Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teman Adikku [Vol 1 Chapter 19]

My Sister’s Best Friend? My Female Friend Already? Then, What’s Next―? Bahasa Indonesia




Chapter 19


Pada malam hari, di kamarku sendiri, aku melapor kepada Ketua Kelas bahwa aku bersedia mengambil peran sebagai anggota komite festival olahraga.


||  "Oh, itu sangat melegakan!"


"Ketika saatnya tiba, kau bisa melemparkan tongkat komandonya kepadaku."


||  "Ya, ya!  Pertama-tama, aku akan menanyakan apakah ada orang yang mau mencalonkan diri, dan jika tidak ada, aku akan mengusulkan nama Touma!"


"Ya, mari kita lakukan itu."


Aku bukanlah tipe orang yang mau mencalonkan diri sendiri, dan mungkin saja ada orang lain yang bersedia melakukannya 


Dengan pemikiran seperti itu, aku akan membiarkan Ketua Kelas mengoper bolanya kepadaku di saat yang tepat.


Itu karena orang-orang pasti akan heran jika seseorang yang hanya diam saja sejak tahun pertama tiba-tiba mencalonkan diri.


||  "Kupikir akulah yang akan membantumu duluan, tapi malah sebaliknya."


"Ini bukan hanya tanggung jawab Ketua Kelas."


||  "Ya, itu benar-benar membantu.  Wali kelas menyerahkan segalanya kepadaku, meskipun kupikir aku bisa melakukannya, tapi ada terlalu banyak pekerjaan yang harus kupikirkan satu per satu, dan itu cukup merepotkan."


"Aku mengerti..."


Sebenarnya, ada juga Ketua Kelas laki-laki di kelas kami, tapi apakah kami benar-benar bisa mengandalkannya?


||  "Oh iya, matematikanya!  Tunggu sebentar.  Maaf."


"Tidak, tidak, tidak apa-apa.  Jika kau memang sedang sibuk, aku akan menemui guru saja nanti dan bertanya pada mereka, jadi jangan memaksakan dirimu terlalu keras."


||  "Tidak, biarkan aku yang melakukannya!  Aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja setelah membantuku!  Dan yang terpenting, aku ingin kamu tahu bahwa aku adalah murid yang pintar!"


"Aku tahu karena semua guru membedakan perilaku mereka terhadap murid teladan."


||  "Aku akan melakukan yang terbaik hingga kamu benar-benar memahaminya!"


"Jika kau mengatakan demikian, tolong.  Aku sangat menantikannya."


||  "Serahkan padaku!  Dan gunakan penjelasan dariku ini untuk mengajari mereka berdua juga!"


"Ya, aku akan melakukannya.  Lagi pula, mereka berada dalam posisi di mana mereka tidak bisa meninggalkan kegiatan klubnya masing-masing."


||  "Ya, benar.  Ketika aku masih di tahun pertama, kupikir aku telah menarik perhatian dari pria yang genit, tapi sepertinya dia masih belum berubah, iya kan?"


"Apakah iya?"


||  "Saat itu, aku menyadari bahwa Yuki menyukaiku.  Namun, kesan pertamaku tidak begitu baik padanya saat itu, karena aku merasa seperti dilirik terus olehnya. Jika aku memikirkannya sekarang, dia sungguh tidak sopan."


Aku bertanya-tanya apakah dia menyadarinya atau tidak.  Namun, karena dia diam saja, kupikir Ketua Kelas tidak menyadarinya, tapi rupanya dia sadar.


"Apakah kau menyadarinya?"


Yah, itu karena kau terlalu populer makanya kau menerima perhatian seperti itu .


||  "Jadi, Touma harus memperhatikan Yuki dan menjauhinya agar kamu tidak tertular olehnya.  Bagaimana menurutmu?"


"Ya, mungkin."


Aku tidak menyangka jika dia menyadarinya begitu dalam.  Dia berhasil mendeteksinya dengan baik.


||  "Touma sangat menghargai orang-orang di sekitarnya.  Aku terkesan."


"Benarkah?  Padahal aku hanya berhati-hati agar tidak membuat orang lain di sekitarku tidak merasa tidak nyaman denganku."


||  "Ya, aku merasa seperti itu.  Apakah kamu tidak sadar bahwa kamu memiliki keterampilan yang mendalam dalam hal percintaan?"


"Yah, mungkin saja.  Jika aku harus mengatakannya, kupikir aku harus memberikan kesan yang baik hingga membuatku terlihat dapat diandalkan di mata para gadis."


||  "Hei, ini tidak semudah itu!"


"Ah, begitukah?"


Memang benar bahwa aku tidak pandai dalam mendekati wanita.  Tidak jarang juga jika kau sering bergaul dengan teman sesama jenis, kau akan tertular juga oleh mereka.


Yukito dan Haruki pada dasarnya adalah tipe orang yang bisa bergaul dengan siapa pun.  Itu sebabnya kami bisa akrab.


Ketika aku melihat kembali ke masa lalu, aku menyadari bahwa aku tidak bisa apa-apa tanpa mereka berdua.


||  "Hmm, tapi, ini masalah yang cukup serius, bukan?"


"Kurasa begitu.  Aku takut jika mereka akan membenciku jika aku terlalu akrab dengan Ketua Kelas."


||  "Yah, sejauh ini, aku agak mudah untuk diajak bicara, dan aku juga tidak punya apa-apa selain hal-hal baik untuk dikatakan tentangmu."


Kupikir itu karena aku baru saja mulai berbicara dengan Ketua Kelas, tapi aku berhenti memikirkannya karena aku terdengar seperti orang yang rendah hati.


||  "Yah, aku tahu jika Touma juga memiliki masalahnya sendiri!"


"Beberapa waktu yang lalu, topik pembicaraan kita adalah insiden pacar Ketua Kelas."


||  "Apa maksudmu insiden?!!"


"Yah, karena ada kemungkinan bahwa mantan pacarmu masih berusaha mengejarmu..."


||  "Ugh...!  B-Benar juga, sih!"


"Yah, tidak baik untuk membicarakan hal ini seperti itu. Kalau begitu aku mau bersiap-siap untuk besok dan pergi tidur.   Selamat malam."


||  "Selamat malam!"


Karena sudah selesai, jadi aku mencoba untuk mengakhiri panggilannya.


||  "Ah, Touma!"


Tapi, sebelum aku bisa melakukan itu, aku dipanggil oleh Ketua Kelas.


"Apa lagi?"


||  "Jika kamu memiliki masalah dalam hubungan asmara atau persahabatan, kamu bebas berkonsultasi padaku kalau mau, jadi tolong beritahu aku jika kamu memiliki masalah.  Kita adalah Mabudachi sekarang!"

[TL: "Best Friend" atau klo di Indo mungkin mirip kek kata "Bestie".]


"Bukankah Mabudachi itu kata yang sudah punah?"


Sudah lama sejak aku mendengar kata itu.  Jika kau seorang gadis, apa kau masih menggunakannya....?  Aku belum pernah mendengarnya lagi, karena anak laki-laki tidak menggunakan kata itu.


||  "Mustahil!"


"Ya, ya.  Terima kasih."


||  "Oke!"


Biasanya aku akan meminta nasihat pada Haruki dan Yukito tentang persahabatan, tetapi mereka mungkin ingin membicarakannya sekalian dengan Ketua Kelas, dan mungkin saja akan ada hal-hal yang akan berubah secara tak terduga.


Yah, mungkin memang lebih baik untuk berkonsultasi langsung dengan Ketua Kelas jika suatu saat ada masalah.