Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teman Masa Kecilku Yang Terimut Di Dunia [Chapter 51]

Forever And Always, My Childhood Friend Is The Cutest Girl In The World Bahasa Indonesia




Chapter 51: Selamanya dan Selalu, Teman Masa Kecilku Adalah Gadis Paling Imut di Dunia


Aku menulis tentang teman masa kecil, kurasa kau bisa menyebutnya sebuah takdir atau sesuatu.


Kehidupan sehari-hari kami yang tidak bersalah.


Hari-hari kami dimana kami memperpendek jarak antara kami sedikit demi sedikit.


Hari dimana aku ingin bersamanya lebih banyak.


Aku melempar semua yang kupunya ke dalam novel.


Pertemuan takdir kami.


Hari dimana kami mempelajari nama kami satu sama lain.


Hari dimana kami mempelajari makanan favorit kami.


Hari dimana kami mempelajari makanan yang paling kami tidak sukai.


Hari dimana kami melihat senyuman satu sama lain.


Hari dimana kami melihat tangisan satu sama lain.


Hari dimana aku pergi ke rumah teman masa kecilku.


Momen dimana aku memakan makanan rumah buatan teman masa kecilku.


Momen dimana aku mendapatkan kontak LINE teman masa kecilku.


Momen dimana aku mempelajari kehangatan dari lengan teman masa kecilku.


Momen dimana aku merasakan sensasi menyisir rambut teman masa kecilku.


Momen dimana aku merasakan kehangatan teman masa kecilku.


Kegembiraan saat aku melihat senyuman teman masa kecilku.


Keputusasaan saat aku melihat teman masa kecilku menangis.


Emosi yang kurasakan saat aku sadar bahwa aku menyukai teman masa kecilku.


Perasaan yang kurasakan saat memberikan teman masa kecilku sebuah pelukan hangat.


Semua pikiran yang tersimpan bertahun-tahun tentang teman masa kecilku, aku melemparkan semuanya pada ceritaku. Itu benar-benar terasa begitu pedih.


***


Protagonis muda dan heroine yang tidak memiliki teman, dan selalu sendirian. Lalu keduanya mengalami pertemuan yang aneh. Saat pertama kali, mereka adalah dua orang yang berada di dalam situasi yang sama, yang memulai hubungan mereka yang tampak sederhana. Seiring berjalannya waktu, mereka lebih sering bergaul, lebih sering makan di luar dan lebih sering pergi ke rumah satu sama lain.


Kegembiraan, duka, senang, mereka berbagi berbagai emosi bersama. Mereka akan tertawa bersama, dan semangat, itu masa-masa yang indah saat mereka melihat senyuman satu sama lain. Mereka juga akan bertengkar dan berteriak satu sama lain, dimana itu akan menghasilkan banyak air mata. Tapi mereka akan berdamai dengan cepat dan meminta maaf, dan akan berbagi tawa bersama karena hal itu.


Hari-hari itu terus berlanjut sampai mereka mencapai masa pubertas, dimana semua masa canggung itu akan datang, yang penuh dengan kekhawatiran. Mereka tidak bisa jujur dengan perasaan mereka dan mereka mulai khawatir tentang bagaimana mereka akan melangkah kedepan, mereka khawatir tentang seberapa jauh jarak di antara mereka. Tapi itu lebih merupakan suatu alasan, adapun mereka berdua, mereka mulai menyadari perasaan mereka satu sama lain.


Aku ingin mengenalmu lebih banyak, aku ingin bermain bersamamu lebih banyak, aku ingin menyentuhmu lebih banyak, aku ingin merasakan kehangatanmu lebih banyak...


Tidak, mungkin tidak sebanyak itu.


Aku ingin berada disisimu.


Ya, itu bagus.


Ahh, kau memang yang paling penting bagiku. Momen dimana mereka sadar perasaan mereka, jarak diantara mereka berubah menjadi nol. Manisnya yang tiada duanya, aku ingin para pembaca mengalami diabetes ketika membaca ini, itu ada tipe cerita tentang teman masa kecil yang ingin kutulis.


Aku ingin menulisnya!!! Itu adalah cerita yang ingin kutulis!!!!!!!!!!!


***


Dengan api merah membara yang berkobar di dalam diriku, aku menyalakan bara gairah dan keinginanku, aku bergegas pulang dan membuka laptopku. Dari saat itu, itu garis lurus. Dengan segenap hati dan jiwaku, aku menekan keyboard.


Saat aku menekan keyboard, aku memikirkan hantu yang menghantuiku selama tiga hari terakhir. Tubuhku, hati dan jariku semunya menulis sekarang, berteriak kepada kesempatan mereka untuk menulis sesuatu. Sensari kegembiraan dan senang memukulku tidak seperti sebelumnya. Semua emosi itu membuatku mengigil saat aku terus mengetik.


Jari-jariku dengan panik mencoba mengikuti kecepatan pikiranku. Judul baru yang kecil mulai menuju otakku, aku dengan cepat mengetik garis besar setelah itu dan mulai menangani cerita yang sebenarnya. Aku menguploanya ke Syosetu. Nira-san, dimana akan berkomentar setelah 5 menit, belum mengatakan apapun.


***


"Aku akan menaruh komen untuk chapter selanjutnya."


Itu bukan Nira, tapi itu Rin yang mengirimkanku pesan di LINE yang tidak kusadari sampai sekarang. Aku membalas dengan terima kasih dan aku membiarkan itu bergema didalam hatiku. Aku akan mulai mengerjakan chapter kedua segera. Lagi, aku hanya membutuhkan satu jam untuk menyelesaikannya. Sekali lagi, aku mengirimkan chapter itu ke Syosetu. Selanjutnya, Chapter tiga!


Dengan semangat yang berkelanjutan, aku terus menulis dan mengirimkan, melanjutkan proses itu dan bahkan tidak berhenti. Melihat views dan ranking itu adalah strategi yang buruk pada saat ini. Itu tidak masalah sama sekali. Tidak masalah jika viewsku tidak bertambah, jika aku tidak berada di ranking board, jika aku tidak dipublikasikan, jika aku mendapat komen tidak senang atau jika orang-orang menganggap ceritaku tidak menarik.


Selama aku bisa mencapai satu perempuan dan membuatnya tersenyum, itu baik-baik saja. Itu baik-saja, lagipula itu adalah alasanku menulis. Itu saja baik-baik saja.


Cerita pertamaku adalah sebuah penghormatan kepada Kino Journey. Aku ingin menjadi seorang author seperti Maple Satou.


Selanjutnya adalah kisah cinta tentang Saint yang melarikan diri dan villain yang jenius. Saat pertama kali, aku terpengaruh dengan semua cerita romance yang kubaca. Fakta bahawa Rin sangat menyukainya membuatku senang.


Selanjutnya adalah romcom dimana setiap kali protagonis meminjamkan penghapusnya kepada gadis yang duduk disebelahnya, dia akan berubah menjadi jahat. Lagi, Rin memuji ceritanya dan itu membuatku senang. Itu membuatku ingin menulis kisah cinta lainya. Dan kapanpun Rin menyukai sesuatu, itu membuatku sangat bahagia.


Setelah itu, aku memulai menulis cerita online dan meskipu aku mengimbau massa, aku menemukan diriku sendiri kembali ke kisah cinta lagi.


Kenapa?


Aku hanya ingin melihat wajah ceria dan senyum indah Rin. Rin awalnya suka membaca manga romance dan menonton anime romance. Sementara aku menulis di perpustakaan, duduk disampingku, Rin akan membaca manga romance. Terkadang, dia akan tersenyum, menangis, berpikir keras, tapi kebanyakan tersenyum. Ketika aku sedang menulis ceritaku, wajah itulah yang ingin kulihat saat dia membaca.


Meskipun aku hanya seorang anak kecil, kenagan itu terukir didalam diriku dan itu sesuatu yang tidak akan pernah kulupakan. Aku akhirnya sadar, menulis untuk kepentingan Rin adalah alasan kenapa aku menulis. Sekarang aku sadar, aku tak terkalahkan. Lebih dari siapapun, aku ingin Rin menikmati ceritaku. Rin membantuku sangat banyak di sepanjang jalan, alasan itu sudah cukup untuk membuatku terus menulis.


Aku memikirkannya lagi.


Kapanpun aku menulis untuk Rin, apapun yang dia nikmati, apapun yang membuatnya tersenyum akan menjadi prioritasku.


Tapi itu berbeda sekarang, aku memiliki titik fokus khusus sekarang. Aku telah memikirkan Rin sudah sangat lama, dan aku punya banyak hal. Aku ingin memberitahunya. Itu adalah fokusku untuk sekarang. Aku menyampaikan setiap pikiranku kepadanya.


Aku ingin menyampaikannya kepadanya.


Memiliki semua emosi yang panas itu, aku dengan tenang terus menulis.


Waktu istirahatnya selama sepuluh hari.


Dalam jangka waktu itu, selain melakukan hal-hal penting untuk menjaga diriku tetap hidup, aku tidak melakukan apapun selain menulis. Aku tidak melangkah keluar sediktitpun dari rumahku saat aku mengurung diri dikamarku. Saat aku tidak mau, aku tidur, makan dan minum saat aku menatap manuskripku. Aku terus menyelimuti diriku dalam dunia kata-kata. Aku lebih percaya diri dalam menulis pada tulisanku daripada orang lain didunia.


Saat awal liburan musim semi, aku mulai chapter pertama dan dengan semangat yang membara, aku menyelesaikannya di hari terakhir liburan.


Judul dari ceritanya adalah...


Forever And Always, My Childhood Friend Is The Cutest Girl In The World


Aku menulisnya untuk satu orang, itu tidak lain adalah cerita yang sangat manis, romcom diisi dengan cinta kepada teman masa kecil.