Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Romcom Ala Wali Murid [Vol 1 Chapter 1]

The Love Comedy Which Nurtured With A Mom Friend Bahasa Indonesia


Chapter 1: Adik Paling Imut Sedunia


Adikku adalah yang paling imut di dunia.


Maka dari itu, aku memutuskan untuk menghabiskan waktuku hingga homeroom pagi dimulai dengan melihat foto-fotonya.


Lihat, foto ini baru saja diambil pagi ini!!  Pipinya penuh dengan roti dan terlihat seperti tupai.  Selain itu, ada juga fenomena paranormal di dahinya.


Apakah dia jenius?!


"Hehehe ... adikku sangat imut hari ini."


Dia adalah malaikat.  Malaikat yang tersenyum padaku!


Oh, aku yakin musim semi akan terasa hangat karena tawa adikku.


Dia imut sejak lahir, tapi semakin tua dia malah jadi semakin imut.


Saat ini ia sudah berusia 3 tahun.  Dia adalah adikku yang akan masuk TK mulai musim semi ini.  Aku berusia 16 tahun dan sudah kelas 2 SMA, jadi usia kami berjarak 13 tahun.


Mau tak mau aku menantikan untuk melihat gadis seperti apa dia nanti setelah tumbuh selama tiga tahun di TK.  Meskipun pada saat yang sama, aku ingin dia tetap seperti ini.


"Lihat, itu Akiyama-san..."


"Dia cantik juga hari ini..."


Ketika aku sedang sibuk memikirkan adikku, kelas mulai berisik.  Siapa yang menggangguku?


Ketika aku melihat ke atas, aku langsung tahu jawabannya.


Seorang gadis masuk ke dalam kelas.


"Aku masih tidak percaya bahwa aku berada di kelas yang sama dengannya."


"Dia sangat keren..."


Semua orang di kelas berteriak kagum.


Ketika dia masuk melalui pintu depan, dia langsung mengubah suasana kelas.  Seolah-olah setiap langkahnya mampu mengubah tempat di sekitarnya menjadi tempat yang fantastis.


"Dia terlihat seperti model..."


Rambut hitam yang membentang hingga pinggang, berkibar dengan lembut.


Di sisi lain, matanya yang lentik dan wajahnya yang tegas tampak tidak goyah, seolah dia tidak peduli pada perhatian orang-orang di sekitarnya.


Dia memiliki tubuh ramping, kaki panjang, tinggi menjulang, tubuh yang ideal, dan fitur wajah yang rapi.  Semuanya dikombinasikan menjadi satu dan menciptakan keseimbangan yang indah yang membuatnya terlihat seperti karya seni.  Bahkan dadanya yang minimalis ikut menonjolkan kecantikannya.


Namanya adalah Akiyama Sumi, gadis cantik yang tidak ada yang tidak mengenalnya di kelas.


Selain memiliki penampilan yang rupawan, dia juga selalu menjadi yang terbaik di kelas dalam ujian reguler.  Dia benar-benar berbakat.  Dia adalah gadis cantik yang dikagumi oleh semua orang.  Evaluasi terhadap dirinya tidaklah berlebihan.


Ya, aku yakin dia adalah gadis cantik yang tak ternilai harganya.  Tapi aku tidak peduli ... aku melihatnya sekilas dan segera kembali ke layar ponselku.


Aku sudah mendengar rumornya sejak kelas 1, tapi aku tidak percaya bahwa kami akan berada di kelas yang sama.


"Haruskah aku bicara dengannya hari ini?"


"Jangan lakukan itu."


"Dia tidak akan mau berurusan denganmu."


"Aku tahu.  Dia tidak bergaul dengan siapa pun dan hidup di dunia yang berbeda."


Ini baru beberapa hari sejak tahun ajaran baru dimulai.  Dan itu adalah percakapan yang sering kudengar setiap pagi.  Namun, tetap tidak ada yang mau berbicara langsung padanya.


Akiyama-san terkenal karena tidak dekat dengan siapa pun.  Meskipun ada percakapan minimal, tapi pada dasarnya, itu sangat dingin.


Penampilannya yang menyendiri membuatnya terlihat seperti bunga di puncak bukit.  Sifat misteriusnya membuatnya menjadi populer.  Menjadi cantik memang menguntungkan.


Jika aku bilang bahwa aku tidak tertarik padanya, maka itu bohong.  Aku suka wanita cantik seperti halnya laki-laki lain.  Aku juga mengerti mengapa para murid laki-laki membuat keributan.  Tapi aku terlalu sibuk mengamati foto adikku.


"Kenapa aku harus menjadi anak SMA?  Aku ingin menjadi roh yang melindungi adikku, supaya aku bisa terus berada di sisinya...."


Aku telah melupakan tentang Akiyama-san.  Memangnya ada sesuatu di dunia ini yang bisa melampaui adikku?


Ketika aku sedang menggumamkan hal itu, seorang pria tampan berdiri di depan mejaku.


"Selamat pagi, Kyota.  Kau tampak menjijikkan seperti biasanya."


"Yah, habis mau bagaimana lagi?  Adikku terlalu imut."


"Kau bahkan tidak menyangkal bahwa kau menjijikkan."


Mizuki tersenyum dan mengguncang bahunya.


Dia begitu tampan hingga mataku hampir kesilauan karenanya.


Jika Akiyama-san adalah yang paling terkenal di antara para gadis di sekolah, maka yang paling menonjol di antara para laki-laki adalah Mizuki.


Mengapa aku harus berada di kelas yang sama dengan mereka berdua?


"Apakah kau baru saja mulai menyukai adikmu sendiri?"


"Aku sudah melakukannya sejak aku lahir."


"Lah, memangnya umur adikmu berapa?"


Aku tidak yakin bagaimana harus menjawabnya.  Intinya, aku telah seperti ini bahkan sebelum adikku terlahir.


Ngomong-ngomong, Mizuki dan aku telah berada di kelas yang sama sejak tahun pertama, tapi dia masih belum mengerti juga pesona dari adikku.


Dia duduk di kursi depan dan menyilangkan kakinya.  Aku biasanya suka mengobrol dengannya, tapi kali ini tidak.  Aku menarik pandanganku dari Mizuki agar tidak menunjukkan wajah muramku padanya.


"Hei, Mizuki.  Kupikir hari ini bukan waktu yang tepat bagiku untuk datang ke sekolah."


"Kenapa?"


"Kau tahu?  Besok adalah upacara masuk TK!  Akhirnya adikku akan menjadi murid TK!  Aku harus libur hari ini dan bersiap-siap untuk besok!"


"Yah, aku tidak tahu."


Aku membuka foto adikku dengan seragam sekolah barunya dan menunjukkannya pada Mizuki.  Ada sebanyak 20 foto dalam berbagai pose.  Tapi meski begitu, aku dengan hati-hati memilih semuanya.


Aku juga menunjukkannya kepada murid di sekitarku.  Keimutan adikku adalah harta nasional Jepang!  Aku memiliki tugas untuk menyebarluaskannya!


"Hei, adikmu ini, bukankah dia sangat sadar pada kamera?"


"Tidak.  Aku mengambil terlalu banyak foto dirinya hingga dia kesal padaku."


"Ya Tuhan!  Seperti yang diharapkan dari lolicon."


"Hei, panggil aku siscon."


Memang benar bahwa aku menyukai anak kecil, tapi itu bukan Lolicon.  Karena satu-satunya anak kecil yang kusuka adalah adikku sendiri.


Aku memiliki reputasi di kalangan para gadis sebagai seorang lolicon seperti, "Kyota, kamu terlihat seperti lolicon." atau "Padahal wajahnya cukup tampan, tapi sayangnya dia lolicon." dan juga "Dia adalah orang yang baik kecuali fakta bahwa dia seorang lolicon."


Astaga, mereka semua buta hingga tidak mampu menyadari betapa imutnya adikku!


"Ahahaha.  Kau itu sebenarnya keren, Kyota.  Jika kau menyembunyikan sifat sisconmu, kau pasti akan populer."


"Entah kenapa aku tidak bisa menganggapnya sarkastik ketika seorang pria tampan sungguhan yang mengatakannya langsung padaku."


Tapi, aku tidak merasa perlu untuk menyembunyikannya!  Ini adalah akal sehat dunia bahwa adikku memang imut!


"Tidak ada hal baik yang datang jika menjadi populer."


Mizuki mengangkat bahunya dan tersenyum pahit.


Kami berada di kelas yang sama tahun lalu, tapi dia sangat populer ... dia terlalu populer hingga dia sendiri merasa gumoh.


Dia adalah orang yang tinggi, tampan, baik dan menarik.  Akan aneh jika dia tidak populer.  Selain itu, dia sendiri juga terkenal di kalangan anak laki-laki.


Kupikir Tuhan sengaja memberinya terlalu banyak hal karena dia berhasil mencapai sesuatu dalam turnamen tenis.


"Oh iya, Mizuki."


Hari ini adalah pelajaran olahraga, jadi aku berniat untuk melanjutkannya ke gym.


Pada saat itu, aku tiba-tiba merasakan tatapan dari belakang dan berhenti berbicara.


Aku punya firasat buruk.


Aku dengan hati-hati menoleh ke belakang, dan di sana berdiri seorang gadis cantik yang menyendiri, Akiyama Sumi.


Dia menatapku ... tidak, dia mengerutkan alisnya saat melihat ke dalam layar ponsel yang kupegang.



"Tergila-gila dengan gadis kecil!"


".......Gah."


Aku terbatuk dengan suara yang hampir menghilang, yang tidak memiliki intonasi, dingin, gemetar dan ketakutan.


Ketika aku hendak berdiri untuk membantahnya, dia sudah berbalik.  Dan ketika bel sekolah berbunyi, aku benar-benar telah melewatkan timing untuk menyangkalnya.


Setelah melihat punggungnya menghilang, aku menyerah dan duduk kembali.


Jarang sekali Akiyama-san berbicara padaku.  Aku tidak berpikir bahwa aku akan terlibat dengannya meskipun kami akan menghabiskan setahun di kelas yang sama.


Ini adalah pengalaman yang langka.


Namun, aku tidak bisa mengatakan apa-apa padanya.


Aku bukannya tergila-gila pada gadis kecil.  Tapi sebagai seorang kakak, aku hanya tergila-gila pada adikku!