Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pria Yang Menolak Diasuh Oleh Kakak Yang Cantik [Vol 1 Chapter 9.1]

A Man Who Doesn't Want To Be Fed By A Beautiful Onee-san Bahasa Indonesia


Chapter 9.1: Aku Pergi Ke Hotel Bersama Onee-san


"Orang tua itu keras kepala."


Segera setelah meninggalkan supermarket, onee-san mengoceh tidak senang.  Dia menggembungkan pipinya seperti ikan buntal, wajahnya cantik jadi dia tidak terlihat seperti sedang marah, malahan, dia terlihat imut.


"Tidak apa-apa, lagipula keadaanku memang seperti ini."


Tapi tetap onee-san dengan tidak puas terus berbisik “ununu…”


"Onee-san bahkan memahaminya juga, kan?  Itu sebabnya onee-san tidak perlu mengatakan apa-apa lagi."


"Yah, ya, tapi … jika aku tetap diam, tidak mungkin aku akan mengerti, bukan?"


Meskipun menurutku orang dewasa yang baik seharusnya tidak boleh mengatakan itu.


"Maafkan aku Eita-kun... Sepertinya aku masih kurang..."


"Tentu saja tidak!  Tolong jangan meminta maaf!"


Onee-san tidak melakukan kesalahan, begitu pula drngan pewawancaranya.  Aku terus berusaha mati-matian untuk menghibur Onee-sama.


"Faktanya, aku cukup senang."


"Senang?"


Dia berbalik menatapku dengan heran.


"Ini pertama kalinya ada seseorang yang mengatakan begitu banyak untukku..."


"Eita-kun..."


Dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi sepertinya mulutnya mati rasa, kurasa perasaanku telah sampai padanya.


"Onee-san akan membantumu, jadi ayo kiga cari pekerjaan lain saat kita pulang!"


"Terima kasih banyak, tetapi bagaimanapun juga, tanpa kehadiran orang tuaku sepertinya akan cukup sulit, tidak hanya dalam hal pekerjaan, bahkan untuk masuk ke universitas, aku juga membutuhkan kehadiran seorang wali, dan aku bahkan membutuhkannya juga untuk menyewa apartemen, kupikir situasi ini akan terus berlanjut hingga aku dewasa."


Dalam situasi dimana aku tidak tahu kapan ayahku akan kembali, aku harus berpikir seperti itu.


"Oke, kamu pasti akan berhasil entah bagaimana, atau kami akan membuat Anda berhasil."


Onee-san mengatakannya dengan mudah, dia tidak seperti Kishou tapi bukankah dia terlalu banyak berpikir?  Melihat mereka berdua membuatku berpikir begitu.


"Aku akan berhasil... entah bagaimana, kan?"


“Tentu saja, kamu akan berhasil, serahkan saja pada onee-san."


Meskipun akan menjadi masalah jika aku menjadi pengurus rumah tangga penuh waktu tanpa bisa mendapatkan pekerjaan atau masuk ke perguruan tinggi … dan ketika aku sedang memikirkan hal itu, dari antara para pejalan kaki yang berjalan ke arah kami, aku dapat melihat siluet yang familiar.


"Eh?  Akane-san?!"


Tanpa berpikir dua kali, aku langsung menghentikan langkahku, yang kulihat disana adalah Akane-san yang mengenakan seragam sekolah.  Ini buruk, jika kita terus seperti ini, maka kita akan berpapasan dengannya.  Mengapa hal ini harus terjadi ketika aku sedang bersama debgan onee-san … tidak, ini bukan waktunya untuk memikirkan hal itu.


“Onee-san…"


"Ya?"


Aku mendorong onee-san dari belakang melarikan diri ke dalam gang.  Tepat setelah kami bersembunyi, aku merasa seolah-olah tatapanku bertemu dengan Akane-san.


“Eita-kun, apa yang kamu rencanakan untuk membawaku ke tempat seperti ini dimana tidak ada seorang pun di sekitar kita?"


"Akane-san akan datang kesini, jadi kupikir kita harus bersembunyi..."


Gang yang kami masuki adalah jalan buntu sehingga tidak ada lagi tempat untuk kami melarikan.  Apa yang harus kulakukan?  Jika dia melihat kami saat kami sedang bersama lagi, maka itu akan menjadi masalah lagi.  Sepertinya Akane-san sedang menuju kemari saat aku sedang memikirkannya, hanya masalah waktu sebelum dia menemukan berhasil menemukan kami ... dan ketika aku sedang memikirkan apa yang harus kulakukan...


"Eita-kun, bisakah kamu berjongkok di dekat dinding?"


Onee-san tiba-tiba menyarankan itu.


"Berjongkok?  Bukankah seharusnya kita lari dari sini?"


"Lakukan saja apa yang kuminta."


"Huh?"


Tepat saat dia memintaku untuk melakukannya, aku menyandarkan punggungku ke dinding dan berjongkok, dan saat itu pandanganku diselimuti kegelapan.


"Tenanglah."


"?"


Apa yang terjadi?  Apa yang terjadi disini?


"Ara?"


Dan ketika aku sedang bingung, aku mendengar suara yang kuingat pernah dengar sebelumnya.


"Kamu orang yang bersama Eita-kun di alun-alun di depan stasiun, bukan?"


"Bukankah kamu cosplayer polisi?"


"Berhenti memanggilku seperti itu!"


Onee-san tampak bersemangat.


"Dimana kamu menyembunyikan Eita-kun?"


"Aku tidak sedang menyembunyikan siapa pun, aku sedang sendirian sejak awal."


"Tolong jangan berbohong, aku melihatnya sendiri dengan mataku ini."


Mereka bertukar kata dan mencoba untuk menekan nada kuat dari suaranya.  Saat aku mendengarkan percakapan mereka, mataku yang sudah terbiasa dengan kegelapan bisa melihat cahaya transparan yang redup dan aku menyadari bahwa suara onee-san datang langsung dari atasku.  Aku akhirnya mengerti dimana aku berada ...


Eh, eh, eeeeehhhhh!!! Apa aku  sedang berada di dalam rok onee-san?!


Dan juga, karena penglihatanku sudah terbiasa, aku bisa melihat kain biru di depan mataku.  Itu terlalu dekat bagiku untuk mendapatkan fokus yang bagus, tapi ... ini celana dalam yang sangat mencolok, bukan?!


"Tolong jawab dengan jujur, dimana Eita-kun?"


Setelah diberi tahu itu, onee-san mundur selangkah, kepalaku berada di antara dinding dan pantat onee-san.  Di antara pantat dan dinding … bagian depannya terasa sangat lembut tetapi dinding yang keras membuat bagian belakang kepalaku sakit.  Juga, sepertinya onee-san berusaha mati-matian untuk menyembunyikanku karena dia telah menggerakkan tangannya ke belakang untuk menekan kepalaku, karena itu aku tidak bisa menjauhkan wajahku dari pantatnya sebanyak yang kumau.  Wajahku sangat kesenangan sehingga aku tidak bisa memikirkan apa-apa.


“Aku sudah memberitahumu bahwa dia tidak ada disini dan bahkan jika dia ada disini, hubunganku dengan Eita-kun tidak ada hubungannya denganmu.  Bisakah kamu tidak ikut campur?"


"Jika kamu benar-benar terkait dengan Eita-kun, maka aku akan berhenti mengoreknya, tapi bagaimanapun juga, Eita-kun adalah yang paling penting, dan ketika aku kembali untuk menyelidiki tentang silsilah keluarga Eita-kun, disana tidak ada orang sepertimu. Siapa kamu?  Apa hubunganmu dengan Eita-kun?"


"Tidak peduli siapa atau apa yang kamu katakan, aku adalah onee-san Eita-kun. Orang sepertimu yang memiliki kehidupan yang layak tidak akan pernah mengerti tentang situasi rumit keluarga Eita-kun...!"


Tunggu sebentar onee-san, bisakah kau berhenti mengungkit-ungkit situasi keluargaku yang rumit?  Aku tidak akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi mulai sekarang.


“Ini benar-benar tidak seperti aku memiliki kehidupan yang layak."


Dan Akane-san mulai berkata pelan.


"Aku memang tidak seperti Eita-kun, tapi segala macam hal telah terjadi padaku saat aku masih kecil. Itu sebabnya aku menjadi petugas kepolisian yang bertanggung jawab atas ruang lingkup remaja sehingga aku bisa sedikit membantu mereka.  Seseorang sepertimu yang hanya membuat alasan untuk menghindari mengatakan bahwa dia bekerja untukmu ... aku tidak bisa membiarkanmu bersama dengan Eita-kun, kamu pasti memiliki motif tersembunyi!"


Aku tidak tahu dengan ekspresi apa dia mengatakannya, tapi suara itu sepertinya cukup serius.


"Apa yang baru saja kukatakan kepada orang asing? Tolong lupakan yang barusan."


"Aku tidak keberatan untuk melupakannya ... lagipula, orang yang terlihat sepertimu yang mengatakan itu tidak memiliki kapasitas yang meyakinkan."


"Apa?!"


Suara Akane terdengar cukup terkejut.  Apa yang mereka bicarakan?  Ketika aku sedang memikirkannya.


"Sepertinya kamu benar-benar seorang cosplayer.  Saat aku mencarimu di internet, beberapa fotomu muncul, tapi … jangan bilang bahwa kamu berencana merayu Eita-kun dengan melakukan itu?!"


"Aku hanya berencana untuk memakai pakaian yang lebih dewasa!"


Apa Onee-san sedang menunjukkan foto di ponselnya?  Apa yang yang harus kulakukan?  Aku juga ingin melihatnya!


"T-Terserahlah! Aku akan mendengarkan apa yang kamu mau katakan di kantor polisi terdekat, tolong ikut denganku."


Saat dia berkata begitu, aku mendengar suara ketukan terdengar darinya.


"Sudah kubilang aku tidak mau ikut denganmu! Jangan sentuh aku seolah-olah itu bukan apa-apa!"


"Kamu… kamu serius mau diseret karena telah menghalangi tugas kepolisian?"


Akane mengulurkan tangannya, dan ada suara saat Onee-san memukul tangannya … suara tos mulai mengalir.


"Aku juga memiliki situasiku sendiri, jika kamu ingin terus terlibat di antara Eita-kun dan aku, maka, kumpulkan bukti yang bisa membuatku terdiam, setelah itu, mari kita bicarakan lagi."


Ketika onee-san mengatakan itu, sepertinya Akane-san menyerah.


"Aku tidak akan pernah memaafkanmu telah menyimpan semuanya untuk dirimu sendiri."


Setelah mengatakan itu, sepertinya dia mundur.


"Eita-kun, sudah aman."


Dan setelah beberapa saat, aku bisa mendengar suara onee-san.


"Maaf aku telah mengejutkanmu, aku tidak bisa memikirkan cara yang lain."


"Tidak, itu tadi sangat membantu, karena tidak ada tempat lagi untukku bersembunyi."


Aku menjulurkan kepalaku dan melihat ke atas saat aku mengatakan itu dan wajah onee-san benar-benar memerah.



"Itu tiba-tiba tapi ... aku merasa aneh karena telah menyembunyikan seorang anak laki-laki di dalam rokku..."


"Aku mengerti... terima kasih banyak..."


"...?"


Meskipun aku menghargainya karena dia melakukannya agar Akane-san tidak mengetahuinya, tapi aku tidak tahu pria macan apa di dunia ini yang akan bersembunyi di dalam rok seorang gadis, jadi setidaknya tolong izinkan aku untuk mengucapkan terima kasih ... Seperti yang kupikirkan, aku mulai merasa bersalah.


"Tetap disana sebentar, begitu wanita itu pergi, kita akan langsung kembali ke rumah."


Dan saat aku bisa dengan menyesal keluar dari rok Onee-san


"Sekarang aku memikirkannya … berapa banyak yang sudah kamu lihat, huh?"


"Eh?"


"Eh?"


Untuk beberapa alasan, Akane-san kembali.  Onee-san sedang mengangkat sedikit roknya dan aku sedang menjulurkan kepalaku dari antara kedua kakinya.  Melihat kami sedang seperti ini, Akane-san mulai mendekat dengan ekspresi yang hampir datar ... ya, kurasa banyak hal telah berakhir disini.


"Apa yang kalian berdua lakukan?!"


Akane-san menatap kami antara terkejut dan bingung, bagaimanapun juga, ini terlalu buruk, hanya ketika kupikir kami sudah menyingkirkannya, eh semuanya berubah dalam sekejap, aku harus memikirkan sesuatu dan kemudian aku berteriak...


"Ah!  Ada buronan disana!!"


"Buronan?!"


Dan aku pun mulai berlari sambil memegangj tangan Onee-san,


"Onee-san, sekarang!"


“Kemana buronan itu pergi?!"


Kami mulai berlari dan berbelok ke kanan di dalam gang, hatiku sedikit sakit karena telah menipu Akane-san, tapi aku tidak bisa menjelaskannya padanya karena situasinya.  Onee-san dan aku berlari ke arah yang berlawanan, dan ketika Akane-san menyadari bahwa kami telah menipunya, dia mulai mengejar kami, kami harus menjauh sejauh mungkin darinya, dan saat itu hujan turun, tapi aku tidak peduli Jadi kami terus berlari, hingga onee-san mulai melambat dan berhenti.


"Kita sudah ... menjauh darinya."


“Onee-san?!  Oh … sial!"


Aku memperhatikan bahwa dia pingsan dan aku memeluknya untuk menahannya dari terjatuh ... barusan aku memegang onee-san dia tangannya, dan sepertinya dia sangat ingin menahannya agar dia bisa lari darinya tapi ketika kami sudah menjauh darinya, dia akhirnya kehilangan kesadarannya.  Aku menariknya keluar dari lenganku ke kakiku sehingga dia tidak langsung jatuh ke tanah.


"Tidak ada buronan disini!!"


Aku bisa mendengar suara Akane dari kejauhan yang sudah sadar bahwa dia telah ditipu.  Apa yang harus kulakukan…?  tidak, bahkan tidak ada waktu untuk memikirkan itu.


"Permisi."


Aku menggendongnya dan mulai berlari dengan dia di pelukanku.  Sementara hal itu terjadi, hujan mulai turun lebih deras lagi, dalam sekejap, aku sudah basah kuyup, tidak mungkin aku bisa lari langsung menuju ke apartemennya onee-san, ditambah aku sudah berada pada batasku ... aku butuh suatu tempat untuk bersembunyi ...  dan ketika aku sedang memikirkannya...


"Eita-kun..."


Onee-san sedikit tersadar.


"Onee-san, apa kau baik-baik saja!?


 "Ayo pergi ... kesana..."


Dia berkata dengan suara lemah saat dia menunjuk ke sebuah gang dimana ada beberapa lampu neon.  Dengan lampu-lampu menjelang matahari terbenam, itu tampak seperti taman hiburan ... huh? …hotel cinta?!


"Cepatlah…"


Dia memang mengatakan itu tapi ... apa yang harus kulakukan?


Aku tidak bisa terus berlari di tengah hujan ini, dan aku juga tidak bisa membiarkan Akane-san mengejar kami.  Bukannya aku punya jalan keluar lain, tapi jika ini terus berlanjut, ini hanya masalah waktu sampai dia bisa menyusul kami.


"Kupikir kita harus..."


Saat onee-san mengatakan itu, aku mulai mendekat ke arah hotel itu … meskipun kupikir kami punya maksud lain.