Tidak Ada Yang Percaya Padaku [Chapter 21]
No One Believed Me. If You Say You Believe Me Now, It’s Too Late Bahasa Indonesia
Chapter 21: Tanuki-san
Aku melihat ada semakin banyak orang yang terlihat seperti siswa.
Aku tidak mengenali sebagian besar wajah siswa itu, tetapi mungkin saja mereka berasal dari sekolah kami.
Setelah berkeliling EXDES, kami kembali ke alun-alun tempat dimana kami baru sampai.
Senseu menginstruksikan siswa yang berpakaian preman untuk pergi ke titik berkumpul.
Shinozuka-san menarik lengan bajuku.
“Hei, hei, hei, ayo cepat pergi ke tempat pertemuan. Aku bisa merasakan beberapa mata yang sedang menatapku……”
Memang benar bahwa aku telah merasakan adanya tatapan yang mengarah padaku sejak beberapa waktu yang lalu. Tapi itu bukan tatapan yang sangat tidak menyenangkan, jadi aku tidak keberatan. Aku yakin itu hanya karena pakaian kasual kita yang tidak biasa.
“Ya, kita harus menunggu di sana... Oh, aku lupa update hari ini."
Cerita terbarunya sudah siap, tetapi aku lupa untuk mengupdatenya.
"Oh, aku tahu itu! Nah, mengapa kau tidak mengupdatenya saja di ruang tunggu?"
Kami menuju tempat parkir.
Sudah ada banyak siswa telah yang berkumpul di area parkir.
Itu mengingatkanku pada suasana yang tidak menyenangkan dari field trip di masa lalu.
Saat aku melihat Shinozuka-san yang ada di sebelahku, wajahnya masih membiru.
"A-aku tidak suka... Suasana seperti ini. Semua orang sangat bersemangat, dan mereka semua dalam suasana hati yang baik, dan.... Mereka semua berkumpul dalam kelompok."
“Aku juga tidak menyukainya. Tetapi--"
Aku menunjukkan padanya gambar yang baru saja kuambil di ponselku.
Disanalah ada gambar kami, yang sedang tersenyum.
“Sekarang hanya ada kita berdua. Tidak apa-apa, bukan?"
"Hmm... Ya, ya, mari kita tidak usah khawatirkan itu! Kuharap kita bisa pergi ketika tidak ada siswa lain di sekitar kita."
“Namanya juga field trip....”
"..."
Kami menuju ke tempat pertemuan kelas kami sambil berbincang-bincang.
Ini percakapan yang biasa, tapi itu benar. Jika tidak ada siswa,……, maka itu berarti kita tidak sedang field trip, yang artinya hanya aku dan Shinozuka saja yang datang ke Destiny Land.
Aku akan mengingat momen ini...
Ketika kami tiba di tempat pertemuan kelas, kami berada di kelas yang sama seperti biasanya.
Aku dan Shinozuka-san bersebelahan. Aku menyelesaikan updateku dan memeriksa update dari penulis lain hingga Shinotsuka-san selesai membaca.
Author bernama “Pugko” ini mulai menarik perhatian. Aku telah melihat namanya untuk waktu yang agak lama. Oke, aku akan mengakuimu sebagai rivalku.
Pomeko dan Pugko ……, apakah itu nama iseng?
Saat aku memikirkan hal-hal sepele seperti itu, aku menerima sebuah pesan.
"Ini Pomeko! Ehehe, apa-apaan ini, deskripsi emosi karakternya semakin berhati-hati. Aku sudah memikirkannya untuk sementara waktu dan kemudian aku mendapat pesan. Kuharap kau memiliki beberapa bahan fiksi untuk field tripnya!”
Aku menatap Shinozuka-san.
Dia memiliki seringai di wajahnya.
"Pomeko, ada apa dengan seringai di wajahmu itu?"
"Oh, diamlah! Itu menyenangkan, oke?”
"Oh... Terima kasih.
"Sama-sama."
Lalu, sensei muncul di tempat pertemuan kelas.
Dari sana, dia menerima panggilan telepon dan mulai menjelaskan tindakan pencegahan dan instruksi.
Field trip adalah acara sekolah, jadi kami punya waktu sampai pukul 16:00. Setelah kembali ke titik berkumpul, sisa hari itu dibebaskan untuk melakukan apa saja. Kami diberitahu bahwa kami dapat keluar masuk atau pergi sesuka hati.
Aku diperingatkan dengan hati-hati untuk tidak memainkan trik apapun.
Melihat teman-teman sekelasku, aku bisa melihat bahwa mereka semua dipenuhi dengan antisipasi.
Meski begitu, ada banyak tatapan yang mengarah padaku dan Shinozuka-san.
Shinozuka-san bersembunyi di balik bayanganku, mungkin dia sedikit merasa jijik.
“Apakah itu Shinozuka? Serius!"
“Ada seorang malaikat!"
“Siapa yang memulai rumor itu? Dia pasti cemburu padanya."
"Wow, Shinjo-kun, kau terlihat seperti model."
“Mirip seperti seorang pangeran? Kau terlihat luar biasa dengan pakaian kasualmu.”
"Aku tidak tahu apa itu, tapi biarkan saja dia."
“Ya, ya, jangan buang waktumu untuk berbicara dengan mereka oke?
Apa? Anak laki-laki yang besar dan anak kecil itu sedang mengendalikan para siswa yang mencoba berbicara dengan kami. Aku tidak tahu kenapa, tetapi itu membantuku.
Aku bertanya-tanya apa alasannya, tetapi aku memilih untuk menundukkan kepalaku kepada mereka.
[TL: Berterima kasih.]
“Oh, Shinjo-kun, mereka bergerak! Ayo, kita masuk!"
Aku mengalihkan perhatianku kembali pada Shinozuka-san.
Shinozuka tidak sabar untuk memulainya.
"Jangan lari, oke? Kau bisa tersandung jika tidak hati-hati.
"Aku tidak akan tersandung! Aku tidak akan tersan--!"
Aku dengan cepat menopang tubuh Shinozuka saat dia tersandung.
Aku menopang diriku dengan tangan kananku. Aroma lembutnya menggelitik hidungku.
"Hei, apa kau baik-baik saja? Hati-hati."
Aku ingin mengatakan sesuatu yang lebih lembut, tetapi aku tidak dapat memikirkan apapun saat ini.
“Oh, terima kasih…Mmm, aku baik-baik saja..."
Kemudian, aku menyadari bahwa aku sedang memeluk Shinozuka-san.
Kami perlahan kembali ke posisi semula.
Beban hangatnya menghilang dari tangan kananku.
Merasa sedikit malu, aku melihat sekeliling.
Untuk beberapa alasan, para gadis itu memalingkan wajahnya dariku.
“Wah! Shinjo, lihat, ini Destiny Land! Ini adalah Destiny Land yang telah kita tunggu-tunggu!”
Begitu..., ini benar-benar tanah yang ajaib. Shinozuka yang sempat depresi setelah hampir terjatuh tadi, langsung pulih saat memasuki tempat ini.
"Oh, ya, fast pass dulu?"
"Hmm, yah, hari ini cukup ramai, jadi mari kita luangkan waktu kita. Mari kita mulai dengan--- Oh! Itu Tacky si Rakun! Wow, itu Tanuki yang tampan!”
Tanuki Kigurumi yang bergaya sedang menari di air mancur dekat pintu masuk.
Anak-anak mengelilingi Tanuki.
"Mau kufoto? Dengan rakun itu?”
"Itu bukan rakun! Tacky adalah seorang pangeran yang mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi semua orang di dalam hutan dari kutukan penyihir!”
“Hei, itu setting yang berat... Hmm, apa itu Dreamland……?”
"Shinjo-kun, ayo pergi!"
"Tunggu, kau akan jatuh lagi jika kau berlari. Dan ada banyak orang disini!"
Aku mengikuti Shinozuka dan mendekati Tacky.
Ada seorang anak yang sedang memeluk Tacky…….
"Lembut, lembut, lembut… Aku suka Tacky… Huh? Ma... Ma-kun?
"Ta-nu, Ta-nu, Ta-nu."
Ada adik tiriku, Haruka, yang sedang memeluk Tacky.
Tacky tampak sedikit bermasalah. Maksudku, apakah orang ini punya speaker?
Haruka-san memandangi Shinozuka-san dan aku, berpikir sejenak, lalu meninggalkan Tacky.
“Wah! Maaf! Eh, eh, Makoto-kun, Hai... Apa kau baik-baik saja hidup sendirian? Ibuku mengkhawatirkanmu, tetapi dia sering berbicara dengan ayah di telepon akhir-akhir ini, jadi dia agak tenang sekarang. Kupikir itu hanya panggilan administratif. Sampai jumpa lagi!"
Aku tidak tahu harus berkata apa.
Adik tiriku yang dulu mengolok-olokku. Haruka, tiba-tiba mencoba untuk menutup jarak di antara kami.
Adik tiriku berpura-pura bodoh, tapi sebenarnya dia adalah adik perempuan yang licik.
Shinozuka-san berbisik di sebelahku.
"Shinjo, haruskah kita pergi ke sana?”
“Aww!. Aku baik-baik saja! Aku akan baik-baik saja!"
[TL: Ini dialog Haruka.]
“Tan---”
[TL: Sedangkan ini dialog Tackey.]
Tackey menepuk kepala Haruka saat dia buru-buru mencoba meninggalkan tempat itu.
Pemandangannya mengingatkanku pada diriku dan Haruka di masa lalu.
Haruka mencoba mengikutiku kemana-mana. Haruka selalu menangis setiap kali dia mengalami hari yang buruk.
Aku ingat ketika aku menepuk kepalanya dan dia akan segera berhenti menangis.
Haruka pasti berpikir bahwa jika dia menggangguku, maka dia akan membuatku sendirian.
[TL: Sengaja caper biar ditemenin.]
Aku yakin pasti itulah alasannya.
Itu benar-benar alasan yang sepele. Tapi dari hal sepele itu, luka bisa menyebar luas di hatiku.
"Shinjo-kun?"
Aku masih tidak bisa memperlakukannya secara normal.
Ketika aku melihat adik tiriku, itu mengingatkanku pada kenangan buruk dari masa lalu.
Tapi, itu juga mengingatkanku pada kenangan penuh nostalgia. Ini tidak seburuk dulu.
Kekosongan di hatiku telah dipenuhi oleh kehangatan Shinozuka-san.
Tetap saja, tidak mungkin bagi kami untuk kembali ke hubungan yang sama seperti dulu saat ini.
“Uh, Tucky.. Haruka baik-baik saja, terima kasih. Makoto-san, tidak ada yang bisa dilakukan Haruka. Sudah terlambat untuk membuat alasan, untuk menyembuhkan lukamu, untuk melakukan apapun. Aku bahkan tidak bisa menjagamu. Aku sangat menyesal. Aku tidak akan pernah muncul di depanmu lagi. Aku hanya akan berusaha memastikan bahwa ibu dan ayah tiri akur. Aku akan mengirim pesan ucapan selamat ke pernikahanmu! Aku mengharapkan yang terbaik untukmu!"
Adik tiriku membungkuk pada kami dan berjalan cepat ke belakang taman.
Oh, dia tersandung. Dia melihat ke sekeliling dengan malu, dan mulai berlari lagi.
'Apa kau terluka? Apa kau baik-baik saja?'
Aku tidak mengatakan hal-hal itu karena aku ingin perhatiannya.
Adik tiriku memiliki ekspresi serius di wajahnya. Ini bukan kehidupan singkat yang bisa kau lupakan.
Begitu, sekarang itu berarti... Ini adalah perpisahan yang nyata.
Tidak apa-apa, itu tidak masalah bagiku.
Hatiku masih kosong.
Apakah benar kalau hal itu merupakan alasannya? Apakah hatiku benar-benar kosong?
Kedalaman hatiku lebih tenang dari sebelumnya.
Shinozuka menatapku dengan prihatin.
"Shinjo, itu bukan senyum palsu. Kau terlihat seperti kakak laki-laki yang baik sekarang, bukan?”
Aku tidak tahu wajah seperti apa yang sedang kubuat.
Tetapi aku terkejut menemukan diriku yang sedikit khawatir tentang keadaan adik tiriku yang baru saja tersandung.
"Yah, aku juga tidak tahu.”
Shinozuka menarik tangannya dari tanganku.
“Ya, aku tidak bisa mengatakan bahwa aku baik-baik saja, tapi... Oh! Apa yang dia maksud, "pernikahan"? Apa yang sedang terjadi?"
“Aku yakin dia keliru tentang sesuatu. Yah, itu saja. Adik tiriku adalah orang yang bodohnya natural.”
Adik tiriku itu bodohnya natural.
"Apa itu?"
"Oh! Ini adalah sinyal bagi kita untuk mengambil gambar! Yuk, foto bareng!
Shinozuka menggandeng tanganku, dan sesi foto bersama Tacky pun dimulai.
Aku tidak merasa tidak nyaman ketika bergandengan tangan dengannya.
[TL: Yaiyalah, orangnya cantik dan baik gitu -,- ]
Aku hanya bisa merasakan kebaikannya Shinozuka.