Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pria Yang Menolak Diasuh Oleh Kakak Yang Cantik [Vol 1 Chapter 6.4]

A Man Who Doesn't Want To Be Fed By A Beautiful Onee-san Bahasa Indonesia


Chapter 6.4: Aku Diundang Oleh Onee-san


Ketika kami selesai menonton drama, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam.  Ini sudah larut, jadi kupikir aku akan langsung tidur.


“Ah, itu benar… sepertinya tempat tidurmu akan memakan waktu lebih lama untuk dikirim kemari."


Onee-san berkata begitu seolah dia merasa tidak enak.


"Itu benar. Kalau begitu, aku akan meminjam sofanya untuk malam ini."


"Jangan, tubuhmu akan sakit jika kamu tidur terlalu lama di sofa."


"Ah, tapi itu jauh lebih baik daripada tidur di lantai."


"Hari ini aku yang akan tidur di sofa, jadi kamu bisa tidur di tempat tidurku."


"Aku tidak bisa melakukan sesuatu seperti itu--"


"Kamu tahu, aku adalah orang yang bisa tidur kapanpun dan dimanapun."


Ya, kupikir aku sudah mengetahuinya sebelumnya.


Setiap kali aku bersih-bersih atau memasak, dia selalu tertidur. Kupikir itu karena efek dari pekerjaan malamnya, jadi setiap kali dia punya waktu luang, dia akan memakainya untuk tidur.  Tapi tetap saja, aku tidak berpikir bahwa itu adalah alasan yang tepat untuk membuat tuan rumah tidur di atas sofa.


"Kamu tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja."


"Um…"


Aku sedang memikirkan apa yang harus kami lakukan.


"Baiklah, Eita-kun. Ayo kita tidur bareng."


Onee-san tiba-tiba mengeluarkan saran itu dengan wajah memerah.


"Tidak... Itu..."


Itu terlalu berlebihan bagi seorang laki-laki yang sedang berada dalam masa pubertasnya.


"Mustahul, jika onee-san menyentuhku, maka onee-san akan pingsan."


"Pingsan sama saja dengan tidur, bukan?  Jadi kalau hal itu terjadi, maka aku akan baik-baik saja. Karena tempat tidurku sangat besar, jadi ada cukup ruang untuk kita tidur secara terpisah. Selain itu, ayolah, aku harus membiasakan diri dengan dirimu, karena hal ini akan menjadi masalah jika terjadi sesuatu nantinya, bukan?  Bukankah kamu bisa menganggap hal ini sebagai latihan?"


Ya, itu akan menjadi masalah, sangat bermasalah.  Apa yang onee-san katakan memang masuk akal. Jika, misalnya, kami menemukan diri kami berada dalam situasi dimana kami berdua berada dalam bahaya, maka akan menjadi masalah bagi kami jika dia pingsan hanya karena menyentuhku.  Aku tidak berpikir bahwa dia bisa menyelamatkanku jika kami berdua sama-sama berakhir pingsan ... jadi, pelatihan macam apa yang harus kami lakukan?


"Aku mengerti."


"Benarkah?!"


"Jika ... onee-san tidak keberatan..."


"Aku tidak keberatan!  Itu tidak menggangguku sama sekali!"


Jadi, aku akhirnya mengikuti onee-san ke kamarnya.  Sekarang aku memikirkannya, ini akan menjadi pertama kalinya aku memasuki kamar onee-san, saat aku membersihkannya, dia mengatakan kepadaku bahwa kamarnya sudah rapi, jadi aku tidak memasukinya. Aku terus memikirkannya sambil merasa gugup.  ... lagipula, aku memang gelisah ... mungkinkah aku harus bersih-bersih terlebih dahulu sebelum tidur?


"Silakan."


"Permisi."


Bertentangan dengan apa yang kupikirkan, begitu aku memasuki kamarnya, itu bersih, aku merasa sedikit lega, dan juga sedikit terkhianati ... ini adalah perasaan yang aneh.


"Kamarnya bersih."


"Aku hanya menggunakannya untuk tidur. Ayolah, jika kamu tidak hati-hati, kamu akan memberantakkan kamarnya."


Cara berpikirnya sama sepertiku.


"Yah, mari kita tidur."


Onee-san berbaring di tempat tidur dan mengundangku sambil mengangkat seprai.  Pose itu ... memberiku perasaan bahwa dia sedang menunjukkan titik lemahnya kepadaku.


“Eh.. Permisi…"


Saat aku naik ke tempat tidur, aroma onee-san tercium melalui seprainya.  Aroma sampo dan sabun menyelimutiku dan tidak buyar.  Ini buruk, bagaimanapun juga, jika aku tetap disini, maka ini akan menjadi lebih buruk lagi.  Tanpa disadari, aku mengangkat tubuh bagian atasku dari tempat tidur.


"Maaf, kupikir aku akan tidur di sofa saja."


"Huh?  Hei!?  Mengapa?!"


Apakah Onee-san tidak mengerti bahwa dia sedang bersama seorang laki-laki yang sedang dalam masa pubertasnya?  Dia menatapku dengan gelisah, aku menyadari itu dan aku tidak bisa menatap matanya.


“Ini ... akan berbahaya dalam banyak hal."


Dia telah merawatku, aku tidak bisa melakukan apa pun untuk membalasnya, tetapi dalam situasi ini, aku tidak bisa memastikan bahwa akal sehatku akan tetap stabil … ayolah, bagaimanapun juga, aku adalah seorang laki-laki.


"Ah … maaf, aku tidak menyadarinya."


Dan sepertinya dia baru menyadari apa yang aku coba katakan padanya.  Dan saat dia hendak bangun dari tempat tidur, Onee-san turun di depanku dan mulai mencari sesuatu di lemari.  Dia langsung kembali lagi, sambil membawa dua tali.


"Tunggu sebentar."


Dia mengatakan itu dan dengan cekatan mengikat tangan dan kakinya sebelum berbaring.


"Ini baik-baik saja, bukan?"


"A-Apa yang kau lakukan?"


"Aku minta maaf karena terlalu cuek, kamu pasti khawatir jika aku akan melakukan sesuatu padamu saat kita sedang tidur bareng, tapi aku tidak berencana untuk melakukan sesuatu yang bisa membuatmu membenciku ...  dan dalam situasi ini, aku mengerti jika kamu waspada terhadapku, jadi … jika aku melakukan ini, maka onee-san tidak akan bisa melakukan apa pun padamu, bukan? Apa kamu bisa lebih tenang sekarang?"



Bukan, bukan itu maksudku, apa yang kupikirkan justru kebalikannya … ini bukan berarti onee-san akan melakukan sesuatu padaku, tapi, aku memang tidak memikirkan tentang itu sama sekali.  Bagaimana mengatakannya? Aku hanya merasa bahwa kami tidak sedang membicarakan hal yang sama.


"Selamat malam Eita-kun."


"Ya, selamat malam."


Tanpa sadar, aku menjadi lebih tenang karena apa yang dia lakukan sehingga aku akhirnya berpikir bahwa aku tidak akan mempedulikannya lagi dan mulai berbaring.  Sebaliknya, meskipun dia akan pingsan tepat setelah aku menyentuh atau menyebut namanya … ini menjadi misteri mengapa dia memutuskan untuk tidur seperti ini.  Ketika aku sedang memikirkan hal itu, aku mulai mendengar napasnya saat dia mulai tertidur.


Tentu saja, tidak mungkin aku bisa tidur sampai keesokan paginya.


[Buku Harian Onee-san]


Makanan Eita-kun sangat lezat, tapi, tapi, itu sangat lezat sampai-sampai kupikir aku sudah benar-benar kembali ke diriku yang sebenarnya ... Meskipun aku biasanya bertingkah seperti onee-san yang keren, tapi Eita-kun menjadi sangat imut ketika dia menyentuh atau memanggil namaku … itu terlihat seperti aku menjadi sangat terharu hingga aku tidak bisa menahannya lagi.  Aku harus membiasakan diriku, akan sangat sayang sekali jika dia mengira bahwa aku adalah onee-san yang aneh.


Tapi aku terkejut … Aku tidak tahu kalau Eita-kun menyukai drama itu.  Dan aku juga sangat terkejut ketika dia mengatakan kepadaku bahwa itu adalah ibunya … sepertinya dia tidak menyadarinya.  Tapi aku cukup yakin kalau dia seharusnya sudah tahu apa pekerjaanku, tetapi jika tidak … menurutnya, apa pekerjaan yang sedang kulakukan?


Suatu hari nanti … aku harus mengatakan yang sebenarnya kepadanya.