Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Romcom Ala Wali Murid [Vol 1 Chapter 11]

The Love Comedy Which Nurtured With A Mom Friend Bahasa Indonesia




Chapter 11: Adikku Terlalu Jago Bernyanyi


"Ah, Kyota!  Sebelah sini!"


Mizuki melambaikan tangannya di tengah kelompok yang berkumpul di depan stasiun dekat SMA.  Namun, teman sekelas yang lain tidak memberi reaksi.


Hari ini adalah kumpul-kumpul kelas yang direncanakan Mizuki.   Karena aku harus menjemput Soyoka, jadi aku mampir ke TK dulu baru kemudian kembali.  Tentu saja, Soyoka ikut bersamaku.


Sudah satu setengah bulan sejak perubahan kelas, dan tujuan pesta ini sendiri adalah untuk lebih mengenal satu sama lain dan untuk memperkuat ikatan di antara teman sekelas.  Karena tidak ada paksaan, jadi cuma 15 orang saja yang hadir.  Itu sekitar setengah dari anggota kelas.


Selain itu, Mizuki dikerubungi oleh para gadis.  Bisa dibilang, ini adalah kesempatan bagi mereka untuk memanfaatkan keuntungan karena bisa berada di kelas yang sama dengan Mizuki.  Aku bahkan dapat melihat betapa seriusnya seorang gadis ketika ia mengenakan banyak makeup meskipun dia baru saja pulang sekolah.  Kukira itu sebabnya aku tidak populer, karena aku tidak bisa untuk tidak berpikir bahwa para gadis lebih cantik tanpa makeup.


"Maaf teman-teman, maaf membuat kalian menunggu."


"Tidak, tidak.  Kami baru saja selesai mengobrol.  Kau datang tepat waktu.  Soyoka-chan, ini hadiah untukmu."


Dia cukup pintar untuk mengakrabkan diri dengan Soyoka, dan di saat yang sama, dia juga memberi hadiah untuknya?!


Pria ini, dia tidak cuma tampan........


"Mijuki!  Aitou!"


Soyoka menerima kantong kertas kecil yang dibungkus dan memeluk Mizuki.


"Nah, Soyoka......?  Di sini berbahaya.  Jadi kembalilah ke kakakmu."


"Soka maunya sama Mijuki!"


Entah kenapa Soyoka memiliki wajah seperti seorang wanita......!


Mizuki pernah bermain dengannya beberapa kali tahun lalu, jadi kupikir dia sangat menyukainya.  Dia sangat menantikan untuk bertemu dengannya lagi hari ini karena dia selalu memberinya permen.  Apakah ini artinya para wanita menyukai pria tampan meski mereka masih kecil?


"Apakah dia adiknya Kuremoto-kun?  Dia sangat imut~.  Aku senang dia tidak terlihat seperti kakaknya!"


"Dia bilang 'Aitou'!  Apakah maksudnya arigatou?"


"Imutnya!"


Ya, mereka benar.  Aku senang karena keimutan Soyoka tampaknya sudah tersampaikan kepada semua orang.


***


Aku tahu bahwa ada batasan untuk apa yang dapat kau lakukan hanya dengan bermodalkan gambar!  Aku senang aku membawanya kemari.  Soyoka juga tampaknya senang saat dimanjakan oleh kakak-kakak yang lain, tapi bukankah dia terlihat sedikit gugup?


"Hei, semuanya, Soyoka terlihat ketakutan, jadi tolong menjauhlah darinya."


Mizuki dengan santai melindungi Soyoka.  Sial, aku merasa seperti kalah meski aku memiliki Power Of Onii-chan!


"Ah, itu benar.  Maaf yah, Soyoka-chan."


"Iya."


Para gadis itu melepaskan Soyoka sambil meminta maaf.


"Aku senang kau bergabung dengan kami, ayo kita pergi."


Mizuki mengambil tangan Soyoka dan berkata begitu.


Bar karaoke telah dipesan oleh Mizuki, dan mereka membawa kami ke sebuah ruangan besar yang bisa menampung kami semua.


Dengan 15 orang di dalamnya, hampir mustahil bagi semuanya mendapat giliran untuk bernyanyi.  Tapi karena tujuan pesta ini adalah untuk memperdalam persahabatan, jadi tidak ada yang keberatan.


Tempat ini baru dibuka, sehingga memperbolehkan kami untuk membawa makanan sendiri, dan setiap orang menyebarkan makanan ringan yang mereka bawa ke atas meja.  Bar minuman juga tersedia di sini.


Meski anggotanya sama saja seperti di sekolah, tapi berkat suasana karaoke yang unik dan rasa kedekatan membuat kami semakin bersemangat.  Jumlah sofa di dalam sini terbatas, sehingga jarak antar orang cenderung berdekatan, yang membuatnya cocok untuk kumpul-kumpul.


Soyoka, yang merupakan seorang putri, duduk di pangkuan Mizuki di ujung sofa.  Dia dikelilingi oleh gadis-gadis yang ingin mendekati Mizuki.  Apakah tempat ini klub kabaret?

[TL: Kabaret adalah sebuah pertunjukan atau pementasan seni yang berasal dari Dunia Barat di mana biasanya ada hiburan berupa musik, komedi dan sering kali sandiwara atau tari-tarian.]


"Soyoka......?  Ayo sini?"


Aku mencoba merebutnya kembali dari cengkeraman iblis Mizuki.  Tapi aku diabaikan olehnya.


......Aku hampir menangis karena adikku meninggalkanku terlalu cepat.


Mizuki yang melihatku seperti itu mengacungkan jempolnya padaku.  Seperti yang diharapkan dari sahabatku!  Kau memang mengerti aku!


"Soyoka-chan, kau mau minum apa?  Jus jeruk, kah?  Puding, kah?  Atau teh?  Sepertinya ada soda juga di sana."


"Jeluk!"


"Kalau aku teh oolong saja, Kyota."


Cari mati!  Dia malah menyuruhku untuk mengambilkan minuman untuknya!


"Aku mau jus sayuran."


"Eh, boleh nitip?  Kalau begitu, aku mau soda."


"Maaf repotin.  Tapi, aku mau kopi panas."


Mengikuti Mizuki, gadis-gadis itu ikut mengangkat tangan mereka.


Aku mungkin harus menyanyikan lagu kebangsaan tanpa henti.  Aku merasa seperti ingin menunjukkan semangat patriotikku.


Lagu Kota Yokohama bisa dinyanyikan oleh semua warga kota ..... oh tidak, lagu itu tidak ada di karaoke!  Kalian telah melanggar peraturan karena tidak menyimpannya meskipun kalian membuka toko di kota ini!


Karena aku ditunjuk menjadi pesuruh, jadi aku pergi ke bar minuman.  Memiliki adik yang terlalu imut akan membuatmu sangat populer!  Tapi sayang, aku tidak mendapatkannya ketika aku sedang bersama Mizuki.


Aku mengambil cangkir dari samping server dan langsung menekan tombol untuk teh oolong.


"Kuremo-chan, kamu jadi pesuruh!  Keren!"


Hikaru Hiragi berbaris di sampingku dengan jari-jarinya yang bergoyang-goyang.


"Hmm, yang mana yang harus kupilih, yah?"


Tidak seperti gadis lain, dia tampak persis seperti yang kami temui di sekolah.  Aku bisa merasakan kepercayaan dirinya bahwa dia tidak perlu memakai makeup.  Bob bergelombang dan rambutnya yang halus terlihat murni dan alami.


Aku meliriknya sekilas sambil menekan tombol.  Lalu, ia membuka mulutnya saat sedang meletakkan cangkirnya.


"Adik Kuremo-chan benar-benar imut.  Aku tidak tahu dia benar-benar ada."


"Apa kau pikir dia cuma khayalanku saja?"


"Kupikir kamu cuma seorang lolicon belaka."


Dia menjulurkan ujung lidahnya dan tertawa jail.  Jujur, dia yang melakukan gestur itu secara alami terlihat imut.


Fakta bahwa dia bisa bercakap-cakap saat menuangkan minuman tanpa membuat orang lain merasa canggung menunjukkan betapa bagusnya keterampilan interpersonalnya.


"Apakah kamu memerlukan bantuan?"


"Yah, bisakah kau mengambilkan nampan untukku?"


"Ya, baiklah."


Soyoka memesan jus jeruk sedangkan Mizuki teh oolong ..... apa lagi, yah?  Ah, aku yakin itu tidak akan masalah jika aku membuat beberapa kesalahan, bukan?


"Kamu dan Mizuki sangat akrab, bukan, Kuremo-chan?"


"Itu karena kami berada di kelas yang sama tahun lalu."


"Oh, kalau diingat-ingat, aku mungkin pernah melihatmu beberapa kali."


Tidak jarang gadis dari kelas lain datang ke sekolah untuk mencari Mizuki, jadi aku mengungsi selama mereka menemuinya.  Aku sendiri telah mengenal Hikaru dari tahun lalu karena dia mencolok, tetapi kesannya tentangku jelas sangat lemah.


"Kupikir Kuremo-chan adalah orang yang aneh karena hanya membicarakan tentang adiknya terus."


"Biarkan aku bertanya padamu, apakah ada pilihan lain selain membicarakan Soyoka yang terlampau imut itu?"


"Tuh kan, kamu benar-benar aneh......"


Itu sedikit mengejutkan.


Hikaru tertawa bahagia bahkan di tengah obrolan konyolnya.  Tidak heran jika dia begitu populer.  Dia adalah kebalikan dari Akiyama, yang selalu memiliki wajah cemberut dan hanya tersenyum di depan Iku.


"Yah, aku senang kamu datang hari ini.  Tolong akrab denganku juga, oke?"


"Supaya kau bisa dekat dengan Mizuki?"


"Ya, kamu benar."


Kemudian, dia memberiku tos.  Dia sangat jujur.


"Apakah kau tidak mau pergi ke tempat Mizuki?  Di sana seperti klub kabaret."


"Eh, Mizuki, dia tidak menyukai hal semacam itu, bukan?"


"Kau sudah paham rupanya."


"Lagi pula, aku sudah selangkah lebih maju dari mereka karena berteman denganmu.  Jadi, aku akan mundur untuk hari ini."


Mizuki tidak suka didorong terlalu banyak.  Saat aku memberi tahu para gadis tentang hal ini sebelumnya, mereka malah berkata, "Ehh ...... Kuremoto-kun, kamu seharusnya tidak mengatakan itu hanya karena cemburu, oke?  Mungkinkah kamu menargetkanku atau semacamnya?"


Sejak saat itu, aku tidak akan pernah memberi tahu mereka lagi.  Lagi pula, aku tidak mau bersama wanita lain selain Soyoka.


"Apakah kau menyukai Mizuki juga?"


"Ya, aku menyukainya."


Itu hanya komentar ringan, yang dimaksudkan untuk mengolok-olokku.


Saat aku terbawa ketika melihat wajahnya, ekspresi cantiknya yang biasa telah memudar dan dia menatap lurus ke arahku.


Jariku, yang lupa kulepaskan dari tombol, membuat teh oolongnya meluber dari cangkir.


"Apa kamu tidak dengar?  Aku menyukai, Mizuki."


"O-Oh, begitukah."


Dia terlalu populer, bukan?


Aku yakin jumlah mayat pria pasti akan meningkat drastis karenanya.


Adapun Mizuki, dia tidak ingin punya pacar.  Dia hanya menginginkan persahabatan yang setara tanpa adanya keterlibatan cinta.  Tapi meski mengetahui hal itu, Hikaru tetap tidak menyerah.  Ekspresinya begitu serius sehingga aku merasa yakin akan hal itu.


"Jadi maafkan aku, oke?  Aku tidak bisa membalas perasaanmu."


Dia menyodok bahuku dengan ringan dengan cara yang menyenangkan.  Suasana pembicaraan kami pun menjadi santai.


"Perasaanku......?  Apakah menurutmu kau lebih imut dari Soyoka?"


"Aku tidak bisa mengalahkannya dalam hal itu."


Tentu saja.  Soyoka adalah gadis terimut sealam semesta, jadi tidak mungkin dia bisa menang darinya.


Soyoka mungkin merindukanku, jadi aku harus segera kembali!


Aku meletakkan cangkir yang telah terisi di atas nampan dan dengan hati-hati mengangkatnya.  Aku mengikuti di belakangnya, dan memanfaatkannya dengan, "Tolong bukakan pintunya."


"Ngomong-ngomong, Akiyama-san sama sekali tidak datang, bukan?"


".....Kurasa dia sibuk."


"Hmmm?  Yah, aku tidak peduli.  Setidaknya Mizuki sudah mengundangnya."


Sejak beberapa hari yang lalu, sepertinya Hikaru telah memandang Akiyama sebagai musuhnya.  Tidak biasa baginya untuk memperlakukan orang lain dengan penghinaan seperti itu.


"Kau juga, akan lebih baik jika kau tidak datang, bukan?"


"Kenapa?  Aku hanya tidak ingin mengganggu Mizuki.  Entah aku datang atau tidak, aku tidak akan kalah dari yang lain."


Diikuti pernyataan jantan Hikaru, kami tiba di ruangan besar.  Begitu dia membuka pintu, dia langsung pergi untuk berbicara dengan semua orang dengan ekspresi ceria seperti biasanya.  Dia selalu terlibat dengan seseorang setidaknya sekali, tanpa memandang jenis kelamin ataupun kelompok.


Jika memungkinkan, kuharap dia tidak memiliki masalah dengan Akiyama.


"Aku tidak mengerti para wanita......"


Maksudku, jika itu terkait dengan Mizuki, tolong jangan seret aku ke dalamnya!


Aku membawa minuman ke meja tempat di mana Soyoka dan teman-temanku duduk dengan perasaan tidak tenang.  Namun, meski aku telah membawakannya segelas jus jeruk, dia tidak mau menatapku.


Tidak masalah.  ......Aku tetap senang asalkan Soyoka senang........


"Soyoka-chan, apakah kau ingin menyanyikan sesuatu?"


"Mau!  Soka mau nyanyi lagu tentang Minisuka-chan."


"Oke.  Kyota, kau tahu apa maksudku, bukan?"


Karaoke Soyoka!  Ide bagus, Mizuki!  Tentu saja, aku tahu lagu apa yang disukai Soyoka.


Begitu lagu mulai diputar, Soyoka berdiri dengan dua mikrofon di tangannya.


"Onii-chan!  Ayo nyanyi juga!"


"Soyoka, kau ..... hiks."


Kau masih mengingatku!  Aku hampir saja mengubah pekerjaanku dari kakakmu menjadi pelayanmu jika kau masih tidak melihatku juga.  Hiks, aku sampai tidak bisa melihat ke depan karena air mataku.


Tentu saja, aku mengambil mikrofonnya karena Soyoka telah memintaku untuk melakukannya.  Tapi bintang utamanya tetaplah suara indah Soyoka.  Aku bahkan telah belajar bagaimana cara menyanyikan bagian chorusnya, hanya untuk berjaga-jaga jika hal seperti ini terjadi.


Setelah lagunya dimulai, Soyoka berdiri di atas panggung sederhana di depan monitor dan mulai bernyanyi bersama.  Semua orang bertepuk tangan dan mendengarkan lagunya, sehingga kegembiraan Soyoka terus meroket.  Soyoka yang bernyanyi sambil mengayunkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan terlihat seperti malaikat.  Sangat imut!


Aku hampir tidak bernyanyi sama sekali, tetapi ketika ada lirik yang ia lupa, aku dengan lembut mendukungnya.  Karena dia belum bisa membaca, layar karaoke pun terasa tidak ada gunanya.


"Soyoka!  Kau imut sekali!"


Aku berteriak sekuat tenaga saat kami memasuki bagian interlude.  Aku senang karena telah membawanya kemari!


Tepuk tangan pecah saat lagunya berakhir.  Semua orang tergila-gila dengan keimutan Soyoka.


Awalnya, aku agak khawatir saat membawa anak TK ke acara kumpul-kumpul, karena itu mungkin akan mengganggu mereka, tapi sepertinya semua orang menerimanya.


Soyoka turun dari panggung dan melompat ke dadaku dengan gembira.  Aku mengangkatnya dengan tangan kiriku dan menepuk kepalanya.


"Hebat, Soyoka!"


"Ya!  Apa nyanyian Soka bagus?"


"Tentu saja!  Kau pandai dalam hal itu!  Kau jenius!"


Dia tersenyum, menunjukkan giginya yang putih.


Setelah itu, waktu berlalu ketika yang lain bernyanyi termasuk Mizuki, yang telah dibujuk oleh para gadis, dengan mudah mencetak skor tertinggi.


Ngomong-ngomong, sekitar tiga orang jatuh pingsan saat mendengar suara manis Mizuki.


Soyoka mengobrol dan bernyanyi sebentar, tetapi kemudian dia mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan.


Ketika dia bersandar di sofa dan mulai sedikit berbicara, aku mengevakuasinya dari sana.


"Maaf, Soyoka terlihat lelah, jadi aku akan pulang duluan."


"Oh, itu benar.  Maaf karena telah membuatnya ikut bersama kami."


"Tidak, aku juga senang karena kau telah menjaga Soyoka tadi."


Soyoka juga tampaknya puas saat bermain dengan kakak-kakak yang lain.  Dia menggosok matanya dan melambaikan tangannya sambil berkata, "Bye-bye!"


Takut jika dia tertidur di sini, aku pun meninggalkan uang patungan kepada Mizuki dan pulang bersama Soyoka.