Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pria Yang Menolak Diasuh Oleh Kakak Yang Cantik [Vol 1 Chapter 6.2]

A Man Who Doesn't Want To Be Fed By A Beautiful Onee-san Bahasa Indonesia




Chapter 6.2: Aku Diundang Oleh Onee-san


Kami telah selesai makan dan aku kembali ke dapur untuk mencuci panci dan onee-san pergi untuk duduk di sofa.  Dia pasti mengantuk, karena hari ini adalah hari yang melelahkan.


"Onee-san."


"Nn…"


Onee-san membuka matanya sambil berjuang menahan kantuk.


"Maaf, onee-san kelelahan, aku tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku."


"Kelelahan? Bagaimana kalau mandi dulu baru tidur?"


"Itu benar, Eita-kun, silakan duluan, aku akan mandi nanti, karena aku mandinya lama."


"Benarkah?  Kalau begitu, aku akan mandi duluan."


"Ya, silakan."


Setelah mengatakan itu, dia mengirimku pergi sambil melambaikan tangannya.  Aku pun memasuki kamar mandi sambil berkata di dalam hati, "maaf".


"Kemarin aku juga memikirkannya, tapi bagaimanapun aku melihatnya, kamar mandinya memang sangat luas…"


Kamar mandinya begitu luas sehingga aku secara tidak sengaja mengutarakan isi hatiku.  Bak mandinya cukup besar untuk ukuran orang dewasa untuk meregangkan kaki mereka dan juga di dekat area bahunya terdapat keran yang mengeluarkan air panas, yang hampir terasa seperti air mancur.  Tempat membasuhnya cukup besar untuk sekeluarga yang beranggotakan 4 orang sekaligus, tapi yang paling mengejutkanku adalah terdapat ruang uap dengan petunjuk yang terpasang di dinding.


"Ini memiliki terlalu banyak fungsi..."


Seperti yang diharapkan dari gedung apartemen yang dikatakan sebagai kelas tertinggi di tempat ink.  Dan itu terjadi tepat ketika aku selesai membasuh kepalaku.


"Eita-kun."


"Waaa?!"


Aku mendengar suara onee-san dari sisi lain pintu.


"Apa ... kenapa?"


Dan siluet onee-san bisa dilihat melalui pintu kaca geser.


"Aku sedang berpikir untuk membasuh punggungmu sebagai ucapan terima kasihku atas makananmu yang lezat."


"Tidak, tidak, tidak. Aku bisa melakukannya sendiri."


"Ayolah, kamu tidak perlu malu-malu begitu."


Mustahil!


"Apa onee-san akan baik-baik saja jika melakukannya? Hanya dengan menyentuhku saja, kau selalu berakhir pingsan, dan bukankah itu terlalu sulit untukmu?  Akan menjadi masalah jika kau pingsan di kamar mandi…"


"Kamu tidak perlu mengkhawatirkanya, aku sudah punya rencana."


Setelah mengatakan itu, pintunya terbuka dan aku bergegas memunggunginya, dan menyembunyikan tubuhku … dia masuk beneran!


"Huh?"


Ketika aku berbalik untuk melihat pintunya, aku terdiam ketika melihat pemandangan itu.  Untuk beberapa alasan, onee-san berdiri dengan sikat pembersih kamar mandi di tangannya … Aku punya firasat yang buruk pada hal ini.


"Eh… apa itu?"


"Sikat."


Tidak, aku tidak menanyakan.  Aku tidak menanyakan apa namanya, tapi aku menanyakan apa yang kau rencanakan dengan itu, dan onee-san melanjutkan obrolannya tanpa peduli dengan ekspresi ragu milikku.


"Karena sepertinya aku akan pingsan jika aku menyentuhmu secara langsung, jadi dalam hal ini, aku hanya perlu untuk tidak menyentuhmu secara langsung, bahkan jika aku terlihat seperti ini, aku tetap orang yang sangat cerdas!"


Onee-san tersenyum seolah mengatakan “bagaimana menurutmu?  Sempurna, bukan?" Kecerdasanmu yang begitu tinggi itu membuatku gemetar...


"Kalau begitu, aku akan mulai membasuh punggungmu."


“Ah, itu ... tolong tunggu sebentar!"


Aku secara mati-matian mencoba untuk menghentikan onee-san.


"Jika onee-san menggosok punggungku dengan benda itu, maka benda itu akan merobek kulitku!"


"Tidak akan jadi masalah jika aku meletakkan handuk di atasnya terlebih dahulu, bukan? Bisakah kamu memberikan handuk itu kepadaku?"


Aku melakukan apa yang dia suruh dan menyerahkan sabun dan handuk kepadanya.  Hal pertama yang dia lakukan adalah menggulungnya.


"Yah, ini sempurna."


Tidak … itu tidak ada gunanya, tidak peduli apa yang kukatakan padanya, dia tetap akan berakhir dengan menggosok punggungku, jadi kupikir akan lebih baik untuk mempersiapkan diri, jadi aku menyerah dan memunggungi onee-san.


"Kalau begitu … tolong…”


“Serahkan saja pada onee-san! Kamu hanya perlu bersantai saja, Eita-kun."


Dan setelah mengatakan itu, dia mulai menggosok punggungku sambil bersenandung.


"Terima kasih banyak…"


"Apakah ada bagian yang gatal?"


"Eh? T-Tidak ada..."


Apakah Onee-san sudah terbiasa melakukan hal ini?  Dia menggosok punggungku dengan suasana hati yang baik.  Pada titik ini, aku tidak merasakan apa-apa selain perasaan malu.  Ini adalah perasaan yang aneh dan baginya untuk melakukan ini dengan niat baik ... bagaimana aku harus mengatakannya, itu tidak seperti dia sedang mengharapkan sesuatu, tapi membasuh punggungku akan terasa lebih seperti ... tidak, bukan apa-apa.


"Kyaah!"


Aku mendengar jeritan kecil dan merasakan beban aneh di punggungku.


 "Onee … san!?"


Dan pada saat yang sama, kelembutan yang luar biasa menempel di punggungku.  Sepertinya dia terpeleset dan bersandar padaku, yang mana itu menekankan payudaranya ke punggungku.  Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku aku bisa merasakan sensasi seperti ini, dan tanpa sadar, aku memusatkan semua indraku ke punggungku … tidak!  Ini bukan waktunya untuk menikmati sensasi ini!  Aku pun menjernihkan pikiranku dan langsung berbalik.  Tapi, aku seharusnya tidak melakukan itu … karena saat berbalik, pipiku menyentuh pipi onee-san.


"Punggung yang sangat luar biasa … betapa kencangnya…"


Hei! Jangan langsung pingsan tepat setelah mengatakan kesanmu terhadapnya!  Apalagi, sepertinya dia menyalakan saunanya ketika dia jatuh secara bersamaan dengan suara yang keras dan kamar mandi pun mulai terisi dengan uap, dan dalam sekejap, pandanganku terhalang.


“Onee-san!  Jawab aku, onee-san!"


Aku memeluk onee-san yang telanjang itu dan kami pun meninggalkan kamar mandi … mulai dari sekarang, aku tidak akan membiarkannya untuk membasuh punggungku lagi!