Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Beraninya Kamu Menyukai Cewek Lain Ketika Punya Tunangan Secantik Ini?! [Vol 1 Chapter 4.3]

How Could You Like Another Girl When You Already Have A Cute Fiancée Like Me? Bahasa Indonesia




Chapter 4.3: Gula Yang Disiapkan Oleh Pembohong


Saat ini adalah hari musim gugur yang cerah dan menyenangkan.


Di bawah langit biru yang pucat, kosmos merah muda bergoyang di petak bunga di halaman belakang.  Di belakangnya, ada tanaman dengan plakat bertuliskan “Khusus Klub Biologi.”


Dia melihat sekeliling, tetapi tidak ada seorang pun di sana.  Seolah-olah semua murid telah menghilang dari sekolah.  Dari waktu ke waktu, keributan bergema dari koridor, yang memberitahu kita bahwa itu semua adalah ilusi Kouta.


Kouta dan Hisame sedang duduk berdampingan di tepi hamparan bunga.  Mereka berdua membawa bekal mereka masing-masing.


“Ini aneh, bukan?”


Hisame berkata sambil membuka tas makan siangnya.


"Aneh?"


"Aku tidak menyangka bahwa aku akan melihat hampir tidak ada seorang pun di sini."


“Oh, ya, kau benar.  Aku penasaran apa yang sedang terjadi hari ini…”


'Kekuatan psikis macam apa yang digunakan lagi oleh Chris...?'


Dia tidak bisa membayangkan bagaimana caranya untuk bisa menciptakan situasi ini, tapi yang bisa dilakukan Kouta hanyalah menjalankan misinya.


Dia menyajikan makan siang yang telah dia buat selama 5 jam.


"Aku membuat terlalu banyak hidangan tadi malam, dan aku ingin Hisame membantuku untuk memakannya, jika kau tidak keberatan..."


Kotak bento dua tingkat itu diisi dengan berbagai masakan Cina, dan Hisame tentu saja mengalami ledakan masakan Cina tadi berkat arahan Chris.


Hisame melihat kotak makan siang Kouta dan bergumam.


"Cina, huh?"


"Ya."


“Barusan, Westwood-san memposting foto makanan Cina di media sosial.”


Mata panjang dan sipit itu tertuju pada Kouta.


“Apa itu sesuatu yang dibuat oleh Kouta-kun?”


Tatapan tajam miliknya menembus mata Kouta.


Saat pikiran Kouta menjadi kosong, dia melihat sebuah plakat di atas tanaman tepat di belakang kepala Hisame.


"[Itu benar]…?"


Dia pikir dia mungkin telah kehilangan akal sehatnya.


Plakat itu seharusnya bertuliskan “Khusus Klub Biologi”.  Tapi ketika Kouta berkedip, teks di plakat itu telah berubah lagi.


"[Karena Chris merasa senang, jadi kupikir Hisame juga akan merasa senang].”


'Hei, bukankah ini terdengar seperti aku menawarkan sisa makananku? Chris─!'


Dia mengerti logika di balik plakat itu.  Chris sedang mengintai di balik tanaman itu.  Plakat itu ditutupi dengan buku sketsa di mana Chris menuliskan dialog yang pantas untuknya.  Tidak, itu bohong.  Itu tidak pantas sama sekali!


"Ah, tidak, bukan itu maksudku, Hisame!  Makan siang ini bukan sisaan atau semacamnya, ini…!”


Kouta buru-buru membantah, hawa dingin menyelimuti Hisame.  Kouta pun panik.


"Kalau begitu, aku akan memakannya."


“Eh...?”


“Westwood-san memakannya dengan senang, bukan?”


“Eh, ah, iya …”


“Kalau begitu, aku akan memakannya juga.”


'Chris adalah standarnya…? Jika Chris, yang seorang jutawan, menikmatinya, itu tidak mungkin buruk, huh…?'


Bagaimanapun juga, dia merasa lega karena 5 jam yang telah dia habiskan tidak terbuang sia-sia.


Hisame sedang menatap kotak makan siang Kouta. Dan mencoba untuk memutuskan mau makan yang mana dulu.


"Kau bisa makan apa saja yang kau mau.  Karena aku membuat banyak.”


Kouta memakan sepotong chashu (babi chop suey) yang dia buat sendiri.  Hidangan yang sangat dia banggakan, dan mencoba memamerkan kelezatannya kepada Hisame─


“Ngh!?”


Dia langsung mengambil secangkir teh.  Dan langsung menelan chashu yang ada di mulutnya.


'Apa ini...? Chashunya manis sekali!'


Dia tidak bisa mempercayainya.  Chashu babi yang dia buat sendiri entah kenapa rasanya jadi sangat manis.  Itu tampak seolah-olah telah dimasak dengan banyak gula yang dilemparkan ke dalamnya.


'Bagaimana ini bisa terjadi? Aku terlalu mengantuk untuk mencicipinya ketika makanannya sudah selesai, tapi aku tidak percaya bahwa aku akan membuat kesalahan seperti itu…'


Hisame masih menatap kotak makan siangnya, karena merasa sungkan.


Kouta memanfaatkan waktu ini untuk menaruh sumpit di beberapa lauk lainnya.


'Tidak mungkin! Babi asam manis, merica hijau, jiaogulan, pipi ayam, dadih, cabai udang, delapan harta, pot tanah liat, potongan daging babi, semuanya sangat manis, apa yang sedang terjadi disini!?)'


Dia hampir panik.


'Batalkan misi!' begitulah pikirnya.  Misinya harus dibatalkan sekarang.  Dia tidak bisa membiarkan Hisame memakan kelezatan yang terendam oleh banyak gula ini.


Saat Kouta hendak berkata kepada Hisame, “Maaf.  Aku akan membiarkanmu mencicipi makan siangnya lain kali."  Sebuah plakat menarik perhatiannya.


[Tidak apa-apa, lauk yang manis itu.  Biarkan dia memakannya.]


'Haaa?'  Mulut Kouta menganga.


'Bagaimana bisa Chris mengetahui seperti apa rasa makan siangnya...? Apakah dia sudah mencicipinya?'


'Jika itu masalahnya, mengapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?' begitulah pikirnya.


Kertas di plakat diganti dengan penutup.


[Akulah yang memasukkan gula ke dalam makanan Kouta.]


'Tunggu.  Tunggu, tunggu, tunggu!'


Kouta menahan diri untuk tidak berteriak.  Dia memelototi plakat itu.


'Apa yang kau lakukan…!? Apa kau mencoba untuk merusak semua rencana ini!?'


[Tenanglah, Kouta.]


'Bagaimana bisa aku merasa tenang tentang semua ini!?'


[Apa yang akan kukatakan ini adalah fakta yang hanya sedikit orang yang mengetahuinya, Tojo-san memiliki konstitusi yang sedikit unik.]


Ekspresi Kouta dan isi dari plakatnya membuat percakapannya menjadi mungkin.  Kouta berada dalam situasi yang sangat buruk sehingga dia tidak punya waktu untuk terkejut akan ketidaknormalan itu.

[TL: Bisa dibilang Chris bisa membaca apa yang ingin Kouta katakan cuma lewat ekspresinya saja.]


'Itu…?'


[Dia adalah jenius yang langka, yang memiliki otak dengan spesifikasi yang sangat tinggi.]


'Semua orang tahu itu!'


[Otak sebesar itu membutuhkan lebih banyak asupan gula daripada kebanyakan orang.  Dia telah mengkonsumsi permen sejak dia masih kecil, dan sebagai hasilnya, dia hanya menyukai makanan yang manis.]


'Itu konyol' pikirnya.


Aku melihat menu makan siang Hisame.  Bakso, tumis bacon dan bayam, sosis, dan sayuran rebus.  Tidak ada satu pun dari semua itu yang seharusnya terasa manis.


[Dia membawa bekal makan siangnya sendiri setiap hari.  Dia tidak pernah makan di kantin atau di toko.  Itu karena makanan biasa tidak mengandung cukup gula dan rasanya tidak enak baginya.]


'Tunggu sebentar! Aku juga tidak membeli makanan di kantin sekolah. Membawa bekal makan siang bukan berarti bahwa kau hanya menyukai makanan yang manis-manis!'

[TL: Dan membawa bekal juga bukan berarti bahwa kau miskin :D ]


[Lagipula dia menyukai yang manis-manis.  Jika tidak manis, itu tidak baik untuknya.  'Kouta mampu menyadarinya dan menyajikan makanan yang dia suka.' Itulah inti dari strategi ini.]


“Aku bingung, apa yang akan kamu rekomendasikan untukku, Kouta-kun?”


Kouta bergidik saat mendengar suara Hisame.


“Ada apa, Kouta-kun? Kamu terlihat sangat pucat.”


Haruskah dia maju atau mundur?


Kouta bimbang.


'Jika apa yang dikatakan Chris itu benar─ tidak, tapi bagaimana mungkib Hisame memiliki indera perasa yang buruk? Kenapa kau tidak memberitahuku kemarin…!? Biar aku sendiri yang akan membuatnya menjadi lebih manis!'


[Rasa manis tidak akan sesuai dengan seleranya jika dibuat dengan setengah hati atau tidak lengkap.  Aku tidak punya pilihan selain melemparkan banyak gula ke dalamnya.]


“Kouta-kun…?”


Hisame menatapnya.


“Ah…” kata Kouta, suaranya mengeluarkan omong kosong.  Penalarannya berteriak.  Dia benar-benar ingin menyingkirkan makan siang yang buruk itu.  Tapi di balik kepala Hisame, dia bisa melihat kata-kata itu.


[Percayalah padaku, Kouta.]


Percaya ...


Percaya pada Chris─ itu terasa seperti sebuah keyakinan.  Bahkan kepala ikan sarden berasal dari takdir.  Jika dia percaya pada Chris, apakah dia akan terselamatkan?  Jika dia percaya pada Chris, bukan pada alasannya sendiri, bukan pada selera Hisame, tetapi pada strategi Chris, akankah semuanya berjalan dengan baik─?


Benang pikiran pecah di kepala Kouta dengan sebuah poof.


Otak Kouta tidak cukup baik untuk terus memikirkan sesuatu yang tidak bisa dia pahami.


Dia mengambil sepotong daging babi chashu dengan sumpitnya.  Lalu mengulurkannya pada Hisame.


“Ini, ahn~”


Dia benar-benar merasa putus asa.  Jika dia tidak putus asa, dia tidak mungkin akan menyajikan chashu manis padanya.  Bentonya kacau, apalagi Hisame mungkin memiliki kelainan selera, jadi tidak mungkin baginya untuk tidak merasa putus asa.


Wajah Hisame berubah menjadi merah cerah.


Dia merasa ragu.  Dia melihat ke arah chashu, lalu ke wajah Kouta, dan akhirnya, seolah-olah menerimanya, dia menurunkan tatapannya.


“A-Ahn...”


Bulu mata panjang miliknya begitu indah.  Hati Kouta penuh kegembiraan saat dia membuka mulutnya dengan jujur ​​dan malu-malu.


Dia tidak memiliki penyesalan lagi dalam hidupnya.


Sepotong daging babi telah dilemparkan ke dalam mulut Hisame.


Kouta hanya terduduk dan menunggu saat-saat dimana hidupnya akan berakhir.  Yah, setidaknya dewa yang dia percayai akan menjaganya.  Dinding tua gedung sekolah mengingatkannya pada ketidakkekalan akan segala sesuatu.


“Kouta-kun.”


Aku mendengar suara hakim.


“Sungguh sepotong daging babi yang indah dan lezat!”


'Serius─!!!?'


"Aku terkesan.  Ini pertama kalinya aku memakan chashu yang begitu lezat seperti ini.”


Hisame mendesah kagum.


Kouta terkejut seolah-olah dia telah dipukul di bagian belakang kepalanya.


“Jadi, inikah cita rasa masakan rumah Kouta-kun?”


“Eh?  Y-Ya…”


“Bolehkah aku mencicipi yang lain?”


"Tentu saja.  Jika kau sangat menyukainya, kau boleh memakan semuanya…?”


Itu terlalu manis, dan Kouta tidak ingin memakannya sama sekali.


Hisame berkata, “Terima kasih,” dan mulai mencatut makan siang Kouta.  Dari cara dia bereaksi, itu seolah-olah semua lauknya tampak lezat.


'Tidak mungkin.' begitulah pikirnya.  (Untuk yang kedua kalinya)


"Kau tahu, Hisame?"


Kouta melihat kotak makan siangnya untuk memastikan kebenarannya.


“Jika kau tidak keberatan, bolehkah aku mencicipi makan siangmu?”


"Tentu!"


Hisame merasa ragu saat dia memberikan makan siangnya kepada Kouta.


"Yang mana yang kamu mau?"


“Eh.  Kalau begitu, aku mau mencoba sosisnya.”


Itu adalah lauk yang tidak mungkin akan terasa manis.


Hisame mengambilnya dengan sumpitnya.  Lalu dia memalingkan wajahnya.


"A…A…A…Ahn…”


Dia menoleh ke samping dan berkata, "Ahn".  Ketangkasan dan godaannya sukses memenuhi hati Kouta dengan sukacita.


Dia menggigit sosisnya,  Saat dia mulai mengunyahnya, dia mulai tertawa.


Hisame memiringkan kepalanya ke arah Kouta, yang sedang terkekeh datar, “Ahaha…”


"Kenapa?"


“Hisame, apa menurutmu bento milikmu terasa lezat…?”


"Eh?  Bukankah itu sesuai dengan seleramu?”


Hisame juga memakan sosisnya.


“Mogumogu… Sosis ini sangat lezat seperti biasanya, kau tahu…?”

[TL: Mogu = mengunyah.]


Plakat itu melambai di belakang kepala Hisame.


[Kau lihat?  Untung saja kamu percaya padaku.[


Sulit dipercaya, tapi sosisnya semanis Yōkan.

[TL: Yōkan = makanan penutup jeli yang terbuat dari pasta kacang merah, agar, dan gula.  Diambil dari jisho btw.]