Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Romcom Ala Wali Murid [Vol 2 Chapter 4.1]



Chapter 4: Adikku Yang Paling Imut Di Dunia (1)


"Oh, Kyota. Selamat pagi. Apakah kau bersenang-senang dengan kencanmu saat bolos sekolah kemarin?"


Hari pertama dalam seminggu.


Ketika aku tiba di sekolah dan memasuki ruang kelas, temanku Mizuki Amaya menyindirku.


Mizuki menyeringai dan menyodok bahuku. Sulit dipercaya bahwa kami baru selesai olahraga pagi di awal musim panas ketika bau badannya sangat segar.


Apakah pria tampan benar-benar tampan sampai ke bau-baunya?


Aku sangat takut Soyoka akan memberitahuku bahwa aku bau suatu saat nanti. ......Yah, aku memang mendengar bahwa ayah di seluruh dunia akan menjauh dari putri mereka saat mereka tumbuh dewasa. Tapi jika Soyoka menghindariku, lalu apa gunanya aku hidup?


Aku secara tidak sengaja membayangkan sesuatu yang menyedihkan, jadi aku melampiaskannya pada Mizuki.


"Jika kau seorang laki-laki yang atletis, maka lebih banyaklah  berkeringat. Kau terlalu segar."


"Aku tidak berpikir bahwa kau sedang mengeluh soal bau badanku. Aku sangat berhati-hati dengan bau badanku, oke? Jika kau bertanya-tanya."


"Bahkan jika kau peduli, kau tahu, beberapa orang tidak...."


Tidak, tunggu, aku tidak benar-benar bau, kan?


Dan buktinya  Soyoka juga menempel padaku. Jadi itu seharusnya tetap baik-baik saja, kan?


"Sebentar, kau tidak menyangkal kencannya?"


"Itu cuma field trip orang tua-anak."


"Ya, aku tahu. Kau membual tentang itu terus setiap hari selama seminggu terakhir ini. Tapi Akiyama-chan, dia ikut mengambil cuti juga, jadi kalian berdua seharusnya sedang bersama, kan?"


"Oh, Akiyama ada di sana juga, sih."


"Sudah kuduga kalau itu kencan."


Mizuki sangat keras kepala.


Bukan hanya Akiyama, tapi Soyoka dan Iku juga ada di sana, serta banyak orang tua dan anak lainnya. Aku belum pernah melakukan sesuatu yang disebut kencan normal sebelumnya, jadi aku tidak bisa menilainya, tapi menurutku itu bukan kencan.


Setidaknya, aku dan Akiyama tidak memiliki kesadaran seperti itu.


Ini adalah kegiatan umum sebagai wali. Bagaimanapun, ini adalah acara TK.


"Jika aku harus mengatakannya, itu adalah kencan dengan Soyoka! Soyoka dalam suasana hati yang sangat baik sejak pagi dan menantikan makan siangku sepanjang hari! Dia sangat bersemangat dengan tamasyanya!"


Aku tidak peduli dengan Akiyama. Bintang tamasya orang tua-anak ini adalah Soyoka!


Dia sangat menantikannya, dan dia rela berbagi ingatannya tentang tamasya orang tua-anak denganku!


"Haa, mulai lagi."


Mizuki meringkuk bahunya dengan senyum masam.


"Aku tidak bisa menahannya, Soyoka terlalu imut......"


Ketika aku membuka mulut, untuk beberapa alasan, aku secara tidak sadar akhirnya membicarakan tentang Soyoka.


"Yah, aku akui dia imut."


"Huh?! Oi, jangan sembarangan menyebut adik seseorang imut, oke?"


"......Terus, Soyoka-chan tidak imut, gitu?"


"Ya jelas imutlah! Jangan songong, oke?!"


"Terserahmu sajalah."


Aku kesal saat diberi tahu bahwa dia imut oleh Mizuki, tapi aku jauh lebih kesal ketika diberi tahu bahwa dia tidak imut.


"Dulu aku juga suka field trip!"


Itu adalah Hikaru Hiragi yang menyela percakapan antara aku dan Mizuki. Dia mengepakkan buku catatannya dan mengipasinya, mengirimkan angin ke wajahnya.


Hiragi adalah idola kelas, hantu yang ceria dan komunikatif yang dapat berbicara dengan gembira kepada siapa saja.


Dia sangat populer dan sering mendapat pengakuan dari para anak laki-laki, tapi sepertinya Hiragi membidik Mizuki, jadi mayat dari para anak laki-laki hanya terus menumpuk.


"Memang benar, Hikaru sangat aktif."


"Ya, ya, aku ingin mengunjungi banyak tempat jika memungkinkan, maka dari itu aku selalu pulang tepat waktu!"


Gadis ini mendekati Mizuki setiap kali dia mendapat kesempatan, bukan.....?


Hikaru menatapku dan mengedipkan matanya sejenak ke arahku.


Kupikir itu bukan kode bahwa dia menggodaku, melainkan kode untuk membantunya berbicara dengan Mizuki.......


Apakah fakta bahwa dia dapat membuat gerakan seperti ini dengan begitu santainya adalah alasan dari popularitasnya? Maksudku, meskipun aku sudah mengetahuinya, tapi aku masih saja menjadi sedikit salah tingkah, jadi tolong jangan lakukan itu lain kali.


"Maksudku, bukankah sekarang musim panas? Jadi pakaian musim panas sama sekali tidak keren, bukan?"


Hiragi dan sebagian besar teman sekelas kami telah mengganti seragam mereka menjadi blus dan kemeja lengan pendek.


Hiragi, bagaimanapun, memiliki kardigan tipis di pinggangnya.


"Jadi, apakah kau benar-benar membutuhkan kardigan itu?"


Aku berkata dengan keras, dan Hiragi menatapku dengan pandangan menghina.


"Kuremo-chan, kamu tidak boleh mengomentari fashion seorang gadis, tahu."


"Huh?"


"Selain itu, jika kamu berjalan keluar dengan baju lengan pendek, kulitmu akan terbakar oleh sinar matahari."


"Aku mengerti, aku bahkan sangat mengerti akan hal itu. Karena aku menggunakan banyak sunscreen untuk Soyoka."


"Ya, ya, jadi ini penting."


"Tentu saja Soyoka harus tetap cantik meski terkena sinar matahari, tapi terlalu banyak sengatan matahari tidak baik untuk kesehatannya. Aku menggunakan banyak produk mahal nan berkualitas untuk membuat kulit Soyoka tetap lembap dan bersinar. Tentu saja, bukan hanya sunscreen, tapi juga krim malam."


"Oh, benar, Mizuki. Maaf, tapi katanya guru yang bertanggung jawab tidak bisa datang ke kegiatan klub hari ini."


"Woi, aku sedang berbicara denganmu, oke!"


Aku dengan luar biasanya dikacangi olehnya.


Sepertinya akulah satu-satunya yang merasa asyik soal obrolan seputar kecantikan anak perempuan.


"Haha, maaf. Aku sedang banyak pikiran, wleek......."


Hiragi menjulurkan lidahnya dan meminta maaf terus terang. Tapi dia segera kembali membicarakan tentang kegiatan klubnya dengan Mizuki.


Mizuki dan Hiragi sama-sama anggota klub tenis, jadi banyak yang bisa mereka bicarakan, dan karena aku adalah anggota klub pulang ke rumah, maka aku tidak paham apa yang sedang mereka bicarakan, sehingga aku hanya bisa mendengarkan mereka tanpa menyela.


"Oh, itu Sumi! Yoohoo!"


Suara Hiragi menarik perhatian seluruh kelas ke arah pintu masuk kelas.


Di sana muncul Akiyama. Dia masih tanpa ekspresi seperti biasanya di sekolah.....


Tetapi yang satu ini sudah mulai agak melunak. Buktinya adalah bahwa dia dengan rendah hati melihat ke arah Hiragi sambil melambaikan tangannya.


"Selamat pagi, Hikaru."


"Selamat pagi."


Hiragi memeluk Akiyama dan tersenyum padanya.



Mulut Akiyama sedikit mengendur dalam kebingungan.


Dua gadis cantik sedang bermesraan ....... ini adalah pemandangan yang cukup bagus dan mencuci hati.


Bulan lalu, mereka memiliki hubungan yang agak buruk.


Tapi saat Akiyama membuka hatinya, dia dan Hikaru akhirnya berdamai. Sekarang, hubungan mereka sudah cukup baik.


Yah, walaupun sepertinya Hiragi melakukannya dengan perhitungan agar bisa lebih dekat dengan Mizuki karena Mizuki tampaknya menyukai Akiyama karena dia tipe gadis yang langka.


"Apa yang kamu lihat?"


"Kuremo-chan ...... apakah akhirnya kamu menyukai cewek SMA juga?"


Saat aku melihat keduanya yang saling mesra sambil memikirkan hal-hal yang memanjakan mata, Akiyama memelototiku.


Hiragi menyembunyikan Akiyama di belakang punggungnya seolah ingin melindunginya. Dia seperti pengawal.


Maksudku, memangnya apa yang bisa kulakukan dengan cewek SMA?


Yah, aku biasanya juga menyukai gadis yang seusiaku, tapi.....


Karena kedua orang itu menatapku dengan jijik, jadi aku skip dulu.


"......Tidak, aku hanya berpikir bahwa kau sedang melakukan sesuatu yang panas dan mengganggu di sepanjang tahun ini."


"Wow, itu mengerikan. Aku tidak mau diberi tahu itu oleh Kuremo-chan..."


"Apakah kamu pikir aku begitu panas dan menganggu?"


"Woiya jelas!"


Dasar bodoh.


Tapi kalau Soyoka ikut-ikutan, gak masalah!


"Haha, akrab sekali, yah. Kalian bertiga."


"Cuma Akiyama dan Hiragi. Aku tidak ikut-ikutan."


"Tapi aku melihat kalian sebagai teman baik, loh. Lagi pula kita semua berteman, kan?"


"......Itu punya makna lain, kan?"


"Ya?"


Mizuki tersenyum dengan seringai nakal.


Orang ini sangat dekat dengan semua orang. Jadi mungkin saja dia tidak merasa bahwa kami adalah teman sejak lama.


Di sisi lain, Hiragi juga tipe orang yang bergaul dengan semua orang. Terlepas dari jenis kelaminnya, Hiragi adalah pembicara alami.


"Aku tahu, kita berempat, kan?"


Aku menegaskan, dengan santainya memasukkan Mizuki dalam jumlah orang.


Akiyama dan aku saling memandang dan mengangguk samar. Janji bahwa kami tidak akan berbicara di sekolah sepertinya tidak berarti apa-apa lagi.


"Ngomong-ngomong, Sumi juga ikut field trip, kan? Ceritain, dong!"


"Menyenangkan. Iku lebih seperti anak kecil ketika bersama teman-temannya daripada saat di rumah."


"Heh~ aku baru tahu. Dia terlihat pendiam dan baik di depan kita, tapi dia lebih kekanak-kanakan dari yang kukira, bukan? Yah, dia baru berusia tiga tahun, jadi kupikir itu wajar."


Aku telah memberi tahu Mizuki dan Hiragi tentang Iku sebelumnya. Atau lebih tepatnya, akulah yang mengoceh tentangnya sendiri.


"Kurasa dia gugup saat di sekitar kita, iya kan?"


"Oh, itu mungkin benar. Dari sudut pandang Iku-kun, kita adalah orang dewasa yang tidak terlalu ia kenal. Di sisi lain, Soyoka-chan sama sekali tidak pemalu."


"Mereka berdua imut."


Baik Mizuki dan Hiragi sama-sama memahami Soyoka dan Iku.


Meski tidak sebesar Soyoka, tapi Iku juga imut! Begitu seseorang bertemu dengannya, ia pasti akan menyukainya.


Akibatnya, dapat dikatakan bahwa ketakutan Akiyama bahwa Iku mungkin akan dilukai telah sirna. Begitu dia menerima pertemanan Hiragi, dia tidak lagi punya alasan untuk merahasiakannya di sekolah.


Sekelompok gadis yang sebelumnya membullynya tidak lagi terlibat, mungkin karena Hiragi ada di dekatnya.


Namun, sepertinya Akiyama masih belum berniat membicarakannya secara terbuka. Dia telah menghabiskan waktu selama ini tanpa berbicara dengan siapa pun, jadi pasti sulit baginya untuk tiba-tiba mengubah sikap.


Jika kalian bertanya mengapa aku begitu khawatir tentang Akiyama.....?


Yah, begitukah. Aku merasakan semacam rasa kebapakan untuk Akiyama karena dia orang yang sangat canggung. Jadi aku tidak bisa meninggalkannya sendirian, takut jika dia akan mendapat masalah.


"Kuharap aku bisa mengenal Iku-kun lebih baik." kata Hiragi sambil melirik Mizuki.


"Aku tidak akan memberikan Iku padamu bahkan jika ...... Hikaru meminta padaku."


"Bukankah kamu kakak NG? Tapi ada banyak orang yang cinta pertama mereka ketika masih kecil adalah seorang kakak perempuan dewasa."

[TL: No Good mungkin?]


"Heh? Jadi, Hikaru ingin menjadi musuhku?"


"Oh, tidak, tidak."


Akiyama mengangkat satu alisnya dan memelototi Hiragi.


Mereka bercanda satu sama lain, tentu saja. Begitu Hiragi ketakutan, udara langsung mengendur.


"Aneh ....... ketika aku dekat dengan Iku, dia terasa seperti serius ingin memb*nuhku."


"Kyota, dalam kasus ini, mungkin saja dia tidak sedang bercanda."


"Ah, masa ....... oh iya, Iku sepertinya merindukanku~ Bahkan saat field trip kemarin, dia datang sendiri menghampiriku."


".......Aku tidak akan mengizinkannya mendekatimu lagi."


Meludahkan kalimat yang terdengar seperti sesuatu dari film horor, Akiyama melangkah lebih dekat ke arahku. Dia berniat memb*nuhku!


Tapi faktanya, aku dan Iku memang bergaul dengan cukup baik. Kami para pria sering kali saling memahami.


"Fufufu. Tapi itu bagus. Kuharap aku bisa mengambil cuti sehari dari sekolah untuk melakukan field trip dengan kalian. Apalagi coba yang lebih baik daripada field trip bersama anak TK?"


"Wah, ternyata kau menyukai anak-anak, huh."


"Aku suka anak-anak, aku suka mereka."


Hiragi meletakkan tangannya di dagunya dan berkata dengan wajah manyun. Ini membuat frustrasi, tapi itu imut. Tidak peduli seberapa anehnya itu, imut yah imut. ......Namun, keimutan Soyoka itu alami!


"Kamu terlalu blak-blakan......"


"Yah, itulah yang biasanya anak-anak lakukan. Mereka imut."


Dengan itu, dia tersenyum secara alami kali ini.


"Oh. Terutama Soyoka, dia yang terbaik dari yang terbaik."


"Ya. Tapi Iku lebih baik."


"Tidak ada yang lebih baik dari Soyoka."


Saat Akiyama dan aku berdebat satu sama lain, Hiragi tertawa lagi dengan suara tinggi, "Ahahaha." dan bertepuk tangan bersama dengan cara yang sama.


"Ah, iya!"


Dia memandang Akiyama, Mizuki, dan aku secara bergantian, lalu membuka mulutnya.


"Ayo kita bersenang-senang bersama. Kita berempat, bersama Soyoka-chan dan Iku-kun juga!"


Aku menelan kata-kata, "Oh, jadi ini tujuan utama obrolanmu sejak awal, huh?" karena aku takut Hiragi akan sangat marah padaku.