi? ... Apa kau ingin aku memperkenalkanmu pada rumah sakit yang bagus?"


"Sungguh kurang ajar!  Aku masih waras!"


Tolong jangan menatapku dengan mata kasihan itu.


"Dalam berita pada Jumat malam ... mengatakan bahwa ayahku telah terjebak dalam zona perang di luar negeri dan keberadaannya tidak diketahui, apa kau melihatnya?"


"Ya, aku melihatnya. Ayahmu bertingkah seperti biasanya."


"Itu tidak terlalu penting karena itu hal yang sudah biasa terjadi, tetapi karena itu dilaporkan dalam berita, manajer toko tempatku bekerja pun akhirnya mengetahuinya, dan dia menggunakan fakta itu dimana aku tidak memiliki wali untuk memecatku, dan juga ketika aku pulang ke rumah, ternyata ayahku sudah lama tidak membayar sewanya dan mereka pun mengusirku … dalam semalam, aku kehilangan pekerjaan dan juga rumahku!"


"Sungguh tragedi..."


Kishou menyingkirkan kotak makan siangnya dengan ekspresi kehilangan nafsu makannya ... maaf.


"Setelah berjalan beberapa lama tanpa mengetahui kemana aku harus pergi, aku akhirnya berhenti di sebuah taman dan onee-san yang selalu berbelanja ketika aku sedang bekerja berbicara kepadaku, lalu dia mengundangku untuk tinggal di rumahnya jika aku mau."


"Onee-san dari tempat kerja ... maksudmu onee-san cantik yang kau bicarakan itu?"


"Ya, itu orangnya."


"Benarkah!?"


Aku sudah memberitahu Kishou tentang onee-san pada beberapa kesempatan, dan menambahkan fakta bahwa dia adalah seseorang yang kurindukan.


“Tapi itu benar-benar tidak seperti kau memancingnya, bukan?  Contohnya saat kau berdiam diri di jalan, mengapa dia tiba-tiba mengundangmu untuk tinggal bersamanya?


"Sepertinya dia ingin aku untuk menjadi pengurus rumah penuh waktunya."


"Pengurus rumah penuh waktu?"


Sampai saat ini, satu-satunya orang yang bisa mengerti apa yang kukatakan adalah Kishou, tapi ketika aku mengatakan "pengurus rumah penuh waktu" dia mengerutkan keningnya, itu jelas sesuatu yang sulit untuk dipahami.  Ya, kupikir siapa pun juga pasti akan membuat ekspresi seperti itu.


"Lalu ... apa yang kau lakukan?"


Pertanyaan bagus, apa yang kulakukan?


"Jadi, sejak hari Jumat, aku sudah tinggal di apartemennya onee-san."


Kishou tercengang setelah aku menceritakan keseluruhan ceritanya.


"Apakah begitu?  Bukan hanya dia ingin mendukungmu seumur hidup, tapi kau juga ikut makan dengannya, mandi bersamanya, dan bahkan tidur di ranjang yang sama dengannya?!"


"Kami cuma makan bersama, sisanya tidak masuk hitungan!"


Aku benar-benar tidak bisa memberikan jawaban yang jelas.


"Terus?  Dari mananya kau berada dalam kesulitan?"


"Itu tentang apa yang harus kulakukan?"


Wajah Kishou memiliki tanda tanya di atas kepalanya.


"Seperti ... apa yang harus kau lakukan?" Ada apa denganmu yang merasa mengalami kesulitan ketika kau sedang menjalani kehidupan yang setiap anak SMA akan sukarela untuk menjalaninya?! Onee-san yang cantik itu akan mendukungmu ... maksudku, dia akan memenuhi semua kebutuhanmu, bukan?  Daripada berpikir begitu, kau seharusnya tidak merasa keberatan untuk menjadi pengurus rumah penuh waktunya, kau bahkan seharusnya tidak perlu memikirkan pilihan lain selain menerimanya!"


Kishou mengatakannya seolah-olah dia cemburu dari dalam lubuk hatinya.  Sungguh menakjubkan bahwa dia bisa begitu tulus padaku.  Meskipun hidupku akan jauh lebih sederhana jika aku hanya membiarkannya seperti ini...


“Tapi, ini tidak seperti aku tidak punya pilihan lain. Dan juga, itu tidak seperti aku bisa terus seperti ini selamanya."


Setelah aku menjawab seperti itu, Kishou menggerakkan kepalanya ke samping.


Kupikir aku memikirkan hal-hal dengan cara yang sangat rumit.


Dia menghela nafas seolah-olah mengatakan "yare yare".


"Aku mengerti bahwa kau ingin hidup dengan stabil karena situasi keluargamu. Tetapi, hanya ketika kau sudah dewasa saja baru kau harus berusaha keras entah apakah kau menyukainya atau tidak. Kupikir kau seharusnya menjalaninya saja tanpa harus mengkhawatirkan tentang hal lain setidaknya untuk saat ini karena kau masih muda."


Tanpa mengkhawatirkannya ... bahkan jika kau mengatakan itu...


“Yah, karena kau sudah punya dia jadi, perkenalkan aku pada onee-san itu."


"Punya dia?


"Sebagai sahabatmu, aku harus tahu tentang siapa orang yang akan merawatmu. Aku tidak tahu tentang orang “itu”, tetapi akan lebih baik untuk mengetahuinya jika kau tiba-tiba membutuhkan bantuanku, bukan?"


Kishou mengatakannya seolah-olah itu masuk akal, tapi sebenarnya, itu pasti karena dia hanya tertarik pada Onee-san.


"Jika ada kesempatan, karena aku tidak tinggal sendirian."


“Kau mengatakannya seolah-olah itu hanya alasanmu saja. Yah, itu tidak masalah."


Setelah mengatakan itu, dia dengan mudah menyerah, meskipun kupikir awalnya dia akan lebih gigih dari ini.


"Jika terjadi sesuatu, datanglah kepadaku untuk meminta nasihat."


Aku memikirkan apa yang harus kulakukan selanjutnya sambil memakan sisa makan siangku.